Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua Terlambat, Ini Efeknya Menurut Pakar

Reporter

Antara

Jumat, 13 Agustus 2021 11:30 WIB

Petugas medis menyuntikkan vaksin Covid-19 dosis pertama kepada ibu hamil di Gedung Wira Purusa LVRI DKI Jakarta, Kamis, 12 Agustus 2021. Vaksinasi Covid-19 untuk ibu hamil sudah berjalan mulai bulan ini di Indonesia. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Vaksinasi menjadi upaya tambahan untuk melindungi Anda dan orang-orang di sekitar dari potensi penularan COVID-19. Ada beragam alasan yang membuat orang terlambat vaksinasi COVID-19 dosis kedua, seperti terpapar COVID-19 dan belum tersedianya vaksin. Bila begini, apakah vaksin masih efektif pada yang terlambat?

Kementerian Kesehatan sudah menyatakan keterlambatan penyuntikan vaksin dosis kedua selama masih dalam interval yang direkomendasikan para ahli masih aman dan tidak akan mengurangi efektivitas vaksin pertama sehingga antibodi masih dapat terbentuk dengan optimal melawan virus corona. Untuk vaksin Sinovac, jarak penyuntikan pertama dan kedua 28 hari, sementara vaksin AstraZeneca 2-3 bulan.

Bagaimana bila melewati interval? Khusus untuk Sinovac, praktisi kesehatan sekaligus dokter relawan COVID-19 dari Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Muhamad Fajri Adda'i, mengatakan saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan berapa lama waktu vaksin memberikan efektivitas yang optimal bila dosis keduanya diberikan terlambat. Walau begitu, kemungkinan perlu waktu lebih lama bagi vaksin agar efektivitas tetap ada.

Di sisi lain, penelitian juga belum tersedia mengenai kadar antibodi yang terbentuk apakah lebih baik atau justru buruk pada yang terlambat disuntik dosis kedua.

"Pada prinsipnya, vaksin Sinovac diberikan jaraknya 0-14 hari atau 28 hari pada penelitiannya. Jadi, kalau diberikan lebih dari itu, kita tidak tahu apakah lebih bagus atau lebih jelek pembentukan kadar antibodi yang dihasilkan," katanya.

Advertising
Advertising

Inilah alasan sebaiknya tak terlambat mendapatkan dosis kedua vaksin. Kalaupun harus melewati interval, misalnya tiga bulan sejak dosis pertama untuk Sinovac, maka segeralah mendapatkan suntikan kedua.

Fajri mengatakan, "Masih tetap lebih baik disuntikkan dalam rentang 3 bulan dibandingkan hanya dapat satu dosis saja atau tidak disuntikkan sama sekali untuk dosis kedua. Tetapi lebih bagus taat waktunya, 28 hari".

Dari sisi efektivitas, data dari Kementerian Kesehatan pada 128.290 tenaga kesehatan di DKI Jakarta pada 13 Januari-18 Maret 2021 memperlihatkan dua dosis vaksin Sinovac dengan interval 2-4 minggu antara dosis pertama dan kedua efektif mencegah 94 persen COVID-19 bergejala pada hari ke-7,14, 21, 28, hingga 63 hari setelah dosis kedua. Pemberian vaksin yang dikembangkan China National Pharmaceutical Group itu juga efektif mencegah 96 persen perawatan akibat COVID-19 pada rentang hari yang sama usai dosis kedua diberikan. Sementara untuk mencegah kematian karena COVID-19, vaksin ini diketahui efektif 98 persen setelah dosis kedua.

Sementara itu, saat dihubungi dalam kesempatan berbeda, ahli patologis klinis dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, dr. Tonang Ari Dwi Ardyanto, Sp.PK., PhD, berpendapat semakin terlambat disuntik vaksin dosis kedua, maka perlu waktu yang lebih lama bagi vaksin memberikan efektivitas optimal.

"Semakin lama mundurnya maka perlu waktu lebih lama lagi untuk memberikan efektivitas yang optimal. Maka, sebaiknya kalaupun tidak benar-benar tepat sesuai jadwal harus secepatnya diberikan," ujarnya.

Untuk vaksin Oxford-AstraZeneca, sebuah studi Universitas Oxford di Inggris menyatakan vaksin masih tetap efektif bahkan bila terlambat hingga 45 minggu. Para peneliti menemukan penundaan yang lama berpeluang menghasilkan lebih banyak antibodi terhadap virus penyebab COVID-19 dan respons imun seluler. Mereka mengatakan tingkat antibodi tetap meningkat hingga 1 tahun bahkan setelah dosis tunggal.

"Tetapi, kami tidak benar-benar tahu saat ini dengan satu dosis berapa lama bisa aman dengan tingkat perlindungan yang masih baik. Tapi yang pasti, itu lebih dari tiga bulan," tutur peneliti Prof. Sir. Andrew Pollard, seperti dikutip dari Medical News Today.

Untuk vaksin berbasis messenger RNA (RNA) seperti Pfizer-BioNTech, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), tak akan ada masalah selama mendapatkan dosis kedua dalam waktu 42 hari sejak dosis pertama. Tetapi bila sudah lebih dari 42 hari, misalnya 43 atau 45 hari mungkin tidak terlalu jauh berbeda dalam hal respons imun.

Idealnya, Anda harus menjadwalkan dosis Pfizer kedua pada tiga minggu setelah suntikan pertama. Tetapi, para ahli mengatakan bahkan jika terlambat lebih dari enam minggu maka Anda masih bisa mendapatkan vaksin dosis kedua.

Data menunjukkan bagian lain dari sistem kekebalan seseorang yakni sel B memori dan sel T bertahan cukup lama untuk memasang respons antibodi, bahkan jika suntikan kedua terlambat dari yang biasanya disarankan, ungkap profesor kedokteran dari Universitas Alabama di Birmingham, Amerika Serikat, sekaligus Direktur Alabama Vaccine Research Center, Dr. Paul Goepfert, seperti dikutip dari ABC News.

Bicara mengenai perlindungan, pakar penyakit menular di NYU Langone Health sekaligus peneliti vaksin, Dr. Adam Ratner mengatakan belum ada penelitian yang secara khusus mengukur seberapa besar perlindungan yang diberikan vaksin dosis kedua bila lebih dari 42 hari. Hal senada diungkapkan profesor kesehatan di Sekolah Kedokteran John Hopkins, Dr. Anna Durbin. Dia mengatakan bila dosis kedua vaksin baru didapatkan 8-12 minggu setelah dosis pertama, maka masih ada manfaatnya.

Sementara itu, peneliti Thomas C. Kingsley dari Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, mengatakan keterlambatan mendapatkan vaksin dosis kedua masih bisa mencegah antara 26-47 kematian per 100.000 orang dibandingkan bila tak ada penundaan. Vaksin Pfizer tercatat mencegah keparahan dalam 28 hari atau lebih usai vaksinasi sekitar 95 persen dan kematian atau masuk IGD akibat COVID-19 sebesar 99 persen.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua Terlambat, Bahayakah?

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

2 hari lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

3 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

4 hari lalu

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

5 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya