Kata Dokter tentang Penggunaan Qusthul Hindi untuk Pasien Covid-19

Reporter

Antara

Editor

Rini Kustiani

Minggu, 4 Juli 2021 11:03 WIB

ilustrasi jamu (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang mencari penangkal maupun obat Covid-19. Ada yang menggunakan ivermectin yang kini masih menjadi kontroversi karena dalam tahap uji klinis, ada juga yang mencari bahan-bahan alami atau biasa kita sebut dengan herbal atau jamu.

Salah satu ramuan tradisional yang mengemuka dan diklaim mampu mengatasi Covid-19 adalah Qusthul Hindi. Apa itu Qusthul Hindi dan apakah aman untuk mengobati pasien Covid-19?

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia atau PDPOTJI, Inggrid Tania mengatakan obat herbal atau jamu boleh saja digunakan oleh pasien Covid-19 tanpa gejala ataupun bergejala ringan selama menjalani isolasi mandiri. Dalam mengkonsumsinya dapat diselingi dengan obat medis.

Menurut Inggrid, herbal seperti kunyit dan sambiloto membantu mengurangi efek samping obat medis seperti mual, kondisi yang kerap dikeluhkan oleh pasien Covid-19. "Herbal bisa mengurangi efek samping dari obat medis, seperti mual dan mengandung antiperadangan," kata Tania seperti dikutip dari Antara, Minggu 4 Juli 2021. Dalam mengkonsumsi herbal yang berselang dengan obat medis, dia menyarankan memberi jeda satu sampai dua jam di antaranya.

Mengenai Qusthul Hindi, Inggrid menjelaskan ini adalah herbal yang umumnya berbentuk bubuk. Meski begitu, kini ada pula Qusthul Hindi yang berwujud cair. Qusthul Hindi atau Saussurea costus adalah spesies tumbuhan dalam genus Saussurea yang berasal dari India dan Pakistan. Qusthul Hindi berfungsi sebagai antiinflamasi, antimikroba, dan analgesik atau penghilang rasa sakit.

Advertising
Advertising

Mengutip Jurnal International Immunopharmacology pada Juli 2012, Qusthul Hindi mengandung senyawa aroma terpene yang dapat mengurangi rasa sakit dan peradangan dengan menekan enzim siklooksigenase (COX). Enzim yang sama seperti target obat antiinflamasi nonsteroid seperti Advil (ibuprofen) dan Aleve (naproxen).

Inggris menjelaskan, Qusthul Hindi boleh saja dikonsumsi untuk pengobatan. "Tetapi ini bukan untuk pencegahan," katanya. Qustul Hindi dapat dikonsumsi tiga kali sehari dan bermanfaat mengurangi demam, batuk, sakit tenggorokan. Pasien Covid-19 dapat minum Qusthul Hindi bubuk dengan melarutkannya dengan air.

Takarannya setengah sampai satu sendok teh dan biarkan hingga mengendap. Yang diminum adalah air bagian atas, bukan endapannya. Apabila air Qusthul Hindi ini terlalu pahit, dapat menambahkan madu ke dalamnya.

#CuciTangan #JagaJarak #PakaiMasker #DiamdiRumah

Baca juga:
Tips Jaga Kesehatan Mental buat Pasien Covid-19

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

17 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

23 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

11 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

11 hari lalu

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?

Baca Selengkapnya