Macam Keputihan yang Perlu Anda Tahu

Reporter

Antara

Sabtu, 25 September 2021 20:51 WIB

Ilustrasi keputihan. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Keputihan adalah keluarnya cairan dari alat kelamin yang bukan darah. Meski lazim terjadi, waspadai ciri-ciri keputihan yang tidak normal. Begitu saran spesialis kandungan dr. Cynthia Agnes Susanto dari Universitas Indonesia.

Ada tiga waktu di mana keputihan lazim terjadi pada perempuan usia produktif, yakni sebelum haid, sesudah haid, dan menjelang ovulasi. Ini merupakan keputihan fisiologis atau normal. Ciri-cirinya warna bening dengan tekstur seperti telur mentah, tekstur putih susu, dan agak keruh yang agak kental tanpa bau menyengat. Sementara keputihan patologis adalah keputihan yang tidak normal.

"Pertama candidiasis, dia putih, kental, seperti keju, biasanya perih dan gatal. Karena gatal kita garuk-garuk dan menimbulkan luka di organ genital luar," jelas Cynthia.

Candidiasis bisa sembuh sendiri. Namun, bila keputihan ini berulang 2-3 kali dalam setahun, dia menyarankan segera memeriksakan diri ke dokter. Lalu, keputihan akibat bakteri yang warnanya putih tapi lebih encer. Warnanya juga bisa keabuan. Ciri utamanya adalah bau amis.

Bakterial vaginosis ini sering terjadi akibat perubahan pH pada vagina. Perubahan pH ini membuat koloni bakteri dan jamur mudah berkembang biak di organ kewanitaan.

Advertising
Advertising

Kemudian, trichomonas yang memiliki ciri kuning kehijauan yang bisa diakibatkan infeksi menular seksual. Keputihan jenis ini sangat berbau. Keputihan juga bisa terjadi akibat gonore yang ditandai dengan nyeri saat buang air kecil (anyang-anyangan) dan nyeri panggul serta perut. Keputihan ini juga bisa keluar dari penis, bukan cuma vagina. Keputihan terjadi bila kebersihan di vagina tidak terjaga secara benar.

"Terlalu bersih atau terlalu kotor juga jadi faktor risiko," jelasnya.

Cara cebok yang salah bisa menimbulkan masalah. Dia mengingatkan untuk cebok dari arah depan ke belakang, dari saluran kemih ke arah anus. Lakukan secara searah, jangan bolak-balik. Jika cebok dari belakang ke depan, bakteri di anus bisa masuk ke dalam vagina dan menimbulkan risiko infeksi saluran kencing.

Bersihkan vagina dengan air bersih yang mengalir dan jangan lupa untuk keringkan dengan handuk kecil atau tisu lembut tanpa pewangi. Ketika akan berkonsultasi dengan dokter seputar keputihan, bawa serta pasangan agar keduanya bisa disembuhkan karena bisa saja pasangan juga terinfeksi saat berhubungan intim.

Jika hanya satu orang yang mendapatkan terapi kemudian sembuh, infeksi ulang bisa terjadi. Cynthia menegaskan keterbukaan dan komunikasi dengan pasangan adalah kunci utama.

"Jangan pernah saling tuduh, misalnya langsung beranggapan pasangan 'jajan'. Bisa saja kita tidak ngapa-ngapain hanya dari kamar mandi umum tapi kecipratan dan jadinya terkena gonore," ujarnya.

Untuk orang yang mengalami keputihan, dia mengatakan perhatikan warna, waktu, aroma, dan apakah rasa gatal yang menyertai. Bila keputihan terjadi berulang-ulang dan tidak kunjung sembuh, dia menyarankan segera memeriksakan diri ke dokter.

Pemakaian pantyliner tidak disarankan untuk mengatasi keputihan, apalagi jika dipakai setiap hari, karena bisa membuat vagina lembab akibat pertukaran udara yang sulit terjadi. Lebih baik mengganti celana dalam, utamanya berbahan katun, lebih sering dibandingkan memakai pantyliner.

Baca juga: Bisa Sebabkan Robek Jaringan Anus, Berikut Penjelasan Mengenai Seks Anal

Berita terkait

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

1 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

2 hari lalu

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

Bisakah penyakit Lyme akibat gigitan serangga disembuhkan? Tentu saja asal tak terlambat diobati karena komplikasinya beragam.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

5 hari lalu

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

Baca Selengkapnya

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

8 hari lalu

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

Menjaga kebersihan tangan merupakan upaya mencegah berbagai penyakit infeksi dan bagian dari cara hidup sehat. Ini cara yang dianjurkan.

Baca Selengkapnya

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

9 hari lalu

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda

Baca Selengkapnya

Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

11 hari lalu

Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

Terapi ikan bisa menghilangkan sel kulit mati, namun dapat berbahaya jika kebersihan kolam tidak terjaga.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

19 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

21 hari lalu

Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

Masyarakat diminta mewaspadai penyakit kronis yang bisa timbul kembali di masa Lebaran karena tidak dikontrol seperti saat berpuasa.

Baca Selengkapnya

WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

23 hari lalu

WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

Hepatitis B menyebabkan 83 persen kematian dan hepatitis C menyumbang 17 persen di dunia.

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

28 hari lalu

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

Baca Selengkapnya