TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang meyakini, saat luka berubah menjadi koreng, maka pertanda luka akan sembuh. Padahal nyatanya tidak. Karena ketika koreng dikelupas, bagian bawahnya kadang masih basah, mengeluarkan darah, atau bahkan bernanah. Dan saat koreng terkelupas, disengaja atau tidak disengaja, proses penyembuhan luka pun dimulai lagi dari awal. Butuh waktu cukup lama hingga luka benar - benar pulih seperti sedia kala.
Baca juga: Luka, Intip 5 Mitos dan Fakta Soal Penggunaan Plester
Baca juga:
Dijelaskan dokter spesialis luka Adisaputra Ramadhinara, dalam acara peluncuran Hansaplast Spray Antiseptik di Jakarta, Rabu, 5 September 2018, bahwa terbentuknya koreng setelah luka lebih dikarenakan perawatan luka yang tidak tepat. Antara lain, luka tidak dibersihkan dengan benar dan luka tidak ditutup dengan benar atau bahkan dibiarkan terbuka. Sehingga besar kemungkinan bakteri - bakteri dari luar menghinggapi luka.
"Jadi tidak benar itu luka lebih cepat sembuh dengan dibiarkan terbuka atau diangin - angin," ujar dokter Adi. Dijelaskan lebih lanjut oleh Adi, bahwa dulu sebuah penelitian pernah dilakukan untuk membandingkan proses penyembuhan antara luka yang ditutup dan luka dibiarkan terbuka. Hasilnya, luka yang ditutup setelah sebelumnya dibersihkan dengan tepat lebih cepat sembuhnya.
"Karena kondisi yang dibutuhkan luka untuk cepat sembuh adalah tidak basah dan tidak kering, melainkan lembap. Dan kondisi lembap ini hanya bisa didapat dengan cara menutup luka," terangnya. Pada luka yang ditutup, jaringan kulit baru akan bertumbuh dari sisi paling luar hingga bertemu dan menutup di tengah. Pada luka yang tidak ditutup, jaringan kulit akan kesulitan atau terhalang untuk merapat karena adanya koreng.