Ifan Seventeen dan Monica Ikuti Program Bayi Tabung, Bagaimana Prosesnya?

Reporter

Tempo.co

Jumat, 30 Juli 2021 20:11 WIB

Ifan Seventeen menikah dengan Citra Monica dengan menggelar akad nikah di Hotel Pullman, Jakarta Barat, Sabtu, 29 Mei 2021. Ifan Seventeen mengenakan baju adat Melayu berwarna putih senada dengan kebaya modern Citra Monica. Instagram/@weddingsfactory

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak pasangan memutuskan mengikuti program bayi tabung saat tak kunjung mendapat keturunan. Salah satunya pasangan selebriti, Ifan Seventeen dan istrinya Citra Monica yang diketahui sejak awal pernikahan sudah mengikuti program bayi tabung.

Namun, beberapa hari lalu, Ifan Seventeen dan Monica mengabarkan bahwa program bayi tabung yang sudah dijalani harus gagal di tengah jalan, karena embrio yang ditanam mengalami kelainan, dan dinyatakan aneuploid. Sering mendengar program medis ini, sudahkah Anda tahu apa itu program bayi tabung?

Program bayi tabung adalah Teknik Reproduksi Berbantu (TRB) atau teknik rekayasa reproduksi yang mempertemukan sel telur matang dengan sperma di luar tubuh manusia (in vitro fertilization atau IVF). Setelah terjadinya pembuahan, dua sampai tiga embrio akan ditanam kembali ke rahim.

Dilansir mediakom.kemkes.go.id, program bayi tabung memiliki beberapa tahapan, yakni pemeriksaan awal suami istri, penyuntikan obat pembesar sel telur, penyuntikan obat penekan hormon, pengambilan sel telur, pembuahan, pengembangan embrio, penanaman embrio ke Rahim, dan menunggu hasil.

Keberhasilan bayi tabung sangat dipengaruhi usia wanita, semakin muda usianya semakin besar kemungkinan berhasil. Skala keberhasilan bayi tabung kurang lebih 40 sampai 50 persen pada usia pasien perempuan di bawah 35 tahun.

Advertising
Advertising

Data perhimpunan bayi tabung Indonesia mengatakan, keberhasilan program bayi tabung secara umum mencapai 29,4 persen, di mana satu dari tiga pasangan bayi tabung dinyatakan hamil. Untuk kasus kegagalan bayi tabung berulang, keguguran berulang, dan faktor usia wanita di atas 35 tahun, akan digunakan teknologi PGS untuk mendeteksi jumlah kromosom pada embrio.

Embrio yang memiliki kelainan jumlah (kelebihan maupun kekurangan) kromosom dapat memicu terjadinya kegagalan penempelan pada dinding rahim (implantasi), keguguran atau bayi lahir cacat mental atau fisik.

Calon orang tua biasanya menjalani program bayi tabung akibat faktor sperma derajat berat (< 5 juta/ml), adanya sumbatan pada kedua saluran telur, endometriosis derajat sedang sampai berat, gangguan ovulasi gagal atau tidak respons terhadap pemberian obat-obatan penyubur, serta infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya.

Program bayi tabung juga jadi pilihan calon orang tua setelah inseminasi gagal menghasilkan kehamilan dan gagal program hamil alamiah. Tapi, dalam kasus-kasus tertentu, seperti tersumbatnya kedua saluran telur dan faktor sperma derajat berat, program bayi tabung bisa langsung dilakukan.

DELFI ANA HARAHAP

Baca: Program Bayi Tabung Tingkat Keberhasilan Dipengaruhi Usia Calon Ibu

Berita terkait

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

1 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

2 hari lalu

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

Vitamin D3 berperan penting dalam pembentukan tulang, gigi dan otot janin. Kekurangan vitamin D3 selama masa kehamilan akan menyulut beragam risiko.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

5 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

12 hari lalu

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

13 hari lalu

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.

Baca Selengkapnya

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

22 hari lalu

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.

Baca Selengkapnya

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

24 hari lalu

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

Semua orang bisa mengalami mual dengan berbagai penyebab. Kapan perlu mendapat perhatian khusus dan periksa ke dokter?

Baca Selengkapnya

4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

25 hari lalu

4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

Perilaku dan pola pikir bermasalah mengenai tidur dapat muncul selama kehamilan dan menetap pada masa nifas.

Baca Selengkapnya

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

26 hari lalu

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

Tiga dari 4 wanita selama periode hamil dan atau pasca melahirkan mengalami masalah tidur seperti insomnia, kualitas tidur buruk, atau gangguan tidur

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

27 hari lalu

Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

Ibu hamil disarankan melakukan pemeriksaan melalui USG hingga membawa camilan berprotein tinggi untuk perjalanan mudik Lebaran.

Baca Selengkapnya