Daftar Peralatan Kesehatan yang Diperlukan Saat Isolasi Mandiri di Rumah

Reporter

Antara

Editor

Rini Kustiani

Kamis, 11 Februari 2021 12:34 WIB

Pasien OTG Covid-19 menerima kiriman makanan dari keluarganya disela menjalani senam pagi di Rumah Sakit Darurat (RSD) Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 16 Desember 2020. Kegiatan senam dan pemeriksaan kesehatan tersebut rutin dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien yang menjalani isolasi mandiri. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian orang tanpa gejala atau OTG Covid-19 menjalani isolasi mandiri di rumah. Sebagian lagi ada yang isolasi di fasilitas pemerintah, seperti Wisma Atlet, sejumlah hotel yang menyediakan layanan isolasi mandiri, dan klinik.

Dokter spesialis penyakit dalam, Sayuri Suwandi menyarankan pasien OTG Covid-19 tetap mendapatkan perhatian dari dokter selama menjalani isolasi mandiri di rumah. Pemantauan ini penting untuk mencegah kondisi pasien OTG Covid-19 tiba-tiba menurun.

"Banyak kejadian orang yang isolasi mandiri baik bergejala maupun tidak bergejala, tiba-tiba drop," kata Sayuri dalam live Instagram akun Kawal Covid-19. Selain pemantauan dari dokter, Sayuri menyampaikan beberapa peralatan kesehatan yang sebaiknya tersedia di rumah saat menjalankan isolasi mandiri:

  1. Termometer
    Ukur suhu tubuh minimal dua kali sehari pada pagi dan sore atau pagi dan malam. Pengukuran suhu tubuh juga dapat dilakukan tiga kali sehari, yakni pagi - siang - malam. Buatlah kurva suhu tubuh untuk mengetahui grafiknya, apakah kian meningkat dan butuh penanganan medis lebih lanjut atau turun yang menandakan demam mulai reda.

  2. Oksimeter
    Oksimeter adalah alat pengukur kadar saturasi oksigen. Alat ini memantau apakah pasien memiliki kadar saturasi oksigen rendah tapi tidak merasa sesak. "Kalau punya oksimeter, bisa terlihat misalkan saturasi oksigennya sudah di bawah 95, ini harus hati-hati karena ada sesuatu yang salah. Normalnya di atas 95," kata Sayuri. Jika saturasi oksigen pada oksimeter menunjukkan angka kurang dari 95, segera hubungi dokter atau langsung ke rumah sakit.

    Apabila tidak memiliki oksimeter, pasien atau pendamping OTG Covid-19 harus mawas diri jangan sampai terjadi kesulitan bernapas. Indikasi kesulitan bernapas bisa berupa nyeri dada atau dada terasa tertekan ketika bernapas, bibir mulai kebiruan, ujung jari terlihat agak ungu. Kalau kondisi ini terjadi, segera cari pertolongan medis.

  3. Alat kesehatan lain sesuai kondisi pasien OTG Covid-19
    Bagi pelaku isolasi maandiri yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, maka harus menyediakan peralatan kesehatan lainnya. Misalkan pasien OTG Covid-19 memiliki riwayat hipertensi, maka siapkan alat pengukur tekanan darah. Mereka yang punya riwayat diabetes, sediakan glucometer untuk mengevaluasi gula darah.

Baca juga:
Ahli di Unpad: OTG Bisa Lolos Rapid Test Antigen Covid-19

Advertising
Advertising

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

16 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya