Harus Isolasi Mandiri, Perhatikan Apa yang Boleh dan Tidak Dilakukan

Reporter

Bisnis.com

Editor

Mitra Tarigan

Senin, 3 Mei 2021 15:33 WIB

Aurel Hermansyah menemani Atta Halilintar yang sedang isolasi mandiri, menikmati pisang goreng madu buatannya. (Tangkapan layar Youtube.com/Aurelie Hermansyah)

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak semua kasus positif Covid-19 membutuhkan rawat inap di rumah sakit atau fasilitas karantina dari pihak kesehatan. Pada beberapa kasus, sebagian besar penyintas Covid-19 dapat dirawat di rumah dan menjalankan isolasi mandiri di bawah pengawasan dokter. Melansir dari timesnownews, dokter dari Rumah Sakit Wockhardt Mumbai memberi tahu tanda-tanda apa yang harus diwaspadai pasien.

Gelombang kedua infeksi yang dipicu oleh virus corona terus menambah jumlah korban di India. Dalam banyak kasus, karena terus meningkatnya jumlah pasien secara tiba-tiba, rumah sakit kewalahan sehingga banyak pasien yang tidak dapat kapasitas penanganan. Untuk itu, kasus pasien ODP (Orang Dalam Pantauan) dapat ditangani dengan lakukan isolasi mandiri di rumah.

Inilah yang harus dilakukan :
a. Jika mengalami gejala ringan maka Anda bisa tinggal di rumah dan menjalani pengobatan.
b. Isolasi diri Anda di ruangan terpisah yang memiliki toilet di dalam ruangan tersebut.
c. Jika Anda mengalami demam ringan maka dapat menggunakan parasetamol.
d. Periksa demam dan kadar oksigen setidaknya 10-15 kali sehari. Anda dapat mengatur pengingat untuk itu di ponsel.
e. Jika kadar oksigen di saluran pernapasan antara 94-100, tidak perlu khawatir. Jika turun di bawah 94, hubungi dokter.
f. Diet cairan agar makanan mudah mencerna, dan minum air putih minimal 8-10 gelas.

Sebaliknya jangan lakukan ini :
a. Jangan mengonsumsi steroid atau Remdesivir tanpa resep dokter jika Anda mengalami gejala ringan.
b. Jika gejalanya parah, hubungi dokter dari waktu ke waktu.
d. Jika viral load tinggi, Anda akan mengalami demam setidaknya selama 5-7 hari dan kadar oksigen akan menurun. Jadi, teruslah periksa demam dan kadar oksigen pada saluran pernapasan.
d. Jika kadar oksigen terus turun, maka segera ke rumah sakit.
e. Cobalah cek dulu ke rumah sakit terdekat mengenai ketersediaan tempat tidur. Ketahui rumah sakit mana yang memiliki ventilator, ICU, atau tempat tidur oksigen.
f. Untuk tabung oksigen, Anda harus menghubungi lembaga pemerintah. Jangan sembarangan membeli tabung oksigen warna hitam dan membuang waktu. Penting untuk mendapatkan suplai oksigen pasien pada waktu yang tepat.
g. Jangan minum obat apa pun tanpa resep dokter.
h. Jangan google untuk mencari resep obat. Sebaliknya, bicarakan dengan dokter keluarga Anda.
i. Jika gejala memburuk, rujuk pasien ke rumah sakit, meskipun Anda memiliki tabung oksigen di rumah. Itu karena setiap momen perawatan kritis penting untuk menyelamatkan nyawa yang berharga.
j. Jangan melakukan perawatan di rumah jika gejalanya parah.
k. Demam tinggi selama lebih dari 7 hari, kadar oksigen rendah, diare, gangguan pernapasan, dan nyeri dada adalah beberapa gejala yang mengindikasikan Anda perlu dirawat di rumah sakit segera.

Baca: Aurel Hermansyah Menggoda Atta Halilintar Saat Isolasi Mandiri: Kasur Bergoyang

Advertising
Advertising

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

23 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

1 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

2 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

3 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

4 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya