Sebab Pakai 2 Lapis Masker Beda Jenis untuk Mencegah Covid-19 Varian Delta

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Minggu, 4 Juli 2021 14:49 WIB

Ilustrasi wanita memakai masker. Freepik.com/Svetlanasokolova

TEMPO.CO, Jakarta - Covid-19 varian Delta menjadi salah satu jenis SarsCov-2 yang mengakibatkan lonjakan kasus akhir-akhir ini. Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Bhakti Wara, Nafiandi mengtaakan Covid-19 varian Delta menimbulkan gejala klinis yang lebih berat dan cepat menular.

Proses penularannya melalui tiga jalur, yakni inhalasi di mana droplet dan partikel aerosol yang terhirup mengandung virus; deposisi atau droplet dan partikel yang dikeluarkan melalui percikan, seperti batuk, bersin, dan berbicara. Dan ketiga lewat kontak, seperti sentuhan tangan yang terkontaminasi cairan respirasi.

"Covid-19 varian Delta dari India ini memiliki daya infeksius yang tinggi, lama kontaknya hanya 5 sampai 10 detik," kata Nafiandi dalam keterangan tertulis, Sabtu, 3 Juli 2021. Dengan durasi kontak yang begitu cepat, menurut dia, virus corona jenis ini bisa menular saat orang berpapasan dengan orang lain. Perantaranya adalah aerosol pernapasan yang terakumulasi dari orang terinfeksi, terutama jika mereka berada di dalam ruangan tertutup dengan ventilasi yang buruk, sehingga virus bertahan di udara.

Kendati sudah memakai masker, Nafiandi melanjutkan, masih ada kemungkinan seseorang terpapar Covid-19 karena kemampuan masker tidak seratus persen memfiltrasi partikel. "Ditambah lagi risiko kesalahan dalam memakai jenis masker, cara memakai yang tidak menutupi hidung dan mulut dengan sempurna, kekeliruan saat membuka masker, sering menyentuh masker saat memakainya terutama di bagian depan, hingga tidak menjaga jarak," katanya.

Sebab itu, Nafiadi menganjurkan masyarakat memakai dua lapis masker. Pertama masker bedah di dalam, dan kedua masker kain di luar. "Pemakaian seperti ini akan meningkatkan efektivitas filtrasi masker dan dapat memblokir 80 persen partikel," katanya.

Advertising
Advertising

Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Pasar Kemis, Wita Prominensa mengatakan, anjuran memakai masker medis berdasarkan standarisasi Centers for Disease Control National Institute for Occupational Safety dan Health atau CDC NIOSH untuk keseimbangan filtrasi tinggi, kemampuan bernapas secara adekuat dan optimal, serta resisten terhadap penetrasi cairan. Pemakaian dua lapis masker guna menutupi area wajah lebih ketat, sehingga mengurangi transmisi sebesar 85 sampai 95 persen.

"Masker kain sebagai lapisan luar dapat memberikan penambahan perlindungan sekitar 50 sampai 70 persen," kata Wita. Namun demikian, pada anak–anak untuk saat ini belum direkomendasikan memakai masker dua lapis karena dapat mengakibatkan mereka kesulitan bernapas.

Masker medis terbuat dari tiga lapisan yang dapat memfiltrasi droplet berukuran 3 mikrometer, serta mampu menyaring 80 sampai 85 persen partikel yang dihirup. Respirator seperti KN95 atau N95 mampu memfiltrasi 95 persen partikel dengan ukuran kurang dari 0,3 mikrometer. Masker N95 atau respirator sejenis terbukti mampu menurunkan transmisi dibandingkan dengan 12 sampai 16 lapis masker kain.

Berikut panduan dari WHO dan Kementerian Kesehatan dalam penggunaan masker dua lapis untuk mengantisipasi transmisi Covid-19 varian Delta:

  • Pilih masker yang memiliki beberapa lapisan untuk mencegah droplet
  • Masker medis harus menutupi area hidung hingga dagu tanpa celah di dua sisi wajah
  • Bagian pembentuk hidung atau nose wire diperketat untuk mencegah kebocoran transmisi
  • Masker medis dilapisi dengan masker kain katun yang memudahkan orang bernapas
  • Masker medis dilapisi dengan mask fitter untuk mencegah kebocoran dari samping

Masyarakat tidak dianjurkan menggunakan dua lapis masker sekali pakai atau dua lapis masker medis. Musababnya, pemakaian masker medis berlapis dengan jenis yang sama tidak akan memberikan perlindungan yang lebih baik. "Masker bedah masih memiliki area terbuka samping wajah dan ini berpotensi terjadi kebocoran," kata Wita Prominensa.

Juga tidak disarankan menggunakan kombinasi KN95 atau N95 dengan masker lainnya. Wita mengatakan, cukup memakai salah satu respirator saja, yakni KN95 atau N95. Pemakaian masker maksimal selama empat jam. Masker juga harus diganti apabila sudah rusak, basah, kotor, atau sempat dilepas untuk makan dan minum.

#CuciTangan #JagaJarak #PakaiMasker #DiamdiRumah

Baca juga:

Panduan Lengkap Protokol Kesehatan Selama PPKM Darurat

Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

9 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

12 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

23 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

5 Cara Menggunakan Parfum yang Benar

3 hari lalu

5 Cara Menggunakan Parfum yang Benar

Menggunakan parfum dengan benar dapat membuat aroma bertahan lebih lama dan lebih merata.

Baca Selengkapnya

Fakta Mulut yang Unik dan Anda Mungkin Belum Tahu

5 hari lalu

Fakta Mulut yang Unik dan Anda Mungkin Belum Tahu

Mulut adalah bagian tubuh penting dan pintu saluran pencernaan. Berikut fakta menarik dan aneh terkait mulut sebagai organ yang kompleks.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

8 hari lalu

Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

Kenali empat gejala khas rinitis alergi yang terlihat pada anak, yakni bersin berulang, hidung gatal, hidung meler, dan hidung tersumbat.

Baca Selengkapnya