Tak Bisa Sekedar Diraba, Begini Deteksi Kanker Prostat yang Dianjurkan

Reporter

Antara

Senin, 6 September 2021 15:40 WIB

Ilustrasi kanker prostat. Parentsafrica.com

TEMPO.CO, Jakarta - Prostat merupakan kelenjar pada pria yang terletak di bawah kandung kemih dan di sekitar saluran kencing. Kelenjar ini berfungsi untuk memproduksi cairan yang membawa air mani atau semen dan membantu mengeluarkan air mani saat ejakulasi.

Normalnya, ukuran prostat sebesar 15-25 ml atau seukuran kacang polong. Namun, seiring bertambahnya usia, prostat bisa bertambah besar akibat perubahan hormonal. Deteksi dini kanker prostat tak bisa melalui sekedar perabaan pada organ tubuh tertentu.

"Prostat letaknya di dalam, jadi tidak mungkin tiba-tiba hanya menyentuh tangan, pipi, atau organ lain, lalu mengatakan Anda kena prostat. Karena ini di dalam, di bawah kandung kencing, tidak mungkin terlihat dari luar," kata spesialis dari Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI) dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU(K), dalam media briefing "Kenali Prostatmu: Pentingnya deteksi dini dan penanganan kanker prostat pada orang dewasa untuk meningkatkan usia harapan hidup", Senin, 6 September 2021.

Ketua Prostate Awareness Month itu menyarankan pria melakukan pemeriksaan antigen spesifik prostat (PSA) sebagai salah satu langkah deteksi. PSA atau pemeriksaan darah tanpa mempertimbangkan waktu tertentu ini bisa dilakukan berbarengan dengan pemeriksaan kesehatan yang umumnya disarankan setahun sekali.

"Skrining kanker sebaiknya setahun sekali, tetapi akan kita evaluasi. Menurut studi, ada sebagian orang yang bisa dua tahun sekali. Untuk praktisnya sebaiknya setahun sekali bersamaan dengan medical check-up," ujar Agus.

Advertising
Advertising

Nilai normal PSA yakni di bawah 4 ng/ml. Kemungkinan terjadinya kanker akan meningkat seiring peningkatan PSA. Kadar PSA 3,1-4 ng/ml dikaitkan dengan risiko kanker prostat sebesar 26,9 persen. Peningkatan nilai apabila terdapat pembesaran pada prostat jinak, prostatitis, dan kondisi jinak lain.

Skrining dapat mulai dilakukan pria berusia di atas 45 tahun dengan riwayat kanker prostat pada keluarga dan berusia di atas 50 tahun yang memiliki keluhan gangguan berkemih. Selain PSA, deteksi dini kanker prostat juga bisa melalui Digital Rectal Exam (DRE) atau colok dubur untuk menilai dan melihat ukuran prostat, konsistensi, bentuk, serta ada atau tidaknya abnormalitas bentuk pada prostat dan wawancara riwayat penyakit (anamnesis).

Lebih lanjut, diagnosis terkena atau tidaknya kanker melalui biopsi yang bisa dilakukan melalui lubang dubur atau selangkangan dan pemeriksaan pencitraan seperti TRUS, CT, MRI, hingga pindai tulang.

Baca juga: Pentingnya Kesadaran Deteksi Dini Kanker Prostat

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

3 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

5 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

6 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

8 hari lalu

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

Setiap individu harus memahami tantangan yang dihadapi saat didiagnosis glaukoma dan harus mempertahankan kualitas hidup dengan manajemen tepat.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

8 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Raja Salman dari Arab Saudi Masuk Rumah Sakit untuk Pemeriksaan Rutin

11 hari lalu

Raja Salman dari Arab Saudi Masuk Rumah Sakit untuk Pemeriksaan Rutin

Raja Salman, 88, terakhir kali dirawat di rumah sakit pada Mei 2022 untuk prosedur kolonoskopi dan tes medis, juga di rumah sakit Jeddah.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

12 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

13 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

13 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya