Ancaman Varian Baru Covid-19 dan Cara Mencegahnya

Reporter

Antara

Jumat, 21 Mei 2021 14:56 WIB

Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi (paru) RSUP Persahabatan, Erlina Burhan, mengatakan mutasi pada virus yang kemudian memunculkan varian baru seperti pada kasus COVID-19 terjadi seiring penularan virus corona. Setiap virus yang masuk ke tubuh manusia mereplikasi diri.

Pada prosesnya bisa terjadi kesalahan sehingga menjadi berbeda dari virus awal. Lalu, apakah varian virus ini lebih kuat dari virus asli?

Ada dua kemungkinan, biasa saja, lemah atau kuat. Apabila variasi yang terbentuk meningkatkan risiko terhadap manusia, yakni meningkatkan transmisi atau penularan, virulensi atau menimbulkan keparahan lebih daripada nonvarian dan menurunkan efektivitas tatalaksana serta vaksin, maka dia tergolong variants of concern atau perhatian khusus.

"Tiga hal ini, item yang diaplikasikan kalau satu varian ada. Kalau salah satu ada maka masuk ke variants of concern. Jadi, semakin banyak infeksi pada suatu populasi, semakin banyak penularan, maka copy paste virus selalu ada artinya, potensi mutasi akan terus meningkat," kata Erlina.

Saat ini, setidaknya ada tiga varian yang masuk kategori variants of concern yakni B117, B1351, dan P1. Varian B117 asal Inggris dilaporkan meningkatkan transmisi atau penyebaran, sementara B1351 asal Afrika Selatan selain bisa menimbulkan dampak penularan juga berdampak menurunkan efektivitas vaksin, demikian juga varian P1 dari Brazil.

Advertising
Advertising

Terkait vaksin, data menunjukkan efektivitas vaksin Novavax terhadap B1351 mengalami penurunan sampai 49 persen, padahal vaksin ini memiliki efikasi sampai 95,6 persen terhadap varian umum corona. Penurunan efektivitas juga terjadi pada vaksin Johnson & Johnson (J&J) menjadi 57 persen. Vaksin ini sebenarnya dikatakan 66 persen efektif terhadap COVID-19 secara umum. Pada vaksin AstraZeneca disebutkan juga terjadi penurunan namun para ahli belum bisa mengambil kesimpulan karena menunggu beberapa hasil penelitian lain.

"Yang justru menjadi perhatian yakni varian asal Afrika B1351, dikatakan proteksi vaksin AstraZeneca rendah karena efikasinya turun signifikan terutama proteksi pada tingkat ringan dan sedang. Untuk yang berat belum ada hasilnya. P1 terhadap Novovax, sedikit penurunan tetapi masih memenuhi kriteria yang direkomendasikan WHO," ujar Erlina.

Di Indonesia sendiri sudah terdapat 16 kasus varian baru COVID-19, antara lain dua kasus B1617 asal India di Jakarta, satu kasus B1351 asal Afrika di Bali, 13 kasus B117 asal Inggris di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Bali. B117 bahkan sudah terdeteksi sejak Maret di Indonesia.

Di India, B1617 ditemukan pada Desember 2020 seiring penularan yang sangat tinggi di negara itu. Varian ini dikatakan lebih menular dari virus asli tetapi masih memerlukan data lebih lanjut. Ada juga kemungkinan B1617 juga mengurangi efektivitas vaksin COVID-19 yang tersedia saat ini.

Kepala staf teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk COVID-19, Maria van Kerkhove, seperti dikutip dari Al-Jazeera mengatakan B1617 awalnya terdeteksi di India dengan dua mutasi yakni E484Q dan L452R. Walau tak masuk dalam variants of concern, B1617 masuk dalam kategori variant of interest (VOI), tetap berbahaya, menurut mantan profesor di Harvard Medical School, William A. Haseltine. Dia menyebut varian B1617 memiliki semua ciri khas virus yang sangat berbahaya.

Apakah vaksin bekerja melawannya? Sulit untuk mengetahui dengan pasti tanpa data dan penelitian yang memadai. India beberapa waktu lalu masih menguji apakah varian baru COVID-19, termasuk B1617, mampu lolos dari kekebalan atau tidak. Kekebalan mengacu pada kemampuan patogen untuk menghindari respons kekebalan tubuh manusia. Ini berarti antibodi yang dibuat setelah vaksinasi atau infeksi sebelumnya mungkin tidak melindungi seseorang dari infeksi.

Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Tjandra Yoga Aditama, mengatakan salah satu cara mencegah munculnya varian baru virus corona ialah menekan kejadian penularan kasus di masyarakat. Pencegahan penularan bisa dilakukan orang-orang dengan menerapkan protokol kesehatan, meliputi #pakaimasker, rutin #cucitangan, #jagajarak, mengurangi mobilitas, menjauhi kerumunan, serta vaksinasi.

Kemudian, untuk mengendalikan varian dari luar negeri masuk ke Indonesia, ada tiga cara yang bisa dilakukan, yakni memperkuat pemeriksaan untuk semua orang yang datang, meningkatkan tes whole genome sequencing dan surveilans di komunitas, dan di fasilitas kesehatan.

Di sisi lain, saat ada varian atau mutasi virus corona, para pakar selalu menganalisis dampaknya terhadap empat hal, yaitu pada kemampuan diagnosis dengan PCR, kemungkinan peningkatan penularan, kemungkinan penyakit menjadi makin berat, serta apakah ada dampaknya terhadap efikasi vaksin. Jadi, merujuk pada pernyataan pakar kesehatan mengenai virus bermutasi sepanjang waktu. Beberapa mutasi bisa melemahkan virus sementara yang lain mungkin membuatnya lebih kuat, memungkinkannya berkembang biak lebih cepat atau menyebabkan lebih banyak infeksi.

Apabila semakin banyak infeksi pada suatu populasi, maka kemungkinan mutasi virus semakin meningkat. Oleh karena itu, menekan angka penularan COVID-19 masyarakat menjadi salah satu cara mencegah mutasi berlangsung terus menerus. Pencegahan yang bisa dilakukan termasuk dengan penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi untuk mencapai kekebalan kelompok.

Baca juga: 3 Tanda Infeksi Covid-19 yang Terlihat dari Kulit

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

23 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Soal Sidang Etik Digelar pada 2 Mei, Nurul Ghufron Tuding Dewas KPK Tak Menghormati Hukum

1 hari lalu

Soal Sidang Etik Digelar pada 2 Mei, Nurul Ghufron Tuding Dewas KPK Tak Menghormati Hukum

Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, mengatakan telah melaporkan dugaan pelanggaran etik anggota Dewas KPK Albertina Ho sejak bulan lalu.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Mulai Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei Mendatang karena Alat Bukti Sudah Cukup

1 hari lalu

Dewas KPK Mulai Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei Mendatang karena Alat Bukti Sudah Cukup

Dewas KPK akan memulai sidang dugaan pelanggaran etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron soal penyalahgunaan wewenang dalam kasus korupsi di Kementan.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

1 hari lalu

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

Boyamin Saiman menyambangi KPK hari ini untuk menyampaikan surat permohonan bantuan kepada Nurul Ghufron. Satire minta dibantu mutasi PNS.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

9 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

9 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

15 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya