Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bukan Hanya Pil, Kenali 7 Jenis Alat Kontrasepsi KB

image-gnews
Pemasangan alat kontrasepsi implan (ilustrasi)
Pemasangan alat kontrasepsi implan (ilustrasi)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Melakukan perencanaan kehamilan adalah langkah bijak untuk meningkatkan kesehatan reproduksi. Berbagai jenis alat kontrasepsi tersedia untuk membantu pasangan suami istri mengontrol kehamilan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.

Berikut adalah penjelasan singkat tentang 7 jenis alat kontrasepsi yang dapat dipertimbangkan

  1. Spiral (IUD)

Spiral atau IUD (Intrauterine Device) adalah alat kontrasepsi yang ditempatkan di rahim. IUD tersedia dalam dua jenis, yakni hormonal dan non-hormonal.

Hormonal IUD mengandung progestin, yang mencegah sperma mencapai sel telur, sementara IUD non-hormonal biasanya menggunakan tembaga untuk mencegah kehamilan. Keduanya dapat memberikan perlindungan jangka panjang, yang membuatnya menjadi pilihan populer untuk pasangan yang tidak ingin berkomitmen setiap hari.

  1. Pil Kontrasepsi

Dikutip dari National Health Service UK, pil kontrasepsi adalah obat hormonal yang dikonsumsi secara teratur setiap hari untuk mencegah ovulasi dan mengentalkan lendir serviks, sehingga sperma sulit mencapai sel telur.

Pil kontrasepsi memiliki berbagai formula, termasuk kombinasi estrogen dan progestin serta pil progestin saja. Keakuratan penggunaannya sangat bergantung pada konsistensi waktu pengambilan.

  1. Implan

Implan adalah stik kecil yang ditanamkan di bawah kulit lengan atas yang melepaskan hormon untuk mencegah ovulasi dan merubah lendir serviks. Implan memberikan perlindungan jangka panjang tanpa perlu memikirkan setiap hari atau setiap bulan. Kelebihannya termasuk efektivitas yang tinggi dan efek samping yang minimal.

  1. Suntikan Kontrasepsi

Menurut Better Health Victoria, suntikan kontrasepsi dilakukan dengan penyuntikan hormon progestin ke dalam otot setiap tiga bulan.

Progestin menghambat ovulasi dan menebalkan lendir serviks. Metode ini sangat nyaman karena hanya memerlukan injeksi berkala tanpa perlu khawatir setiap hari.

  1. Kondom
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kondom adalah metode kontrasepsi yang melibatkan penggunaan alat pelindung saat berhubungan seksual. Kondom tidak hanya melindungi dari kehamilan, tetapi juga dapat mencegah penularan infeksi menular seksual (IMS). Kondom pria dan wanita tersedia, memberikan opsi yang sesuai dengan preferensi pasangan.

  1. Kontrasepsi Darurat

Kontrasepsi darurat atau pil kehamilan dapat digunakan setelah berhubungan seks tanpa perlindungan. Pil ini mengandung hormon yang membantu mencegah ovulasi atau menempelnya telur yang telah dibuahi.

Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention, penting untuk diingat bahwa kontrasepsi darurat tidak seefektif metode kontrasepsi reguler dan sebaiknya digunakan hanya dalam situasi darurat.

  1. Tubektomi dan Vasektomi

Kontrasepsi tubektomi (untuk wanita) dan vasektomi (untuk pria) adalah prosedur pembedahan yang menghentikan jalannya saluran reproduksi. Tubektomi mencegah telur bertemu sperma dengan memotong atau menyumbat tuba falopi

Di sisi lain, vasektomi menghentikan perjalanan sperma dengan memotong atau menyumbat saluran yang membawa sperma. Kedua metode ini bersifat permanen dan cocok untuk pasangan yang telah yakin tidak ingin memiliki anak lagi.

Memilih alat kontrasepsi yang tepat merupakan keputusan yang penting dalam perencanaan keluarga. Konsultasi dengan profesional kesehatan dapat membantu pasangan menemukan opsi yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup.

Pilihan editor: Mitos Soal Alat Kontrasepsi yang Jadi Faktor Penghambat Program KB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

8 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berpikir. shutterstock.com
Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?


Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

9 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil minum cukup air. (dok. Aqua)
Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

Vitamin D3 berperan penting dalam pembentukan tulang, gigi dan otot janin. Kekurangan vitamin D3 selama masa kehamilan akan menyulut beragam risiko.


Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

10 hari lalu

Seorang ibu membawa anaknya saat imunisasi Campak dan Polio secara gratis di Gedung Wanita BKOW terhadap warga di kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (18/10). Kampanye Imunisasi Tambahan Campak dan Polio tahap ketiga akan digelar di 17 provinsi di Indonesia mulai dari 18 Oktober hingga 18 November di pos pelayanan imunisasi yang tersebar di posyandu dan puskesmas. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

Presiden Soeharto menetapkan 29 April 1985 sebagai Hari Posyandu Nasional.


Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

12 hari lalu

Ilustrasi stunting. freepik.com
Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.


Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

15 hari lalu

Ilustrasi melahirkan. Shutterstock
Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

Selain memahami bahaya persalinan, ibu hamil juga harus menyiapkan keperluan untuk membantu lancarnya proses kelahiran.


Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

19 hari lalu

Ilustrasi Kehamilan. TEMPO/Aditia Noviansyah
Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.


Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

20 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly
Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.


Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

29 hari lalu

Ilustrasi perawatan ibu hamil. Shutterstock.com
Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.


Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

31 hari lalu

Ilustrasi wanita mual. Freepik.com
Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

Semua orang bisa mengalami mual dengan berbagai penyebab. Kapan perlu mendapat perhatian khusus dan periksa ke dokter?


4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

32 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Foto: Unsplash/Kevin Liang
4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

Perilaku dan pola pikir bermasalah mengenai tidur dapat muncul selama kehamilan dan menetap pada masa nifas.