Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Hipertensi

Reporter

Antara

Kamis, 3 Juni 2021 20:53 WIB

Ilustrasi cek tekanan darah. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Hipertensi yakni saat tekanan darah di atas 140/90 mmHg yang tidak terkontrol bisa menempatkan penderitanya pada berbagai masalah kesehatan seperti stroke hingga masalah jantung. Pada kondisi pandemi COVID-19 saat ini, pemilik penyakit ini rentan terkena dan mengalami perburukan dibanding yang tanpa hipertensi.

Spesialis jantung dan pembuluh darah dari Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung, Badai Bhatara Tiksnadi, menekankan pentingnya gaya hidup sehat dan deteksi dini untuk mencegah hipertensi.

Gaya hidup sehat ini mencakup membatasi konsumsi garam tidak melebihi 1 sendok teh per hari, melakukan aktivitas fisik teratur seperti jalan kaki, bersepeda, selama 30 menit per hari, minimal lima kali seminggu, menerapkan diet bergizi seimbang, mempertahankan berat badan ideal, tidak merokok dan menghindari asap rokok, serta menghindari minuman beralkohol.

"Harus lebih banyak sayur dan buah. Semakin enak dan gurih makanan harus dicurigai kurang baik untuk kesehatan. Aktivitas fisik harus teratur, kalau bisa setiap hari, hindari asap rokok, alkohol," ujarnya.

Badai mengungkapkan data di Indonesia yang melibatkan sekitar 13.000 partisipan menunjukkan 32 persen ternyata tidak tahu tekanan darahnya. Banyak yang bahkan tidak mengukur tekanan darah dalam setahun terakhir dan sekitar 14 persen orang dengan tekanan darah tinggi yang berobat. Temuan data ini semakin menunjang bukti tekanan darah tinggi yang tidak memunculkan keluhan kecuali sudah berat sehingga penyakit ini perlu diketahui lebih awal melalui deteksi dini.

Advertising
Advertising

Badai menekankan pentingnya pengukuran tekanan darah sesuai panduan berulang kali, termasuk di rumah melalui metode CERAMAH atau cek tekanan darah di rumah, selain mengandalkan pemeriksaan di klinik atau fasilitas kesehatan.

"Pengukuran tekanan sesuai panduan, kontrol sehingga bisa hidup lebih lama. Pengukuran menggunakan alat yang sudah tervalidasi sehingga akurat dilakukan berulang. Kalau sekali kurang akurat, kalau di klinik bisa cemas bisa terjadi pengukuran yang tidak ideal karena baru naik tangga ke lantai dua misalnya, karena suasana gaduh, maka pengukuran harus berulang," tutur Badai.

Saat melakukan CERAMAH, usahakan tubuh dengan posisi rileks selama 2-5 menit. Lakukan pemeriksaan 2-3 kali dengan jangka waktu satu menit untuk mendapatkan data variasi tekanan darah. Terkait alat ukur tekanan darah, sebaiknya yang menggunakan manset dililitkan pada lengan dan alat tervalidasi.

"Pengukuran tekanan darah di rumah mampu menegakkan diagnosis hipertensi yang tidak bisa satu kali pengukuran, terutama hipertensi terselubung, bisa memantau variasi tiba-tiba naik atau rendah, menilai efektivitas pengobatan, dosis, dan deteksi resistensi obat," ujar Badai. Rata-rata tekanan darah saat di rumah untuk diagnosis hipertensi yakni di atas 135/85 mmHg.

Baca juga: Semakin Banyak Anak Muda Alami Hipertensi, Dokter Ingatkan Ini

Berita terkait

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

2 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

6 hari lalu

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

7 hari lalu

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

Setiap individu harus memahami tantangan yang dihadapi saat didiagnosis glaukoma dan harus mempertahankan kualitas hidup dengan manajemen tepat.

Baca Selengkapnya

Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

9 hari lalu

Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

Masyarakat diimbau mengontrol gula darah, tekanan darah, dan kolesterol demi mencegah serangan stroke yang bisa datang kapan pun.

Baca Selengkapnya

Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

11 hari lalu

Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

Peserta diet Mediterania biasanya konsumsi lebih banyak sayuran, buah, kacang, biji-bijian, minyak sehat, serta ikan dan makanan laut jumlah sedang.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

11 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Kemenag Buka Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan

16 hari lalu

Kemenag Buka Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan

Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kemenag membuka pelatihan deteksi dini konflik sosial keagamaan.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

21 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

5 Menu Lebaran Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Hipertensi

23 hari lalu

5 Menu Lebaran Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Hipertensi

Orang yang menderita hipertensi sangat disarankan menghindari 5 menu lebaran berikut ini.

Baca Selengkapnya

5 Asupan Makanan yang Cocok Dikonsumsi Penderita Hipertensi

28 hari lalu

5 Asupan Makanan yang Cocok Dikonsumsi Penderita Hipertensi

Dengan memperhatikan asupan makanan sehari-hari, penderita hipertensi dapat mengurangi risiko komplikasi yang mungkin timbul akibat kondisi tersebut.

Baca Selengkapnya