Gangguan Psikologis pada Penyintas Covid-19, Butuh Dukungan Keluarga

Reporter

Antara

Rabu, 17 Februari 2021 15:11 WIB

Ilustrasi Depresi (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Psikiater dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ mengatakan penyintas COVID-19 bisa mengalami distorsi atau gangguan psikologis akibat infeksi COVID-19 yang pernah dialami.

"Jadi, memang pada pasien COVID-19 itu bisa dipastikan ada distorsi psikologis yang dialami," kata Nova, yang juga merupakan Secretary General-Asian Federation of Psychiatric Asociations, dalam konferensi pers Satgas Penanganan COVID-19 secara virtual dari Graha BNPB di Jakarta, Rabu, 17 Februari 2021.

Nova mengatakan fakta tersebut dapat dibuktikan dari beberapa penelitian, baik di dalam maupun luar negeri. Salah satunya yang dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, yang melakukan swaperiksa secara random, baik terhadap orang-orang yang telah terinfeksi maupun yang belum terinfeksi COVID-19.

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap sekitar 4.010 orang tersebut menunjukkan 64,8 persen di antaranya mengalami masalah psikologis, 65 persen mengalami cemas, dan 62 persen mengalami depresi. Untuk menyorot lebih jelas gangguan psikologis yang dialami penyintas COVID-19, Nova menunjukkan penelitian lain dari asesmen secara daring yang dilakukan di Cina terhadap 730 pasien COVID-19 di sebuah rumah sakit. Hasil asesmen tersebut menunjukkan prevalensi gejala-gejala stres pascatrauma yang berhubungan dengan COVID-19 mencapai 96,2 persen.

Baca juga: Syarat Vaksinasi Covid-19 bagi Penyintas dan Pemilik Komorbid

Advertising
Advertising

Sementara penelitian lain di Daegu, Korea Selatan, yang dilakukan dengan wawancara via telepon terhadap sekitar 64 penyintas COVID-19 menunjukkan 20,3 persen di antaranya mengalami gangguan stres pascatrauma atau PTSD.

"Kalau PTSD berbeda karena durasinya harus minimal 1 bulan. Jadi, berbeda dengan reaksi stres akut, yang mana ini hanya terjadi antara 3 harian," jelasnya.

Dari beberapa penelitian tersebut, Nova mengatakan penyintas COVID-19 memang memiliki kecenderungan yang sangat tinggi untuk mengalami gangguan psikologis akibat peristiwa traumatis yang pernah dialami akibat COVID-19.

"Stres ini kemudian dipersepsikan sebagai apa dan bagaimana emotional reaction-nya. Ternyata, tadi ada yang menyalahkan diri sendiri dan sebagainya. Sedangkan ini akan berpengaruh lagi ke bagaimana penyintas melakukan manajemen stres," ujarnya.

Untuk mengatasi hal tersebut memang harus ada kemampuan dari penyintas untuk bisa menghadapi masalah dan kemampuan itu perlu dukungan semangat dari keluarga dan lingkungan sekitar.

Jadi harus ada dukungan yang sebaiknya bisa diberikan sesegera mungkin," ujar Nova.

Dukungan keluarga dan bantuan psikologi itu diharapkan bisa memberikan resiliensi atau kemampuan bagi penyintas untuk bisa bertahan walaupun dihadapkan pada stres akibat peristiwa besar dalam hidup, salah satunya karena terinfeksi COVID-19.

Berita terkait

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

9 jam lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

10 jam lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

22 jam lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

3 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

4 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

5 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

5 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya