Ilustrasi perempuan terbaring di atas tempat tidur rumah sakit. (Unsplash.com/Sharon McCutcheon)
TEMPO.CO, Jakarta - Decubitus merupakan luka pada kulit dan jaringan dibawahnya yang umumnya terjadi pada tonjolan tulang yang disebabkan adanya gaya gesek, peregangan kulit dan tekanan. Biasanya dialami pasien lansia yang karena kondisi tertentu hanya di tempat tidur sepanjang waktu.
Mengutip dari Rsharapanibu.co.id, bagian yang berisiko decubitus yaitu kulit pada bokong, tulang ekor, tumit maupun pinggang. Selain itu juga dapat terjadi di bagian lain seperti siku, lutut, sendi pergelangan kaki dan bagian belakang bahu juga rawan untuk terkena.
Siapa saja yang berisiko terkena decubitus?
Orang yang kekurangan energi dan protein, keadaan yang lembap, penyakit yang membuat aliran darah ke kulit berkurang.
Pasien yang tak cukup minum sehingga kulit kering
Kondis medis seperti diabetes yang menyebabkan gangguan aliran darah ke kulit.
Lansia yang terbaring dalam waktu yang lama.
Lantas, bagaimana cara mencegah terkena decubitus? Pada pasien yang rentan terkena luka tekanan memerlukan pemeriksaan setiap hari untuk melihat apakah ada luka atau tidak. Perawat pasien harus memeriksa dari ujung kepala hingga kaki, serta memperhatikan kulit di daerah tonjolan tulang.
Mengubah posisi pasien tiap 2 jam apabila pasien tidak dapat bergerak di tempat tidur. Jangan memposisikan bed naik lebih dari 30 derajat saat menaikkan kepala pasien.
Memakai alat bantu, contohnya adalah bantal busa lunak agar bisa mengurangi tekanan pada kulit
Menjaga kulit tetap bersih dan kering. Dapat menggunakan bedak untuk kulit yang rawan terkena gesekan
Berikan lotion pelembap apabila kulit terlalu kering.
Konsumsi asupan makanan bergizi dan minum yang cukup
Membantu pasien untuk berlatih menggerakkan tubuhnya, misalnya dengan mengubah posisi bokong yang terkena tekanan (kanan-kiri) saat duduk lama di kursi roda
Membersihkan kotoran pasien setelah buang air, untuk menghindari kelembapan yang juga bisa menyebabkan decubitus.
