Penelitian Sebut Tak Ada Efek Buruk Covid-19 pada Puasa Ramadan

Reporter

Antara

Senin, 5 April 2021 19:50 WIB

Ilustrasi puasa ramadan. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Ramadan sudah di depan mata. Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Global Health, Inggris, mengungkapkan puasa aman dilakukan selama pandemi COVID-19. Studi mengungkap setidaknya para warga muslim di Inggris tak ada yang mati karena infeksi virus corona. Selama empat minggu Ramadan, umat Islam di seluruh dunia tak boleh makan dan minum sejak fajar hingga matahari terbenam.

"Temuan kami menunjukkan praktik yang terkait dengan Ramadan tidak memiliki efek merugikan pada kematian akibat COVID-19," kata laporan itu.

Ada banyak komentar yang menunjukkan perilaku dan praktik budaya komunitas minoritas di Inggris menjelaskan peningkatan keterpaparan mereka terhadap pandemi, mengacu pada saran dari beberapa komentator Inggris pada 2020 bahwa mungkin ada lonjakan infeksi selama Ramadan.

"Klaim ini tidak berdasarkan bukti. Sebaliknya, mereka adalah gangguan yang tidak membantu dari ketidaksetaraan dalam faktor penentu sosial kesehatan, terutama ketidaksetaraan dalam kondisi hidup dan kerja, yang telah menjadi pendorong utama ketidaksetaraan kesehatan untuk semua kelompok yang kurang beruntung secara sosial sebelum dan juga selama pandemi COVID-19," lanjutnya.

Baca juga: Ramadan Segera Tiba, Sudah Tahu Cara Persiapkan Anak Belajar Puasa?

Advertising
Advertising

Laporan itu didasarkan pada analisis komparatif tingkat kematian COVID-19 selama Ramadan tahun 2020, yang dimulai pada 23 April 2020, tak lama setelah gelombang pertama pandemi memuncak di Inggris. Perayaan biasa dan salat berjamaah di masjid dibatalkan selama bulan itu, sejalan dengan lockdown nasional.

Para peneliti menganalisis tingkat kematian di lebih dari selusin wilayah otoritas lokal di Inggris, di mana populasi Muslim setidaknya 20 persen. Mereka menemukan kematian terus menurun di daerah-daerah tersebut selama periode Ramadan.

Tren ini berlanjut setelah Ramadan, menunjukkan tidak ada efek merugikan yang tertinggal dari puasa di wilayah Muslim. Salman Waqar, yang ikut menulis penelitian tersebut, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa temuan tersebut menunjukkan puasa Ramadan tidak memiliki efek merugikan pada hasil COVID-19.

Dia mengindikasikan data tersebut juga bertentangan dengan komentar dari beberapa politisi dan komentator lain bahwa komunitas tertentu, khususnya, Muslim, bertanggung jawab atas peningkatan kasus tahun 2020. Al Jazeera menghubungi Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial (DHSC) Inggris untuk mengomentari laporan tersebut.

Sebagai tanggapan, juru bicara pemerintah tidak menanggapi temuan laporan tersebut secara langsung tetapi mengatakan ada bukti jelas bahwa COVID-19 telah berdampak secara tidak proporsional pada kelompok tertentu.

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

10 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

6 hari lalu

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

BFI Finance mencatat laba bersih terkumpul pada kuartal I sebesar Rp 361,4 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

7 hari lalu

Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

Gopay menyalurkan zakat dan donasi dengan total Rp 31 miliar yang terkumpul selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

14 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Tergelincir, Analis: Perputaran Besar saat Ramadan dan Idul Fitri Tak Mampu Membendung Dolar AS

15 hari lalu

Rupiah Tergelincir, Analis: Perputaran Besar saat Ramadan dan Idul Fitri Tak Mampu Membendung Dolar AS

Rupiah tergelincir 76 poin atau 0,47 persen menjadi Rp16.252 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.176 per dolar AS.

Baca Selengkapnya