Sudah Vaksinasi Covid-19, Terus Terapkan 3M. Ini Pesan Epidemiolog

Reporter

Antara

Sabtu, 16 Januari 2021 20:51 WIB

Petugas kesehatan menyuntikkan Vaksin COVID-19 ke seorang Dokter di Rumah Sakit Umum Andhika, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat, 15 Januari 2021. Tahap pertama vaksinasi Covid-19 akan menyasar sebanyak 1,2 juta tenaga kesehatan yang merupakan garda terdepan dalam penanganan dan vaksinasi tersebut juga akan mengurangi gugurnya dokter dan tenaga kesehatan yang angkanya sudah tinggi. vaksinasi bertujuan untuk membentuk kekebalan tubuh dari infeksi virus Corona atau SARS-CoV-2. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini, banyak harapan terlalu berlebihan terhadap vaksinasi Covid-19. Problemnya saat ini, banyak penerima vaksin yang meragukan vaksin itu sendiri.

Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof. dr. Pandu Riono, mengatakan orang yang sudah disuntik vaksin COVID-19 tetap harus menjaga perilaku 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak.

"Meski sudah divaksin belum ada jaminan mereka menghasilkan antibodi yang cukup. Makanya perlu menjaga perilaku 3M," kata Pandu pada webiner bertema "Vaksinasi COVID19: Perspektif Klinis, Epidemiologis dan Etis", Sabtu, 16 Januari 2021.

Menurutnya, vaksinasi saat ini sudah menjadi tujuan untuk mengatasi pandemi. Namun, masalahnya saat ini mungkinkah hal itu bisa mengatasi pandemi?.

"Pada dasarnya saya meragukan setiap pendapat atau ilmiah terkait mengatasi pandemi ini, supaya kita bisa berpikir kritis," ujarnya.

Advertising
Advertising

Jika dilihat situasi pandemi ini ibarat gunung es, di mana yang terlihat di rumah sakit maupun puskesmas hanya sebagian kecil. Namun faktanya banyak kematian yang tidak dikenali sebagai infeksi COVID-19.

Baca juga: Jaga Kekebalan Tubuh kala Pandemi Covid-19, Ini Kuncinya

"Banyak yang terinfeksi tapi tidak bergejala. Hampir 80 persen tidak bergejala tapi menularkan," jelasnya. "Jangan bilang tenaga kesehatan itu rasional, ada juga profesor hingga tenaga kesehatan cara berpikir tidak rasional atau ragu-ragu soal vaksin."

Meski demikian, ia menekankan vaksin bisa mencegah penularan COVID-19 karena menrangsang antibodi sehingga tidak menjadi COVID-19 yang mematikan.

"Jadi kita berusaha keras untuk menurunkan angka penularan dengan cara 3 M dan 3T (tracing, testing, treatment)," ujarnya.

Hal sama juga dikatakan dokter RS Siloam dan RS Awal Bros Makassar, Bambang Budiono. Ia mengatakan orang yang divaksin sistem tubuhnya membutuhkan waktu agar bisa memproduksi antibodi. Menurutnya, vaksin adalah bentuk dari virus yang utuh, virus yang dinonaktifkan, virus yang dilemahkan, dan virus dimatikan.

Vaksin juga merangsang membentuk antibodi yang baru. Berbagai cara digunakan untuk melatih sistem kekebalan itu.

"Kalau orang sudah divaksin kemudian hura-hura melupakan 3M, maka tidak ada gunanya. Apalagi virus ini bisa bermutasi," katanya.

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

7 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

7 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

18 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

10 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya