Dikenal Ramah, Kepribadian Ekstrovert Juga Punya Sisi Lain

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 20 Maret 2021 17:07 WIB

Ilustrasi warna dan kepribadian. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Kepribadian ekstrovert sering dilabeli di lingkungan sebagai ice breaker atau pencair suasana sebab kemampuannya extrovert cenderung menjadi lebih bersemangat untuk melakukan banyak hal jika mereka berada di lingkungan yang interaktif.

Berbeda dengan kepribadian Introvert, orang dengan kepribadian ekstrovert ini senang berada dalam situasi sosial dan terlibat aktif di dalamnya sebab dengan berinteraksi dengan banyak orang, ia dapat menambah energinya ekplorasi dari hasil interaksinya itu.

Menurut ilmuan yang mengembangkan konsep psikologi analitik atau psikoanalisis, Carl Gustav Jung, kepribadian ekstrovert adalah orientasi segala sesuatu ditentukan oleh faktor-faktor objektif, faktor-faktor luar, maka orang tersebut memiliki orientasi yang ekstrover. Lantas pada umumnya suka berteman, ramah, dan memiliki banyak teman.

Individu dengan kepribadian ekstrovert juga merupakan individu yang sangat baik dalam hal komunikasi karakteristiknya yang spontan, namun bisa berbalik jika tidak dibarengi dengan kehati-hatian.

Tipe kepribadian yang dimiliki oleh individu ekstrovet adalah activity yakni menyukai berbagai bentuk aktivitas fisik, termasuk bekerja keras dan olahraga, sering bangun pagi, bergerak cepat dari satu aktivitas ke aktivitas lain, serta memiliki banyak minat yang luas terhadap berbagai hal. Secara socialbility orang dengan kepribadian ekstrovert sangat membutuhkan kehadiran orang lain, menyukai pesta dan bersenang-senang, cepat akrab, merasa nyaman dalam situasi sosial.

Dalam mengambil keputusan orang dengan kepribadian ekstrovert memiliki tipe risk talking, dimana suka hal-hal yang berbahaya, mencari kesenangan tanpa memikirkan akibat negatif yang akan diterimanya. Sebab suka bertindak secara spontanitas, orang dengan kepribadian ekstrovert jadi seorang yang impulsif, di mana tindakannya yang tergesa-gesa kurang pertimbangan, kurang berhati-hati dalam mengambil keputusan hingga mudah berubah.

Advertising
Advertising

Masih ada beberapa tipe kepribadian ekstrovert seperti ekpresif yakni kondisi yang lebih terbuka di lingkungan sosial, tipe ini sangat menonjol untuk mengetahui seorang individu tersebut bertipe ektsrovert sebab individu ini tidak segan-segan mengutara semua yang dirasakannya seperti rasa emosi, benci dan takut.

Baca: Kenali Kepribadian Anak Introvert, Ekstrovert Atau Yang Lain

Namun kepribadian yang suka bergemul dengan keramain, tidak melulu memberikan efek yang baik bagi para individu dengan kepribadian ektrovert. Interaksi yang terus mengandalkan kehadiran banyak orang sering menimbulkan ketergantungan, dimana individu dengan kepribadian ekstrovert akan merasa tak diacuhkan ketika lingkungan sekitarnya menjauh darinya, akibatnya nanti pribadi ekstrovert cenderung menjadi overthinking terhadap respon-respon subjektif yang dihadapinya.

Selain itu dampak ketergantungan yang bisa ditimbulkan adalah sikap mengandalkan orang lain, walaupun diyakini kepribadiaan ekstrovert penuh dengan kepercayaan diri, namun bukanlah hal yang mustahil sikap mengandalkan orang lain menjadi hambatan tersendiri bagi kepribadian ekstrovert.

Mengutip dari laman Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) bidang Pendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling (P4bk) milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ada beberapa ciri-ciri kepribadi ekstrovert yang dapat dikenali

    1. Senang bekerja kelompok dan tidak suka kesendirian
    2. Senang jadi pembicara daripada pendengar
    3. Senang berinteraksi dan bersosialisasi
    4. Cenderung spontan dalam bertindak / berbicara
    5. Menyukai popularitas dan senang menjadi pusat perhatian

Kondisi pandemi seperti sekarang ini memang agak meyulitkan bagi individu dengan kepribadian ekstrovert, maka ini waktu yang baik bagi ekstrovert untuk belajar menghabiskan waktu bersenang-senang dengan diri sendiri. Jika satu kondisi ini menyebabkan gangguan yang tidak wajar terhadap kesehatan mental, maka ada baiknya untuk berkonsultasi kepada halinya. Menurut beberapa publikasi pribadi yang biasa berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, cenderung lebih mudah alami stres hingga depresi, salah satunya seperti cabin fever.

TIKA AYU

Berita terkait

Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

5 jam lalu

Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

Penelitian menyebut cuaca panas ekstrem dapat berdampak besar pada kesehatan mental. Berikut berbagai dampaknya.

Baca Selengkapnya

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

17 jam lalu

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

1 hari lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

2 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

4 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

4 hari lalu

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

Para ibu perlu menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman ketika beraktivitas dan tenang ketika mengasuh anak.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

6 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

11 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

13 hari lalu

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah

Baca Selengkapnya