OTG Covid-19 Tetap Harus Dipantau Dokter, Jangan Sampai Mendadak Drop

Reporter

Antara

Editor

Rini Kustiani

Kamis, 11 Februari 2021 10:38 WIB

Sejumlah tenaga kesehatan berjalan menuju ruang perawatan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa, 26 Januari 2021. ANTARA/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tanpa Gejala atau OTG Covid-19 disarankan menjalani isolasi mandiri. Isolasi mandiri dapat dilakukan di rumah maupun tempat yang direkomendasikan, seperti wisma, hotel, dan lainnya. Selama menjalani isolasi mandiri, OTG Covid-19 tetap harus terpantau oleh dokter.

Dokter spesialis penyakit dalam, Sayuri Suwandi menyarankan OTG Covid-19 yang menjalankan isolasi mandiri di rumah tetap berkonsultasi ke dokter untuk mencegah kondisi yang tak diinginkan. "Banyak kejadian pasien isolasi mandiri, merasa OTG dengan gejala ringan, tahu-tahu drop," kata Sayuri dalam instagram live Instagram di akun Kawal Covid-19 pada Kamis, 10 Februari 2021.

Kendati tidak merasakan gejala apapun atau hanya muncul gejala ringan, Sayuri mengatakan, memeriksakan diri ke dokter harus dilakukan. Sebab jika baru ke dokter setelah merasakan gejala lanjutan dan kondisi tubuh sudah menurun, maka proses pengobatannya kian sulit.

Sayuri melanjutkan, pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 harus berkonsultasi ke dokter sebagai langkah pertama. Carilah dokter terdekat agar bisa ditangani secara cepat. Apabila belum dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis paru, cari dokter yang bisa menangani secepat mungkin, termasuk dokter umum.

Dokter akan mengevaluasi kondisi pasien secara umum, kemudian menentukan apakah pasien Covid-19 tersebut bisa melakukan isolasi mandiri, diisolasi di fasilitas khusus, seperti Wisma Atlet, atau harus dirawat di rumah sakit. Dokter juga akan memutuskan apakan pasien perlu menjalani pemeriksaan lanjutan.

Advertising
Advertising

Baca juga:
Peluang Ibu Hamil Penyintas Covid-19 Transfer Antibodi ke Bayi

OTG Covid-19 mesti menjalani tes Covid-19 untuk memastikan apakah virus itu masih bersemayam di tubuhnya atau tidak. Jika hasil rapid test antigen menunjukkan hasil positif, maka sebaiknya lanjutkan dengan swab PCR test untuk mengetahui hasil yang lebih akurat. Bila muncul gejala dan hasil rapid test antigen positif, maka orang tersebut memang terinfeksi Covid-19.

"Yang jadi masalah jika seseorang menjalani swab test dengan hasil negatif tapi dia merasakan gejala Covid-19," kata Sayuri. Kondisi seperti itu, menurut dia, kerap lolos dari pemantauan. Sebab itu, Sayuri biasanya menganjurkan pasien bergejala Covid-19 tetap menjalani swab PCR test.

Beberapa indikasi yang harus diwaspadai pasien Covid-19, menurut Sayuri antara lain kehilangan kemampuan mencecap dan mencium. Ditambah riwayat kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. "Kalau sudah muncul gejala seperti itu, pasti positif," ucapnya.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

16 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya