Guru Besar Kedokteran UGM Beberkan Strategi Agar Orang Mau Vaksin

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 4 September 2021 14:20 WIB

Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada penerima vaksin di Cipulir, Jakarta, Ahad, 29 Agustus 2021. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan tersisa 2,7 juta warga ber-KTP DKI yang belum divaksin Covid-19. ANTARA/Rivan Awal Lingga

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah secara terus-menerus menggencarkan vaksinasi Covid-19. Stok vaksin terus didatangkan dari luar negeri. Meski stok yang ada, tidak sebanding dengan antusias masyarakat untuk memperoleh vaksin.

Tapi tak sedikit pula yang masih tergabung dalam kaum antivaksin. Mereka menolak vaksin dengan berbagai alasan. Mulai dari alasan yang sifatnya agama, seperti vaksin tidak halal, hingga yang sifatnya terdengar sepele: masih divaksin kok masih kena Covid-19?

Dilansir dari laman litbang.kemkes.go.id, masih banyak masyarakat yang meragukan efektifitas dan keampuhan vaksin COVID-19. Beberapa diantaranya bahkan menolak untuk diberi vaksin.

Padahal, Kepala UPT Puskesmas Linggang Bigung, dr. Beny, sudah meyakinkan bahwa vaksin COVID-19 aman dan sudah teruji melalui penelitian.

Advertising
Advertising

“Jangan sampai masyarakat tidak mau vaksin hanya gara-gara mendengar berita yang tidak benar, jika mengalami keraguan tanyakan langsung ke petugas kesehatan yang lebih tahu tentang vaksinasi,” kata Beni seperti dikutip oleh Tempo dari laman kutaibaratkab.go.id, Selasa 29 Juni 2021.

Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, Prof. dr. Moh. Hakimi, Sp.OG(K)., Ph.D, merespons fenomena ini dalam acara Raboan Online CBMH FK-KMK UGM yang membahas tema “COVID-19 Vaccine: Ethics and Infectious Disease”.

Dilansir dari laman ugm.ac.id, Hakimi memaparkan model health belief yang menjelaskan bahwa seseorang yang dilibatkan dalam kegiatan promosi kesehatan, dalam hal ini vaksinasi, dipengaruhi oleh persepsi keseriusan masalah yang dihadapi, persepsi kerentanan, persepsi manfaat dan hambatan, dan persepsi ancaman.

Selain itu, pertimbangan orang dalam melaksanakan vaksinasi juga dipengaruhi oleh modifying variable yang terdiri dari variabel demografi seperti kelas sosial, gender, usia, serta karakteristik psikologi seperti kepribadian dan peer group pressure.

Hakimi kemudian memberikan strategi yang menurutnya perlu dilakukan agar dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi COVID-19.

Menurutnya, perlu adanya pemberian penjelasan terkait keseriusan dari COVID-19 dan dampaknya, serta manfaat yang didapatkan dari vaksinasi. Hal ini penting dilakukan mengingat saat ini banyak beredar informasi palsu yang tidak disikapi secara hati-hati sehingga dapat mempengaruhi persepsi masyarakat. Karena itu, informasi palsu yang beredar perlu segera dikonfirmasi kebenarannya.

Hakimi juga memaparkan tentang bioetika penyakit infeksi, dalam hal ini yaitu COVID-19, yang dalam perspektif penyakit menular seperti Corona pasien tidak hanya menjadi korban, tetapi juga dapat menularkan penyakit ke orang lain. “Jadi, ada kewajiban moral pasien penderita penyakit infeksi terhadap orang lain,” katanya seperti dikutip oleh Tempo dari laman ugm.ac.id, Kamis 21 Januari 2021.

Sehingga, yang dibutuhkan dalam vaksinasi adalah menjembatani kesenjangan antara bioetika dan kesehatan masyarakat tradisional. Dalam tataran praktik, perlu adanya perhatian lebih banyak dalam aspek kerahasiaan dan privasi, informed consent, dan paternalisme.

NAUFAL RIDHWAN ALY

Baca juga: 6 Vaksin Sudah Mendarat di RI, Pahami Perbedaan Efikasi dan Efektivitas Vaksin

Berita terkait

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

21 menit lalu

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

Aulia Ayub mengungkapkan kiatnya sebagai lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis UGM dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya

Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

21 jam lalu

Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

Cerita Aulia Ayub, peraih lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

21 jam lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

3 Prodi FMIPA UGM Masuk Peringkat Dunia Versi QS WUR by Subject 2024

1 hari lalu

3 Prodi FMIPA UGM Masuk Peringkat Dunia Versi QS WUR by Subject 2024

Ketiga prodi UGM tersebut adalah prodi Matematika, Kimia, dan Fisika.

Baca Selengkapnya

Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

1 hari lalu

Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

Mengenang Umar Kayam, pemeran Sukarno dalam film Pengkhianatan G30S/PKI. Kakek Nino RAN ini seorang sastrawan dan Guru Besar Fakultas Sastra UGM.

Baca Selengkapnya

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

1 hari lalu

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

1 hari lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

2 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya