Ini Alasan Masyarakat Umum Belum Perlu Vaksin Dosis Ketiga

Senin, 6 September 2021 21:08 WIB

Ini Video yang Diduga Dihapus Oleh Sekretariat Presiden Tentang Vaksin Booster Pejabat

TEMPO.CO, Jakarta - Vaksin dosis ketiga atau sering disebut vaksin booster menjadi pembicaraan hangat ketika bocor informasi soal beberapa pejabat yang menyerobot antrian. Pasalnya, vaksin booster untuk saat ini hanya diperuntukkan oleh tenaga kesehatan selaku garda terdepan penanganan COVID-19.

Internis Konsultan Reumatologi (Rheumatologist) dari Siloam Hospital Lippo Village, Sandra Langow, mengatakan masyarakat umum perlu membedakan antara booster dan additional dose vaksin. Melalui akun Instagramnya, @sandrasinthya, ia menjelaskan jika booster dose adalah pemberian vaksin tambahan pada seseorang yang sudah divaksinasi lengkap sebelumnya dengan alasan adanya penurunan proteksi vaksin seiring berjalannya waktu. Sedangkan additional dose (dosis tambahan) adalah pemberian dosis ketiga kepada kelompok imunokompromais.

“Karena kelompok ini dianggap tidak mampu membentuk proteksi yang cukup sesudah vaksinasi secara lengkap,” katanya seperti dikutip Senin, 6 September 2021.

Advertising
Advertising

Imunokopromais sendiri adalah kondisi dimana seseorang memiliki sistem imun yang lemah. Penyebabnya secara umum ada dua, yaitu akibat memiliki penyakit yang menurunkan daya tahan tubuh seperti HIV, kanker, dan autoimun. Serta penggunaan obat-obatan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh seperti obat anti kanker, radiasi, dan obat autoimun. Akibatnya, mereka tidak memiliki kemampuan melawan infeksi, mudah sakit, dan rawan jika terkena infeksi.

WHO sendiri belum menganjurkan booster dose untuk saat ini mengingat masih terbatasnya jumlah vaksin dan banyak negara yang belum mendapatkan vaksinasi. Bagi mereka yang tidak termasuk imunokompromais dan sudah mendapatkan vaksin secara lengkap, kata Sandra, dosis penguat belum dibutuhkan. Hal ini merujuk pada rekomendasi dari CDC dan FDA.

Lalu, siapa yang kelak membutuhkan dosis tambahan?

  1. Orang dengan status imunokompromais
  2. Golongan imunokompromais, rentan terkena infeksi, termasuk infeksi COVID-19.
  3. Mereka yang menjalani transplanasi organ dan penyandang imunokompromais lainnya. Booster dosedapat membantu meningkatkan produksi antibodi yang protektif. FDA juga sudah mengevaluasi pemberian Moderna dosis ke-3 pada kalangan ini.

Dilansir dari laman cdc.gov, Booster dose sendiri diberikan sesudah 8 bulan vaksinasi lengkap. Sedangkan dosis tambahan sesudah 1 bulan pascavaksinasi lengkap. Karena itu, bagi masyarakat yang tidak memiliki gejala seperti yang disebutkan, maka sebaiknya menahan hasrat untuk mendapatkan vaksin dosis ketiga covid-19 karena masih banyak pihak yang lebih membutuhkan.

NAUFAL RIDHWAN ALY

Baca juga:

Ini Video tentang Vaksin Booster Pejabat, yang Dihapus dari Channel Sekretariat

Berita terkait

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

2 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

9 hari lalu

Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

Anggota DPR geram atas kasus dugaan pemecatan 249 Tenaga Kesehatan (Nakes) non-ASN di Manggarai, NTT.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkes soal Isu Batalkan NIK PPPK Bidan Pendidik

10 hari lalu

Penjelasan Kemenkes soal Isu Batalkan NIK PPPK Bidan Pendidik

Sebelumnya, ratusan pelamar D4 Bidan Pendidik dinyatakan lulus seleksi PPPK 2023, Namun, pada April 2024, NI PPPK dibatalkan oleh Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

22 hari lalu

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Kekurangan Dokter Spesialis Hampir di Seluruh Provinsi

33 hari lalu

Kemenkes: Kekurangan Dokter Spesialis Hampir di Seluruh Provinsi

Dante Saksono Harbuwono mengatakan, kekurangan dokter spesialis terjadi hampir di seluruh provinsi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Lagi, Israel Mengepung Rumah Sakit di Gaza

33 hari lalu

Lagi, Israel Mengepung Rumah Sakit di Gaza

Dokter dan pasien menjadi korban tewas dalam upaya pengepungan sejumlah rumah sakit yang dilakukan tentara Israel.

Baca Selengkapnya

Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

34 hari lalu

Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

Vaksinasi tuberkulosis sebagai penanganan imunologi diharapkan bisa perpendek durasi pengobatan, sederhanakan regimen atau perbaiki hasil pengobatan

Baca Selengkapnya

11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

39 hari lalu

11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

MER-C bekerja sama dengan WHO untuk mengirim tim medis yang beranggotakan 11 orang ke Gaza.

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

41 hari lalu

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

Crazy rich PIK Helena Lim menjadi sorotan lantaran rumahnya digeledah Kejaksaan Agung, dugaan kasus korupsi izin tambang timah. Siapakah dia?

Baca Selengkapnya

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

45 hari lalu

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.

Baca Selengkapnya