IDI Punya Saran Mencegah Pasien Covid-19 Gejala Ringan Meluber di Rumah Sakit

Reporter

Antara

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 26 Juni 2021 08:59 WIB

Suasana RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin, 14 Juni 2021. Empat tower Wisma Atlet di antaranya 4, 5, 6, dan 7 telah digunakan untuk isolasi mandiri pasien Covid-19. ANTARA/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Dokter Indonesia atau IDI menyarankan Kementerian Kesehatan memantau pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah. Kondisi di mana rumah sakit rujukan Covid-19 dan Rumah Sakit Darurat Covid-19 atau Wisma Atlet sudah penuh, maka mereka yang positif Covid-19 dan bergejala ringan sebaiknya menjalani isolasi mandiri di rumah.

Ketua Pengurus Besar IDI, Adib Khumaidi mengatakan, pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah tetap membutuhkan pemantauan. Dia mengusulkan pemerintah menerapkan regulasi nasional dengan sisten telemedisin atau pengawasan kesehatan dari jarak jauh melalui teknologi.

"Dengan begitu, masyarakat tahu kapan harus datang ke fasilitas kesehatan atau cukup menjalani isolasi mandiri di rumah," kata Adib Khumaidi dalam konferensi pers virtual pada Jumat, 25 Juni 2021. Sistem pemantauan kesehatan berbasis teknologi ini, menurut dia, membantu masyarakat memahami konsep isolasi mandiri, sehingga penanganan pasien Covid-19 yang bergejala berat dapat ditangani dengan optimal.

Sistem telemedisin juga harus terpantau oleh tenaga medis. Dengan begitu, apabila terjadi keluhan atau pasien mengalami kondisi yang mulai berat, petugas kesehatan dapat mengambil keputusan lebih lanjut. Dokter yang memantau lewat layanan telemedisin isolasi mandiri juga bisa memberikan penanganan atau resep khusus bagi pasien Covid-19.

Adib berharap metode ini mampu mengurangi jumlah pasien Covid-19 yang datang ke fasilitas kesehatan. Yang penting, masyarakat memahami langkah-langkah yang bisa dilakukan dari rumah saat mengalami gejala atau ketika terpapar Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang.

Advertising
Advertising

"Telemedisin ini berguna untuk memantau supaya jangan sampai masyarakat tidak mengetahui kondisinya, tiba- tiba sudah mengalami sesak napas yang tergolong gejala berat," kata Adib. "Atau datang ke fasilitas kesehatan dalam kondisi desaturasi (penurunan kapasitas paru- paru."

Untuk diketahui, tingkat keterisian fasilitas kesehatan atau Bed Occupancy Rate (BOR) di level puskesmas maupun rumah sakit saat ini sudah kelebihan kapasitas. Terutama di DKI Jakarta dan Jawa Barat, kasus Covid-19 melonjak dan pasien meluber di rumah sakit.

Adib memastikan IDI mendukung jika pemerintah menerapkan pemantauan lewat teknologi atau telemedisin untuk masyarakat yang menjalani isolasi mandiri di rumah.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

23 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

9 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

9 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

15 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

17 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

20 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

20 hari lalu

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual

Baca Selengkapnya