Tak Hanya Wanita, Ini Kontrasepsi pada Pria yang Perlu Anda Ketahui
Jumat, 1 Oktober 2021 19:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada 2012-2017 menunjukkan hanya 0.12 persen pria di Indonesia menggunakan kontrasepsi modern setiap tahunnya. Kontrasepsi atau alat pencegah kehamilan biasanya hanya diidentikkan dengan perempuan. Terlebih lagi, 50 persen lebih perempuan di Indonesia telah menggunakan alat kontrasepsi.
Menurut laman kemkes.go.id, kontrasepsi terdiri dari dua macam, yaitu hormonal dan non-hormonal. Kontrasepsi hormonal di antaranya berupa:
- Pil kombinasi (progesteron dan estrogen) yang dikonsumsi setiap hari
- Suntik progesteron yang disuntikkan per tiga bulan
- Alat mengandung progesteron yang disisipkan di bawah kulit biasa disebut Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) atau implan
Alat kontrasepsi non-hormonal di antaranya berupa:
- Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
- Kondom
- Metode Operasi Pria (MOP) atau sterilisasi/vasektomi
Kondom dan vasektomi merupakan alat kontrasepsi khusus pria dan keduanya bersifat non-hormonal. Menurut data SDKI tahun 2017, capaian penggunaan kondom sebesar 2,5 persen dan vasektomi sebesar 0,2 persen pada pria.
Bagaimana cara kerja kedua alat kontrasepsi tersebut?
Kondom
Dikutip dari laman dppkbpmd.bantulkab.go.id, kondom adalah selubung tipis elastis yang terbuat dari lateks, kulit domba, atau polyurethane. Kondom digunakan dengan cara menyelubunginya pada penis yang sedang ereksi sehingga permukaannya tertutup. Kondom dapat didapatkan dengan harga yang murah dan minim efek samping. Selain mencegah kehamilan, kondom juga dapat mencegah penyakit menular seksual.
Vasektomi
Vasektomi memerlukan prosedur pembedahan untuk mengikat saluran sperma. Tujuan dilakukannya prosedur ini adalah pencegahan pelepasan sperma saat pria ejakulasi. Pria yang sudah menjalani prosedur ini tidak memiliki sperma dalam air mani miliknya.
Efek vasektomi muncul sekitar 3 bulan setelah pembedahan dilakukan. Penggunaan kondom saat berhubungan seks selama tiga bulan tersebut diperlukan jika pasangan hendak mencegah kehamilan. Vasektomi bersifat permanen, sehingga efeknya tidak dapat dihilangkan.
“BKKBN berupaya agar kesertaan pria dalam program keluarga berencana, terutama vasektomi, dapat meningkat,” ucap Pelaksana Tugas Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Dwi Listyawardani, pada acara Webinar Peningkatan Kesertaan KB Pria: Saatnya Pria Bertindak pada Kamis, 23 Juli 2020, dikutip Tempo dari laman bkkbn.go.id.
Sebelum memasang atau menggunakan alat kontrasepsi, baik bagi pria maupun wanita, lebih baik diawali dengan konsultasi dengan dokter. Program KB bukan hanya memiliki tujuan pengendalian populasi, melainkan juga pemenuhan hak-hak reproduksi.
DINA OKTAFERIA
Baca juga: Alasan Kurangnya Kesadaran Laki-Laki Pakai Alat Kontrasepsi