Kenali Saturasi Oksigen yang Bisa Drop Secara Tiba-tiba Pada Pasien Covid-19

Reporter

Tempo.co

Minggu, 4 Juli 2021 09:18 WIB

Seorang pasien Covid-19 yang mengenakan masker oksigen bersiap dipindahkan ke RS Wisma Atlet, Jakarta, 10 Juni 2021. Selama tiga hari terakhir kasus harian di Jakarta melonjak hingga di atas 2.000. Edy Susanto/SOPA Images/Sipa USA

TEMPO.CO, Jakarta - Seiring dengan melonjaknya kasusnya pandemi Covid-19, kebutuhan tabung oksigen juga turut meningkat. Bahkan di sejumlah rumah sakit, stok tabung oksigen mulai menipis. Covid-19 memang berdampak dan dapat menyebabkan penurunan saturasi oksigen secara tiba-tiba. Apa itu saturasi oksigen? dan bagaimana cara mengukur saturasi oksigen di dalam tubuh?

Dalam kondisi saat ini, penting bagi masyarakat untuk memahami pengetahuan dasar tentang saturasi oksigen. Saturasi oksigen atau nilai kadar oksigen dalam darah dapat digunakan untuk memantau kondisi tubuh.

Saturasi oksigen merupakan tolok ukur kesehatan untuk menilai besar kadar oksigen dalam aliran darah. Hal ini penting untuk mengetahui kondisi seseorang, apakah sedang kekurangan oksigen atau tidak.

Lalu, apa itu saturasi oksigen?

Dilanir dari National Center for Biotechnology (NCBI), saturasi oksigen adalah elemen penting dalam manajemen dan pemahaman perawatan pasien. Saturasi oksigen mengukur berapa banyak hemoglobin yang terikat dengan oksigen.

Advertising
Advertising

Hemoglobin merupakan bagian darah yang berfungsi mengikat oksigen dan mengedarkannya ke organ, jaringan, dan sel tubuh. Selama pengangkutan oksigen dalam darah, hemoglobin mampu membawa hingga empat molekul oksigen.

Seperti yang ditulis di Verywell Health, ada beberapa fakto yang memengaruhi kadar saturasi oksigen, yakni:

  • Banyaknya oksigen yang dihirup
  • Lancar atau tidaknya proses pertukaran karbondioksida dan oksigen
  • Banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah
  • Seberapa baik hemoglobin mengikat oksigen

Penggunaan oksimetri denyut nadi telah menjadi standar perawatan dalam kedokteran.

Cara cek saturasi oksigen

Saturasi oksigen biasanya diukur dengan dua cara, yakni dengan tes analisis gas darah dan menggunakan alat pulse oximeter.

  • Tes analisis gula darah

Tes ini mengacu pada kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah arteri. Pengukuran ini dilakukan dengan mengambil darah dari arteri, seperti pergelangan tangan atau selangkangan.

Tes ini hanya membutuhkan waktu beberapa menit. Setelah diambil dari tubuh,sampel darah dianalisis di mesin khusus. Cara ini dapat melihat seberapa efektif kinerja paru-paru dalam membawa oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.

Selain itu, tes ini juga bisa mengukur kadar keasaman darah.

  • Pulse oximeter

Pemeriksaan dengan alat ini dapat mengukur bsarnya saturasi oksigen di pembuluh darah kapiler perifer. Pulse oximeter dapat membaca saturasi oksigen dengan mengukur panjang gelombang cahaya yang dipantulkan dari aliran darah.

Cara cek saturasi oksigen dengan alat ini cukup praktis. Alat ini relatif praktis untuk digunakan secara mandiri.

Pengguna tinggal memasang alat di jari atau daun telinga. Hasil pengukuran alat ini menggunakan satuan persen.

Kadar saturasi oksigen normal

  • Jika menggunakan tes analisis gas darah, saturasi oksigen normal: di atas 80 mm Hg. Di bawah normal: kurang dari 80 mmHg
  • Jika menggunakan pulse oximeter, saturasi oksigen normal: antara 95 - 100 persen. Di bawah normal: kurang dari 95 persen.

Kadar saturasi oksigen di bawah normal disebut hipoksemia. Tubuh yang kekurangan oksigen ditandai dengan gejala pusing, jantung berdebar kencang, batuk, sesak napas, bingung, dan kulit kebiruan.

Perlu diperhatikan bahwa saturasi oksigen di bawah normal membutuhkan perhatian medis yang mendesak. Pasalnya, hipoksemia dapat menyebabkan kematian sel dan jaringan.

M. RIZQI AKBAR

Baca juga: Berapa Batas Minimal Kadar Saturasi Oksigen Orang Normal?

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

10 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

18 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

21 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

21 hari lalu

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual

Baca Selengkapnya