Seberapa Sering Harus Cek Saturasi Oksigen Saat Isolasi Mandiri?

Reporter

Tempo.co

Minggu, 18 Juli 2021 11:32 WIB

Pengurus RW memberikan bantuan kepada kerabat dari warga yang melakukan isolasi mandiri COVID-19 di rumahnya kawasan Cikutra, Bandung, Jawa Barat, Kamis, 1 Juli 2021. Pasien isoman diduga meninggal karena kurangnya pemantauan, terutama saat kondisinya memburuk. Penuhnya rumah sakit juga menjadi faktor lainnya. ANTARA/Novrian Arbi

TEMPO.CO, Jakarta - Tingkat saturasi oksigen merupakan salah satu cara untuk melihat kondisi jantung dan pernapasan pasien. Untuk pasien isoman atau isolasi mandiri dianjurkan untuk rutin melihat tingkat saturasi, seberapa sering harus cek saturasi oksigen?

Pasien Covid-19 yang sedang melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing perlu dipantau kondisinya. Meskipun bergejala ringan bahkan tak bergejala, pemantauan kondisi diperlukan untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan.

Salah satu indikator yang perlu dipantau adalah tingkat saturasi oksigen atau kadar oksigen dalam darah. Tingkat saturasi oksigen merupakan salah satu cara untuk melihat kondisi jantung dan pernapasan pasien.

Mengutip pernyataan Guru Besar Fakultas Kedokteran Unair, Djoko Santoso dari laman Unair News, pasien dihimbau untuk rutin mengecek saturasi oksigen setiap hari.

Untuk mengeceknya dibutuhkan alat bernama oksimetri. Cara menggunakan alat tersebut yaitu dengan menjepitkan ibu jari selama satu menit.

Advertising
Advertising

Setelah dan sebelum menggunakan oksimeter, menurut The NYC Health Department alat tersebut harus dibersihkan menggunakan alkohol yang mengandung setidaknya 60 persen isopropil.

Nilai normal pemeriksaan adalah sekitar 96-100%, jika nilai saturasi oksigen dibawah angka tersebut maka menunjukkan adanya potensi hipoksia atau kekurangan oksigen.

“Alangkah baiknya pasien memiliki alat oksimetri sendiri, sehingga sewaktu-waktu dapat mengecek kadar oksigennya. Maka dari itu pasien dapat mengidentifikasi kondisinya secara rutin,” terang Djoko Santoso.

Menurut The NYC Health Department, pengecekan saturasi oksigen disarankan dua kali sehari.

Apabila tingkat saturasi oksigen dibawah 95% pasien isolasi mandiri diharapkan segala mengabarkan kondisinya pada dokter pengawas.

Mengutip dari The NYC Health Department, tingkat saturasi oksigen antara 91-94% mengindikasikan ada masalah medis. Apabila saturasi oksigen dibawah 90% mengindikasi masalah medis yang parah.

Meskipun hasil tes oksimetri normal, jika pasien covid-19 yang sedang isoman atau isolasi mandiri mengalami masalah pernapasan dianjurkan untuk menghubungi petugas medis atau dokter yang mengawasi.

TATA FERLIANA

Baca juga: Cara Menjalani Isolasi Mandiri yang Benar Menurut Guru Besar FK Unair

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

16 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya