Sinar UV-C Bisa Kurangi Risiko Transmisi Virus dan Bakteri di Udara

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Selasa, 10 Agustus 2021 23:13 WIB

Kata "COVID-19" tercermin dalam setetes jarum suntik dalam ilustrasi yang diambil pada 9 November 2020. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi COVID-19 belum usai. Bahkan, di bulan lalu kasus positif sempat melonjak drastis disertai angka kematian yang tinggi hampir di seluruh Indonesia. Penelitian menunjukkan bahwa penyebaran virus dan bakteri, termasuk virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, dapat terjadi melalui aerosol di udara. Pada bulan Juli, Badan Kesehatan Dunia juga sudah memberikan pernyataan bahwa transmisi COVID-19 dalam bentuk aerosol atau partikel halus yang melayang dan bisa bertahan di udara, bisa terjadi di dalam ruangan yang padat dan tidak memiliki ventilasi udara memadai. Karenanya, penting untuk memperhatikan kualitas udara, terutama di dalam ruang tertutup.

Berbagai upaya terus dilakukan semua pihak demi menanggulangi laju jumlah kasus terkonfirmasi pada gelombang lanjutan pandemi COVID-19 ini, mulai dari menjaga kebersihan diri dan lingkungan, pola hidup sehat, hingga vaksinasi. Selain protokol 5M harus selalu dipatuhi, kualitas udara yang kita hirup juga memegang kunci dalam transmisi virus dan bakteri yang dapat menyebar melalui partikel-partikel kecil yang melayang di udara, terutama di dalam ruangan.

Signify, perusahaan yang fokus di bidang pencahayaan, menyelenggarakan diskusi virtual bertajuk: 'Perlindungan Gelombang Lanjutan: Desinfeksi Udara dalam Ruang dengan UV-C untuk Mengurangi Risiko Transmisi Virus & Bakteri melalui Udara' yang menghadirkan pembicara ahli di bidang epidemiologi Dicky Budiman dan praktisi pengelola bangunan, Deddy El Rashid.

Dalam pengantar sebelum diskusi dilakukan, Country Leader Signify Indonesia Dedy Bagus Pramono menyampaikan bahwa Signify terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemangku kepentingan akan pentingnya menjaga kualitas udara sebagai perlindungan tambahan bagi masyarakat, tidak saja di masa pandemi, namun juga setelah pandemi berlalu. "Pandemi ini memacu kami untuk membawa berbagai aplikasi pencahayaan berteknologi UV-C sebagai solusi yang dapat membantu menangani penyebaran virus, bakteri dan berbagai mikroorganisme pembawa penyakit lainnya. Penggunaan teknologi UV-C dapat turut berperan dalam mempercepat pulihnya kehidupan dan aktivitas masyarakat serta membantu mendorong perekonomian,” katanya dalam diskusi itu pada 5 Agustus 2021.

Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health, Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan pandemi ini bukanlah yang pertama maupun terakhir. Umumnya, pandemi yang menjadi masalah besar bagi manusia itu berupa penyakit yang ditularkan melalui udara. "Dengan demikian, pencegahan transmisi penyakit melalui udara sangat penting, tidak hanya terkait COVID-19 saat ini, tapi juga ke depannya. Teknologi dapat membantu manusia keluar dari situasi krisis seperti sekarang ini, dan menjaga kualitas udara tetap jernih dan sehat supaya terhindar dari berbagai macam potensi penyebab penyakit seperti virus, bakteri dan jamur,” katanya.

Advertising
Advertising

Dicky menjelaskan, potensi penularan di dalam ruangan terutama yang tidak memiliki ventilasi memadai, sangat besar. Meskipun ruangannya besar, tetapi sirkulasi udara harus dihitung dengan cermat. Sebagai gambaran, droplet yang dihasilkan orang bersin atau batuk bisa terbawa udara hingga sejauh 9 meter.

Webinar bertajuk “Perlindungan Gelombang Lanjutan: Desinfeksi Udara dalam Ruang dengan UV-C untuk Mengurangi Risiko Transmisi Virus & Bakteri melalui Udara” by Signify pada 5 Agutsus 2021/Signify

Ventilasi yang tidak memadai dalam ruangan tertutup dapat menyebabkan virus dan bakteri bertahan lebih lama di udara, sehingga saat seseorang masuk atau berjalan melewati ruang tersebut dan menghirup udaranya, mereka bisa terinfeksi. Oleh karena itu, kita perlu memastikan ventilasi dan sirkulasi udara bersih yang memadai, apalagi di ruang-ruang publik tertutup seperti perkantoran, sekolah, pertokoan, rumah makan, hingga rumah ibadah di mana ada banyak orang beraktivitas.

Sementara itu, Deddy El Rashid, Praktisi Pengelola Bangunan yang juga menjabat sebagai Sekjen BOMA Indonesia dan BOG ASHRAE Indonesia mengingatkan bahwa penting bagi kita untuk memiliki pedoman yang baru terkait infrastruktur bangunan dalam era adaptasi kebiasaan baru ini. "Salah satunya adalah dengan melengkapi alat desinfeksi udara yang aman, efektif dan handal untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruang dan mengurangi resiko penyebaran penyakit melalui udara, seperti COVID-19,” kata Deddy.

Deddy mengemukakan bahwa untuk bangunan profesional, ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk menekan risiko penyebaran penyakit melalui udara, yaitu mengontrol sumber virus sebelum masuk ke gedung, memaksimalkan ventilasi udara, dan memasang alat pemurni atau desinfeksi udara. “Salah satu teknologi yang paling efektif untuk mendesinfeksi baik udara maupun permukaan adalah dengan sinar UV-C. Terutama pada pada panjang gelombang 253.7 nm atau 254 nm, sinar UV-C diketahui paling efektif dalam menonaktifkan segela jenis bakteri dan virus. Karenanya UV-C disebut juga sebagai GUV (Germicidal Ultraviolet) atau UVGI (Ultraviolet Germicidal Irradiation),” katanya.

Menurut Deddy El Rashid, ada empat aplikasi UV-C yang dapat diterapkan di gedung-gedung profesional, yaitu untuk desinfeksi udara di atas ruangan (upper air), desinfeksi udara pada permukaan coil pendingin, desinfeksi pada saluran udara dan desinfeksi permukaan dalam ruangan. Dari keempat aplikasi tersebut, yang mudah dan efektif dilakukan adalah memasang UV-C air disinfection, khususnya jenis UV-C upper air. Jenis luminer ini dipasang pada ketinggian tertentu, dengan desain sedemikian rupa dan mengacu pada Pedoman NIOSH perihal radiasi yang aman, sehingga memungkinkan sistem ini untuk mendesinfeksi udara yang bersirkulasi di dalam ruangan secara terus-menerus, tanpa membahayakan orang sedang beraktivitas di bawahnya. "Ventilasi mekanis dan/atau konveksi alami akan mensirkulasi udara yang telah didesinfeksi kembali ke bagian bawah ruang. Perangkat UV-C Upper Air tersebut telah dlengkapi juga dengan pelindung dan optik pada luminer yang sesuai dengan Pedoman Keselamatan dan dirancang untuk mencegah paparan yang berbahaya terhadap radiasi UV-C bagi orang-orang yang berada di bawahnya,” kata Deddy.

Deddy menambahkan bahwa Equivalent Air Changes Per Hour (eACH), atau “Penyesuaian Pertukaran Udara Setara per Jam” yang merupakan kemampuan pengelola bangunan dalam mengantisipasi kontrol asupan udara untuk mengendalikan mikroorganisme di udara dengan metode lain, seperti penggunaan UV-C Upper Air untuk mendesinfeksi udara, dan HEPA filter yang berfungsi untuk menyaring udara. Kedua metode ini jika diaplikasikan pada tingkat tertentu dapat mengantikan ventilasi mekanis. "Jadi, bila ACH diukur berdasarkan banyaknya udara dari luar yang masuk ke dalam untuk melarutkan partikel yang berpotensi berbahaya di dalam ruangan, eACH merupakan penyesuaian setara yang didapatkan melalui alat bantu, misalnya dengan kombinasi penggunaan UV-C ruang atas dan HEPA filter. Bagi bangunan yang sulit untuk menambahkan ventilasi guna memperbanyak aliran udara luar yang masuk, UV-C ruang atas dapat membantu mencapai eACH yang memadai,” katanya.

Baca: 7 Makanan yang Dapat Mengurangi Risiko Terinfeksi Virus dan Bakteri

Berita terkait

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

2 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

12 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

Berdasarkan pantauan pada pukul 05.35 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 151.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

15 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya