Selain Kemoterapi, Berikut Langkah Menangani Kanker DLBCL

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Kamis, 9 September 2021 17:25 WIB

Ilustrasi kanker (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker DLBCL merupakan salah satu kanker yang biasanya tumbuh pada bagian tumor di kelenjar getah bening. Itu bisa dimulai di banyak tempat berbeda di tubuh. Ini dianggap sebagai bentuk limfoma agresif yang berarti pertumbuhannya cepat. Meski begitu, pengobatan seringkali efektif dan beberapa pasien sembuh. Namun, masyarakat perlu mengetahui jenis-jenis dari dari kanker DLCBL tersebut. berikut kami paparkan.

Berdasarkan Leukimia Foundation, DLBCL dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering terjadi pada orang berusia di atas 50 tahun. Usia rata-rata diagnosis adalah 60-65 tahun. Namun, DLBCL juga dapat mempengaruhi anak-anak. Ini sedikit lebih umum pada pria daripada pada wanita. Ini bukan karena infeksi dan tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain.

DLBCL dapat berkembang di kelenjar getah bening atau di "situs ekstranodal" (area di luar kelenjar getah bening) seperti saluran pencernaan, testis, tiroid, kulit, payudara, tulang, otak, atau pada dasarnya setiap organ tubuh. Ini mungkin terlokalisasi (di satu tempat) atau umum (menyebar ke seluruh tubuh). Menukil kanal lymphoma.org, meskipun limfoma agresif, DLBCL dianggap berpotensi dapat disembuhkan.

Karena itu, perawatan yang paling sering digunakan untuk mengatasi permasalahan ini yaitu dengan cara kemoterapi. Hal ini dikarenakan sel kanker DLBCL sangat sensitif dengan unsur-unsur yang digunakan dalam kemoterapi. Meskipun DLBCL adalah jenis NHL yang tumbuh cepat, kemoterapi efektif bagi banyak orang. DLBCL dapat kembali (berulang) setelah pengobatan pertama diberikan.

Berdasarkan Canadian Cancer Society, kemoterapi digunakan untuk mengobati semua tahap DLBCL. Kemoterapi kombinasi yang paling sering digunakan pertama kali untuk mengobati DLBCL adalah CHOP. R-CHOP adalah kombinasi kemoterapi yang sama dengan rituximab (Rituxan). Adapun obat-obat yang digunakan yaitu, siklofosfamid (Cytoxan, Procytox), doksorubisin (Adriamycin), vincristine (Oncovin), dan prednisone.

Advertising
Advertising

Sedangkan untuk mengobati DLBCL stadium 1—bahkan stadium 2—terapi radiasi sinar eksternal juga dapat diberikan. Ketika DLBCL berkembang di testis, terapi radiasi dapat diberikan ke testis lainnya untuk mencegah penyebaran sel limfoma. Lebih lanjut, terapi radiasi diberikan setelah kemoterapi untuk tahap DLBCL yang lebih lanjut. Ini digunakan jika masih ada penyakit di area kecil atau jika ada area lain dengan tumor yang berukuran 10 cm atau lebih.

Yang terakhir, penanganan kanker DLBCL juga bisa dilakukan dengan transplantasi sel induk. Pasien dengan DLBCL yang tidak hilang dengan pengobatan atau yang kembali (berulang) setelah pengobatan dapat ditawarkan pengobatan alternatif. Perawatan ini mungkin termasuk jenis kemoterapi lain atau transplantasi sel induk. Transplantasi sel induk dapat menjadi pilihan untuk merespon kemotrapi DLBCL sebelumnya.

GERIN RIO PRANATA

Baca juga: Apa Itu Kanker DLBCL yang Diidap Penyanyi Ari Lasso?

Berita terkait

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

36 menit lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Kehilangan Kedua Kaki karena Serangan Israel, Staf UNRWA ke Qatar untuk Perawatan

9 jam lalu

Kehilangan Kedua Kaki karena Serangan Israel, Staf UNRWA ke Qatar untuk Perawatan

Seorang staf UNRWA sekaligus jurnalis foto yang terluka parah dan kehilangan kedua kakinya akibat pengeboman Israel tiba di Qatar untuk perawatan

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

2 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

6 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

7 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

7 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

9 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

12 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

13 hari lalu

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.

Baca Selengkapnya

OJ Simpson Meninggal, Kilas Balik Kasus Pembunuhan Mantan Istri dan Pencurian yang Melibatkannya

15 hari lalu

OJ Simpson Meninggal, Kilas Balik Kasus Pembunuhan Mantan Istri dan Pencurian yang Melibatkannya

OJ Simpson meninggal karena kanker prostat. Mantan atlet NFL ini dipenuhi kontroversi, antara lain dugaan pembunuhan dan lakukan pencurian.

Baca Selengkapnya