Dampak Buruk Terlalu Lama Menonton Televisi bagi Otak

Reporter

Bisnis.com

Minggu, 6 Juni 2021 11:55 WIB

Ilustrasi menonton televisi. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil penelitian menunjukkan orang yang menonton televisi dalam jumlah sedang atau berlebihan mengalami penurunan kognitif yang lebih besar dan mengurangi materi abu-abu di otak di kemudian hari. Materi abu-abu terlibat dalam pengambilan keputusan, pendengaran dan penglihatan, serta kontrol otot.

Para peneliti juga menemukan dampak positif dari aktivitas fisik tidak cukup untuk melawan dampak negatif menonton televisi. Tapi tidak berarti kita harus berhenti berolahraga. Dari data, mereka menghitung setiap peningkatan 1 jam waktu menonton TV rata-rata harian terkait dengan pengurangan 0,5 persen volume materi abu-abu.

Asosiasi Jantung Amerika menyatakan ilmu pengetahuan telah menghubungkan tidak aktif dan terlalu banyak duduk dengan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, kanker usus besar dan paru-paru, dan kematian dini yang lebih tinggi.

"Pekerjaan ini menambah penelitian serupa yang menunjukkan hubungan antara menonton televisi dan penurunan kognitif di kemudian hari tetapi tidak membuktikan sebab-akibat," demikian penjelasannya, dilansir dari Healthline.

"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan ini," tambahnya. “Misalnya, apakah ada sesuatu tentang menonton TV atau apakah lebih banyak menonton TV berarti kurang aktif?”

Advertising
Advertising

Hal terpenting yang dapat diambil dari penelitian ini adalah mempertimbangkan apa lagi yang dapat dilakukan selain menonton televisi. Menonton TV diukur dengan seberapa banyak konten yang dikonsumsi selama waktu senggang:

-Jarang menonton televisi
-Sedang (kadang-kadang)
-Tinggi (sering/sangat sering)

Pilih aktivitas yang kita tahu baik untuk kesehatan jantung, otak, dan tubuh. “Semakin banyak penelitian menyarankan untuk lebih sering berolahraga, makan makanan yang seimbang, dan terlibat secara sosial dan kognitif dapat mengurangi risiko penurunan kognitif,” katanya.

Dengan kata lain, aktivitas yang mendukung kesehatan holistik hari ini mungkin menjadi kunci untuk melindungi kesehatan otak di tahun-tahun berikutnya. Untuk mengurangi volume menonton TV, pilih aktivitas yang dinikmati sehingga kemungkinan besar Anda akan terus memilihnya daripada menonton TV dalam jangka panjang. Contohnya aktivitas aerobik atau yang lebih berat dan intens macam berlari atau mendaki bukit.

Anda juga dapat memilih melakukan lebih banyak aktivitas menetap yang merangsang fungsi otak, termasuk merajut, mengisi teka-teki silang, atau memainkan alat musik. Apapun yang dilakukan, saat berikutnya meraih remote, pertimbangkan kesehatan otak 20 tahun dari sekarang dan tanyakan pada diri apakah ini penggunaan waktu saya yang paling sehat.

Baca juga: 4 Aktivitas yang Bisa Dilakukan saat Isolasi Diri di Rumah

Berita terkait

Ketahui 6 Perbedaan Smart TV dan Android TV Sebelum Membeli

1 hari lalu

Ketahui 6 Perbedaan Smart TV dan Android TV Sebelum Membeli

Jika Anda bingung memilih antara Smart TV dan Android TV, ketahui perbedaan Smart TV dan Android TV sebelum memutuskan membeli.

Baca Selengkapnya

Jatuh Bangun Konosuke Matsushita Dirikan Perusahaan Elektronik Panasonic 93 Tahun Lalu

5 hari lalu

Jatuh Bangun Konosuke Matsushita Dirikan Perusahaan Elektronik Panasonic 93 Tahun Lalu

Pada 35 tahun lalu, pengusaha Jepang Konosuke Matsushita pendiri Panasonic Corporation meninggal. Ini kisahnya membangun perusahaan elektronik itu.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

7 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

8 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

8 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

9 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

9 hari lalu

10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

Semua kebiasaan ini bukan menjadi hal menakutkan karena bisa diubah dengan pola hidup sehat.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

9 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

9 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sering Lupa? Lakukan 5 Tips Berikut untuk Meningkatkan Daya Ingat

9 hari lalu

Sering Lupa? Lakukan 5 Tips Berikut untuk Meningkatkan Daya Ingat

Dengan menerapkan tips-tips ini dalam kehidupan sehari-hari, Anda dapat meningkatkan daya ingat Anda dan mengurangi kecenderungan untuk lupa.

Baca Selengkapnya