Bahaya Gangguan Makan bagi Kesehatan, Waspadai Penyakit Ini
Reporter
Bisnis.com
Editor
Yayuk Widiyarti
Selasa, 25 Mei 2021 10:08 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan makan adalah gangguan mental terkait makan. Penderita gangguan ini dapat mengonsumsi terlalu sedikit atau terlalu banyak makanan serta terobsesi pada berat badan atau bentuk tubuh.
Ada beberapa jenis gangguan makan. Namun, tiga jenis yang paling sering dijumpai adalah anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan makan berlebihan. Gangguan ini bisa terjadi pada usia berapa pun, namun lebih sering dialami oleh remaja, usia 13-17 tahun.
Penyebab gangguan makan ini biasanya merupakan gabungan dari faktor genetik, biologis, serta masalah psikologi. Untuk menanganinya, psikiater dapat melakukan psikoterapi dan pemberian obat antidepresan atau antikecemasan. Gejala yang dirasakan penderita gangguan makan bervariasi, tergantung dari jenis gangguannya. Gejala gangguan makan berlebihan biasanya berupa:
Bulimia nervosa
Bulimia nervosa merupakan gangguan makan yang membuat penderita ingin segera membuang makanan yang dikonsumsi dengan cara yang tidak sehat, antara lain dengan:
-Memuntahkan kembali
-Menggunakan obat pencahar atau obat yang membuang cairan tubuh.
Tindakan tersebut dilakukan karena penderita merasa bersalah telah makan banyak dan takut berat badan berlebih. Akibat perilakunya, penderita bulimia dapat merasakan gangguan berupa:
-Peradangan pada tenggorokan.
-Membengkaknya kelenjar ludah pada leher dan rahang.
-Dehidrasi parah karena kekurangan cairan.
-Gangguan pencernaan, seperti penyakit refluks asam lambung (GERD) atau irritable bowel syndrome (IBS).
-Gigi sensitif dan rusak.
-Gangguan elektrolit.
Anoreksia nervosa
Gangguan ini membuat penderitanya membatasi asupan makan karena merasa berat badan berlebih, meskipun pada kenyataan tubuhnya sudah ramping atau justru terlalu kurus. Penderita anoreksia nervosa juga akan menimbang berat badan secara berulang-ulang. Asupan kalori yang terlalu sedikit pada penderita anoreksia nervosa dapat menyebabkan gangguan berupa:
-Tumbuhnya rambut atau bulu halus di seluruh tubuh (lanugo).
-Kulit kering
-Otot menjadi lemah
-Sering merasa kedinginan akibat suhu tubuh yang rendah.
-Menstruasi menjadi tidak teratur, bahkan tidak mengalami haid.
-Hipotensi atau darah rendah
-Anemia atau kurang darah
-Tulang keropos
-Beberapa organ tidak berfungsi (kegagalan multiorgan).
Gangguan di atas dapat berakibat fatal hingga mengakibatkan penderita meninggal. Kelaparan juga dapat menyebabkan penderita merasa sangat putus asa hingga melakukan percobaan bunuh diri. Sayangnya, orang yang mengalami gangguan makan sering kali tidak merasa butuh bantuan.
Bila khawatir dengan perilaku seseorang yang tidak wajar saat makan, cobalah bicarakan dengannya mengenai perilaku janggal tersebut dan bujuk agar ia mau berkonsultasi dengan psikiater. Perilaku janggal yang perlu diwaspadai antara lain adalah:
-Mengganggap makan tidak penting dan tidak makan merupakan hal yang wajar.
-Selalu mengkhawatirkan berat badan dan sangat takut gemuk.
-Sering bercermin
-Menggunakan suplemen, obat herbal, atau obat pencahar untuk menurunkan berat badan.
-Cenderung menghindari makan bersama keluarga atau teman-teman.
Baca juga: Body Shaming Akibatkan Gangguan Makan, Simak Jenis dan Gejalanya