Vaksinasi Covid-19, Lebih Afdol Bila Sebelumnya Penerima Dites Antigen

Reporter

Antara

Minggu, 14 Maret 2021 20:46 WIB

Pekerja wisata di Senggigi Lombok mendapatkan vaksinasi Covid-19. Dok. Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat, NTB.

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam rangka pengendalian pandemi COVID-19 di Indonesia, pemerintah tengah menggencarkan vaksinasi untuk mengejar target kekebalan kelompok secepat mungkin. Kondisi warga yang memiliki antibodi terhadap COVID-19 akan terbentuk kira-kira 2,6 tahun jika dikalkulasikan dari kecepatan suntikan, menurut Menteri Kesehatan adalah 400.000 suntikan per hari untuk 70 persen dari jumlah penduduk Indonesia pada 2020 sebanyak 271.349.889 jiwa.

Namun, ada beberapa kasus orang yang sudah disuntik vaksin masih tertular COVID-19. Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Prof. Dr. dr. Syamsul Arifin MPd., menyarankan vaksinasi COVID-19 didahului tes cepat antigen sebagai langkah pemeriksaan awal.

"Kebijakan yang dilaksanakan saat ini adalah vaksinasi massal tanpa pemeriksaan atau tes cepat antigen maupun tes usap PCR. Tentu kita tidak bisa memastikan apakah saat itu orang yang divaksin bebas COVID-19 atau tidak," kata Syamsul.

Menurutnya, pelaksanaan vaksinasi sekarang sangat tergantung kejujuran warga dalam memberikan informasi kesehatannya kepada petugas skrining, terutama kondisi yang merupakan kontra indikasi mutlak pemberian vaksin, misalnya penyakit autoimun.

Di samping itu, jika ada warga yang sedang terkonfirmasi COVID-19 lolos, vaksinasi massal tanpa tes dan telusur kontak yang memadai akan membiarkan virus corona leluasa menyebar. Parahnya, akan membahayakan warga lain yang sedang hadir saat pelaksanaan vaksinasi dan bahkan petugas yang memberikan pelayanan jika tidak menjalankan protokol kesehatan dan menggunakan alat pelindung diri (APD) dengan baik dan benar.

Advertising
Advertising

Baca juga: Tak Rasakan Efek Samping Vaksinasi Covid-19, Bukan Tanda Vaksin Tak Bekerja

Menurut Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM ini, meskipun pada saat pelaksanaan skrining warga yang terkonfirmasi positif lolos dan selanjutnya dilaksanakan vaksinasi, secara individual vaksin tidak memberikan efek negatif bagi bahan aktif vaksin COVID-19 yang berasal dari virus yang dimatikan seperti Sinovac.

Terkait temuan orang positif setelah vaksinasi, menurut Syamsul, kemungkinan ada tiga. Pertama, orang yang divaksin sebelumnya sudah positif namun tanpa gejala (OTG). Padahal, virus corona di vaksin yang beredar sekarang sudah mati, maka kemungkinan kecil dapat menyebabkan terinfeksi COVID-19.

Kedua, jika sebelumnya memang negatif COVID-19, maka antibodi yang digunakan untuk pertahanan terhadap penyakit ini belum terbentuk karena rata-rata antibodi terhadap COVID-19 secara sempurna terbentuk pada minggu keempat setelah mendapatkan dua kali vaksinasi dengan jeda 14 hari. Oleh karena itu, setelah vaksinasi harus tetap disiplin dalam penerapan protokol kesehatan.

Kemungkinan ketiga, efikasi vaksin COVID-19 yang sekarang dalam program vaksinasi hanya 65 persen. Jadi, meskipun empat minggu setelah vaksinasi masih ada kemungkinan gagalnya, yaitu sekitar 35 persen, sehingga jika kontak dengan OTG dan yang terkonfirmasi tanpa protokol kesehatan tetap kemungkinan dapat tertular.

Berita terkait

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

1 jam lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

21 jam lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

1 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

1 hari lalu

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

2 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

7 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya