Yang Harus Dipahami Soal Ivermectin sebagai Antiparasit dan Bukan Antivirus

Reporter

Tempo.co

Senin, 9 Agustus 2021 10:50 WIB

Obat Ivermectin. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ivermectin sempat menjadi bahan perbincangan kaarena diklaim dapat membantu penanganan COVID-19. Namun, penggunaannya menimbulkan perdebatan tersendiri. Selain itu, ivermectin juga memiliki efek samping berbahaya.

Dikutip dari laman pom.go.id, terdapat publikasi di media terkait penggunaan Ivermectin yang menunjukkan potensi efek penyembuhan terhadap COVID-19.

Akan tetapi, publikasi tersebut tidak cukup untuk digunakan sebagai bukti khasiat Ivermectin untuk COVID-19 karena banyak faktor lain yang juga dapat berpengaruh pada kesembuhan pasien, selain yang diduga merupakan efek dari Ivermectin, yang tidak dilaporkan. Oleh karena itu, masih perlu adanya pembuktian khasiat Ivermectin melalui uji klinik.

Dilansir dari media sosial dr. Samuel Pola Karta Sembiring, ivermectin adalah obat antiparasit yang ditemukan tahun 1975 dan dimanfaatkan untuk mengatasi masalah cacingan, kutu kepala, kutu kulit dan lain-lain. Ivermectin sendiri memiliki potensi untuk melawan virus setelah diuji di laboratorium karena dapat menghambat virus masuk ke dalam sel.

Namun, ketika diuji pada kelompok manusia, hasilnya tidak konsisten. Sehingga masih diragukan manfaatnya untuk penyakit COVID-19. Selain itu, beberapa penelitian yang mendukung penggunaan ivermectin ternyata bias sehingga tidak dapat dijadikan sebagai dasar pengobatan pada kasus COVID-19

Advertising
Advertising

Saat ini juga baru terdapat dosis ivermectin sebagai antiparasit dan belum ada standar dosis ivermectin sebagai antivirus. Sehingga, pemberian off label pada pasien COVID-19 di luar uji klinik merupakan tanggung jawab dokter masing-masing.

BPOM melalui laman resminya di pom.go.id juga mengatakan bahwa terdapat efek samping penggunaan ivermectin seperti nyeri otot/sendi, ruam kulit, demam, pusing, sembelit, diare, dan mengantuk. Laporan FDA di lamannya fda.gov juga menyebutkan efek samping ivermectin yang dapat menyebabkan penyakit liver, darah rendah, kejang, penurunan kesadaran, dan gangguan saraf berat.

Saat ini, WHO memang memperbolehkan penggunaan ivermectin pada COVID-19. Namun, penggunaan ini hanya sebatas pada koridor uji klinik saja. Di sisi lain, FDA dan Merck tidak menganjurkan penggunaan ivermectin sebagai terapi COVID-19.

Di Indonesia sendiri, saat ini sudah ada 8 rumah sakit yang melakukan uji klinik ivermectin pada pasien COVID-19 dengan derajat ringan hingga sedang. BPOM juga masih membuka kesempatan lebih luas bagi RS atau institusi lain yang ingin melakukan uji klinik pada obat ini.

NAUFAL RIDHWAN ALY

Baca juga: Obat Keras Seperti Ivermectin Diperbolehkan Jadi Obat Isoman, Ini Aturannya

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

6 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

12 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

18 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

21 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

10 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

10 hari lalu

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?

Baca Selengkapnya