Waspadai Thalassemia pada Anak, Cek Gejalanya

Reporter

Antara

Selasa, 1 Juni 2021 09:01 WIB

Donor darah untuk penderita penyakit Thalassemia diselenggarakan di Gedung Sate, Bandung, Jumat (13/11). Jabar merupakan daerah tertinggi kedua penderita Thalassemia setelah Jakarta. TEMPO/ Aditya Herlambang

TEMPO.CO, Jakarta - Thalassemia merupakan kelainan pada darah yang diturunkan karena tidak terbentuk atau berkurangnya salah satu rantai globin, baik itu alfa ataupun beta, yang merupakan komponen dari hemoglobin. Hemoglobin merupakan bagian dari sel darah merah yang penting untuk kelangsungan hidup karena turut bertugas mengedarkan oksigen di dalam tubuh manusia.

Waspadai gejala thalassemia pada anak. Wajah pucat bisa jadi salah satu gejala awal yang perlu diwaspadai dan diperhatikan orang tua.

“Tanda awal gejala yang terlihat itu anak- anak mengalami pucat, lalu dia merasa mudah lelah dan aktivitasnya berkurang. Itu harus diperhatikan, dengan gejala awal itu segera bawa anak ke fasilitas kesehatan pertama dulu, yaitu puskesmas untuk melihat kondisinya lebih dalam,” kata dr. Bambang Sudarmanto Sp.A(K), dari RSUP Kariadi Semarang.

Jika dirujuk ke puskesmas, maka puskesmas akan mengambil sampel hemoglobin (HB) hingga mengukur volume dari sel darah merah anak. Jika jumlah hemoglobin kurang atau jika volume sel darah merah berbeda dari orang normal maka kemungkinan besar anak akan mendapatkan rujukan lebih lanjut ke rumah sakit atau spesialis Onkologi- Hematologi.

“Dalam pemeriksaan lanjutan yang dilakukan oleh dokter, tanda yang sudah pasti anak mengalami thalassemia adalah bentuk gambar dan sel darah merah mengalami pecah-pecah, yang artinya terjadi hemolisis atau kerusakan pada sel darah merah,” jelas Bambang.

Advertising
Advertising

Ketua Unit Kerja Koordinasi Hematologi - Onkologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu pun menyampaikan tanda-tanda dari gejala thalassemia sudah dapat dilihat pada bayi berusia enam bulan. Meski demikian, bukan berarti gejala pucat adalah tanda kepastian anak mengalami
thalassemia.

“Pucat itu bisa juga anak terkena anemia, yang artinya dia kekurangan zat besi. Jadi, jika didapati hasil anak kekurangan zat besi dari pemeriksaan bisa jadi anak itu justru mengalami anemia. Jika sudah terpenuhi zat besinya maka anak harus kembali dites untuk memastikan apakah sudah dalam keadaan normal atau benar ternyata mengalami thalassemia,” ujar Bambang.

Jika terdapat gangguan pada hemoglobin, maka sel darah merah dalam tubuh tidak berfungsi dengan baik dan tentu berdampak buruk pada orang yang mengalaminya. Saat ini, thalassemia dapat diobati dengan cara transfusi darah, rutin mengonsumsi zat besi, hingga yang paling berisiko melakukan operasi pada sumsum tulang belakang.

Baca juga: Memahami Penyakit Thalassemia, Gejala dan Pengobatan

Berita terkait

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

10 hari lalu

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.

Baca Selengkapnya

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

20 hari lalu

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.

Baca Selengkapnya

Pakar Kesehatan Jelaskan Kondisi Anemia Aplastik seperti yang Dialami Babe Cabita

23 hari lalu

Pakar Kesehatan Jelaskan Kondisi Anemia Aplastik seperti yang Dialami Babe Cabita

Anemia aplastik, seperti yang dialami Babe Cabita, adalah kondisi orang mengalami kegagalan sumsum tulang belakang untuk mereproduksi tiga jenis sel.

Baca Selengkapnya

Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

38 hari lalu

Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

Kanker ovarium stadium awal biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun, yang dapat menyebabkan diagnosis tidak terjawab.

Baca Selengkapnya

26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

38 hari lalu

26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas otak yang tidak normal.

Baca Selengkapnya

3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

39 hari lalu

3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

Ada tiga gejala yang perlu diwaspadai terkait kanker ginjal. Pasalnya, kebanyakan pasien tak merasakan gejala sehingga penting mengetahui tandanya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

40 hari lalu

Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

Neuroferritinopathy penyakit genetik yang hanya dimiliki sekitar 100 orang di dunia. Bagaimana gejala dan pengobatannya?

Baca Selengkapnya

12 Maret Diperingati Hari Glaukoma Sedunia: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

52 hari lalu

12 Maret Diperingati Hari Glaukoma Sedunia: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Peringatan tersebut bertujuan untuk mengingatkan semua orang mengenai faktor risiko glaukoma dan melakukan pemeriksaan kesehatan mata secara teratur.

Baca Selengkapnya

Maag hingga Sakit Kepala, Inilah 5 Efek Samping Minum Teh Setiap Hari

56 hari lalu

Maag hingga Sakit Kepala, Inilah 5 Efek Samping Minum Teh Setiap Hari

Konsumsi teh yang berlebihan juga dapat berdampak buruk pada kesehatan.

Baca Selengkapnya

Inilah Tanda-tanda Awal Serangan Jantung

57 hari lalu

Inilah Tanda-tanda Awal Serangan Jantung

Serangan jantung memiliki tanda-tanda awal. Apa saja?

Baca Selengkapnya