COVID-19 Bikin Semakin Banyak Orang Alami Susah Tidur, Stres Salah Satu Penyebab

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Kamis, 18 Maret 2021 20:45 WIB

Ilustrasi tidur/Phillips

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar tidur dokter Andreas Prasadja, RPSGT dari Snoring and Sleep Disorder Clinic di RS Mitra Kemayoran Jakarta mengungkap bahwa sejumlah pasiennya mengalami masalah tidur sejak pandemi COVID-19 dimulai di Indonesia. "Telah terjadi perubahan komposisi masalah tidur pada pasien saya. Sebelum pandemi, 50 persen pasien yang datang ke saya mengalami insomnia, sementara 50 persen lagi sleep apnea. Sekarang, 70 persen pasien saya adalah pasien insomnia dan 30 persen sleep apnea," kata Andreas dalam siaran pers, Kamis 18 Maret 2021.

Baca: Antara Tidur Berkualitas dan Gangguan Tidur, Simak Penjelasan Pakar

Ada beberapa dampak buruk bagi orang yang mengalami masalah tidur. Kurang tidur dapat mengakibatkan produksi hormon stres meningkat, sehingga melemahkan sistem imun tubuh. "Selain itu, bisa juga menyebabkan pembengkakan pada tubuh. Karenanya, mendapatkan tidur berkualitas menjadi lebih penting lagi di tengah pandemi ini," kata Andreas.

Menurut hasil studi tidur global Philips 2021 yang dirilis dalam rangka World Sleep Day 2021, masyarakat di kawasan Asia-Pasifik dan di seluruh dunia, mengalami setidaknya satu atau lebih tantangan tidur sejak awal mula COVID-19, dengan hampir dua pertiga (62 persen) responden menyatakan pandemi telah berdampak secara langsung terhadap kemampuan mereka untuk tidur nyenyak.

Seperti ketakutan dan kekhawatiran dalam situasi krisis umumnya, pandemi ini telah memperburuk masalah tidur masyarakat dunia. Hampir setahun setelah COVID-19 merebak, masyarakat di Asia Pasifik melaporkan bahwa mereka tidur lebih banyak, dengan rata-rata 7,2 jam per malam (dibandingkan 7,1 jam pada studi di 2020). Sayang data itu juga menyebutkan bahwa mereka merasa tidak puas dengan tidur mereka.

"Bagi setengah dari responden survei di Asia Pasifik, pola tidur mereka telah berubah Ketika pandemi melanda – hampir seperempat (22 persen) menyatakan bahwa waktu tidur malam mereka berkurang setiap malam, dengan hanya 35 persen mengaku merasa cukup istirahat ketika bangun pagi, dan 44 persen mengalami kantuk di siang hari," kata Pim Preesman, Presiden Direktur Philips Indonesia.

Advertising
Advertising

Mendapatkan tidur yang nyenyak hingga pagi merupakan tantangan bagi banyak orang. Responden studi mengalami kesulitan seperti terbangun di tengah malam (42 persen), kesulitan tertidur (33 persen), dan sulit untuk tetap tertidur (26 persen).

Kekhawatiran dan stres menjadi alasan utama mengapa orang dewasa di Asia Pasifik kurang tidur (21 persen), disusul oleh penggunaan gawai seperti ponsel dan tablet (17 persen) serta lingkungan tidur (16 persen).

Ada beberapa alasan masyarakat di kawasan Asia-Pasifik lebih lama terjaga. Salah satu alasan paling umum adalah karena mereka khawatir atau mengalami stres. Sebanyak 54 persen dari responden mengatakan mereka khawatir karena masalah finansial. 52 responden menjawab mereka stres karena tanggung jawab pekerjaan. Lalu 38 persen responden menjawab mereka mengkhawatirkan soal kesehatan diri dan keluarga. Selanjutnya, 34 persen orang juga stres karena kondisi keluarga secara umum. Lalu ada 43 persen responden lagi merasa khawatir dengan pandemi COVID-19 yang masih berlanjut.

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

8 menit lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

46 menit lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

3 hari lalu

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

Seseorang perlu waspada agar tidak mengonsumsi paracetamol bersamaan dengan minum kopi. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

3 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

6 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya