Kenali 5 Jenis Obat Flu Sesuai dengan Gejala yang Dirasakan

Reporter

Tempo.co

Minggu, 15 Agustus 2021 14:45 WIB

Ilustrasi wanita flu sedang bekerja di kantor. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Flu merupakan infeksi yang disebabkan virus pada saluran pernafasan bagian atas, gejalanya meliputi sakit tenggorokan, hidung tersumbat, bersin, batuk, sakit kepala, lemas, nyeri otot, sampai demam ringan.

Saat ini, meredakan flu bisa dengan mengkonsumsi obat flu yang banyak dijual bebas di pasaran. Namun, sudah bisakah Anda menyesuaikan obat dengan gejala flu yang diderita?

Mengutip keterangan BPOM RI pada laman pionas.pom.go.id, obat flu yang bisa diperoleh bebas merupakan sediaan analgesik/antipiretik tunggal atau kombinasi dengan beberapa zat aktif lain, yang termasuk golongan antitusif, ekspektoran, dekongestan, dan antihistamin.

Jika hendak mengkonsumsi obat flu, perhatikan terlebih dahulu komposisi zat aktif yang terkandung didalamnya dan pastikan bahwa zat aktif yang terkandung sesuai dengan gejala yang dirasakan.

Yang perlu diingat adalah bahwa obat flu hanya meredakan gejala yang timbul dan bukan mengobati, sehingga agar tidak mudah terkena flu disarankan untuk menjaga daya tahan tubuh dengan mengatur pola makan sehat, berolahraga dan istirahat yang cukup.

Advertising
Advertising

Seperti dikutip Tempo dari laman resmi Badan POM RI pada 12 Agustus 2021, berikut penjelasan dari masing golongan obat pereda flu:

1. Analgesik/antipiretik

Antipiretik merupakan obat yang digunakan untuk menurukan demam dan biasanya memiliki efek meredakan rasa nyeri. Antipiretik/analgesik biasanya terkandung dalam pengobatan flu jenis parasetamol, ibuprofen, dan asetosal. Obat flu umumnya sudah mengandung antipiretik/analgesik, sehingga tidak dianjurkan mengkonsumsi obat antipiretik/analgesik tunggal bersamaan dengan obat flu yang sudah mengandung antipiretik/analgesik.

2. Dekongestan

Dekongestan merupakan obat untuk mengurangi hidung tersumbat. Dekongestan bekerja dengan cara menyempitkan pembuluh darah di daerah hidung, sehingga dapat melegakan hidung tersumbat akibat pembengkakan mukosa. Obat-obatan yang termasuk ke dalam dekongestan antara lain fenil propanol amin (PPA), fenilefrin, pseudoefedrin, dan efedrin.

Namun, pasien hipertensi, hipertiroid, penyakit jantung koroner, penyakit iskemia jantung, glaukoma, pembesaran kelenjar prostat, dan diabetes disarankan berhati-hati mengkonsumsi dekongestan.

3. Antihistamin

Antihistamin merupakan obat yang digunakan untuk mengobati batuk atau pilek akibat alergi. Obat ini efektif untuk pilek yang disebabkan alergi, namun hanya memiliki sedikit manfaat dalam mengatasi hidung tersumbat. Maka itu, pada beberapa produk antihistamin dikombinasikan dengan dekongestan.

Beberapa antihistamin yang bisa diperoleh tanpa resep dokter meliputi: klorfeniramin maleat/klorfenon (CTM), prometazin, tripolidin, dan difenhidramin. Obat flu yang mengandung antihistamin dapat menyebabkan mengantuk, oleh karenanya setelah konsumsi obat ini disarankan tidak menjalankan mesin atau mengendarai kendaraan bermotor.

4. Antitusif

Antitusif merupakan obat batuk yang bekerja dengan menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk. Zat berkhasiat yang termasuk dalam antitusif di antaranya dekstrometofren HBr, noskapin, dan difenhidramin HCI.

5. Ekspektoran

Ekspektoran merupakan obat untuk mengatasai batuk dengan meningkatkan sekresi cairan saluran napas, sehingga mengencerkan dan mempermudah pengeluaran sekret atau dahak. Zat yang termasuk ekspektoran meliputi gliseril guaiakolat, ammonium klorida, bromheksin, succus liquiritiae.

Namun, apabila demam masih timbul selama lebih dari tiga hari setelah pengobatan, sakit di tenggorokan bertambah parah selama lebih dari dua hari pengobatan dan diikuti gejala lain seperti demam, sakit kepala, mual dan muntah, batuk tidak membaik setelah 7 sampai 14 hari mengkonsumsi obat, dan nyeri otot tidak kunjung hilang atau bertambah parah selama 10 hari (dewasa) atau 5 hari (anak-anak) pasca pengobatan, segeralah konsultasikan flu kepada dokter.

DELFI ANA HARAHAP

Baca juga: Cara Mudah Terapi Non Obat-obatan untuk Redakan Flu di Masa Pandemi

Berita terkait

Istri Bintang Emon Disebut Positif Narkoba Setelah Konsumsi Obat Flu, Kok Bisa?

1 hari lalu

Istri Bintang Emon Disebut Positif Narkoba Setelah Konsumsi Obat Flu, Kok Bisa?

Bagaimana mungkin konsumsi obat flu bisa berdampak pada positif narkoba seperti yang dialami istri komika Bintang Emon?

Baca Selengkapnya

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

2 hari lalu

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.

Baca Selengkapnya

Istri Bintang Emon Positif Narkoba karena Obat Flu, Bikin 1 Lab Kebakaran Jenggot

2 hari lalu

Istri Bintang Emon Positif Narkoba karena Obat Flu, Bikin 1 Lab Kebakaran Jenggot

Istri Bintang Emon, Alca Octaviani dinyatakan positif narkoba karena mengkonsumsi obat flu yang disarankan oleh apoteker.

Baca Selengkapnya

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

3 hari lalu

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

4 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

4 hari lalu

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?

Baca Selengkapnya

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

5 hari lalu

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

Baca Selengkapnya

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

7 hari lalu

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

7 hari lalu

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

9 hari lalu

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

Sebelumnya, pemerintah membatasi barang TKI atau pekerja migran Indonesia, tetapi aturan ini sudah dicabut. Begini isi aturannya.

Baca Selengkapnya