Dampak Buruk Diet Yoyo bagi Kesehatan

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 19 Oktober 2021 11:52 WIB

Ilustrasi diet (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Diet yoyo dikenal sebagai efek yoyo atau siklus berat badan, menggambarkan kondisi pola penurunan berat badan yang kemudian mendapatkan berat badan itu kembali secara cepat dan berulang setelah melakukan diet. Efek yoyo biasanya terjadi pada orang yang tidak konsisten dalam memilih jenis pola makan dan diet ini umum dilakukan oleh 10 persen pria dan 30 persen wanita.

Namun, kenyataanya diet yoyo ini banyak memberikan dampak buruk untuk kesehatan. Oleh karena itu, dilansir dari healthline.com, berikut 10 alasan kuat mengapa diet yoyo tidak baik untuk kesehatan.

Nafsu makan naik, hasilnya berat badan bertambah dari waktu ke waktu
Selama diet, kehilangan lemak menyebabkan penurunan kadar hormon leptin, yang biasanya membantu tubuh merasa kenyang. Jika dalam keadaan normal, simpanan lemak akan melepaskan leptin ke dalam aliran darah, yang mengartikan menjadi sinyal untuk tubuh simpanan energi tersedia untuk mengarahkan agar makan lebih sedikit.

Namun, saat kehilangan lemak, kadar leptin menurun sedangkan nafsu makan meningkat. Hal ini menyebabkan nafsu makan kian meningkat saat tubuh mencoba untuk memasok cadangan energi yang terkuras. Selain itu, hilangnya massa otot selama diet menyebabkan tubuh menghemat energi. Ketika kebanyakan orang menggunakan diet jangka pendek untuk menurunkan berat badan, pada diet yoyo justru akan mendapatkan kembali 30-65 persen dari berat badan yang hilang dalam satu tahun, plus telah diketahui satu dari tiga pelaku diet berakhir lebih berat dari sebelumnya.

Persentase lemak tubuh lebih tinggi
Dalam beberapa penelitian, diet yoyo telah menyebabkan peningkatan persentase lemak tubuh karena selama fase penambahan berat badan dari diet yoyo, lemak diperoleh kembali lebih mudah daripada massa otot, yang mengindikasikan dapat menyebabkan persentase lemak tubuh meningkat selama beberapa siklus. Dalam satu ulasan, 11 dari 19 penelitian menemukan riwayat diet yoyo memprediksi persentase lemak tubuh yang lebih tinggi dan lemak perut yang lebih banyak. Hal ini dapat menyebabkan perubahan lain yang membuat lebih sulit menurunkan berat badan.

Advertising
Advertising

Kehilangan otot
Selama diet penurunan berat badan, tubuh kehilangan massa otot serta lemak karena lemak diperoleh kembali lebih mudah daripada otot setelah penurunan berat badan, yang dapat menyebabkan lebih banyak kehilangan otot dari waktu ke waktu. Kehilangan otot selama diet juga menyebabkan penurunan kekuatan fisik, yang dapat dikurangi dengan olahraga, termasuk latihan kekuatan.

Olahraga berfungsi memberi sinyal pada tubuh untuk menumbuhkan otot, bahkan ketika bagian tubuh lain sedang melangsingkan badan. Untuk mencegah hal ini dapat dilakukan dengan berolahraga dan rutin mengonsumsi sumber protein berkualitas untuk mengurangi kehilangan otot. Hal tersebut diperkuat suatu studi yang menunjukkan ketika 114 orang dewasa mengonsumsi suplemen protein saat menurunkan berat badan, mereka kehilangan lebih sedikit massa otot.

Hati berlemak
Yaitu ketika tubuh menyimpan kelebihan lemak di dalam sel-sel hati. Obesitas adalah salah satu faktor risiko mengembangkan hati berlemak dan penambahan berat badan meningkatkan kemungkinan untuk mengalami faktor tersebut. Hati berlemak biasanya dikaitkan dengan perubahan cara hati memetabolisme lemak dan gula, meningkatkan risiko diabetes tipe 2, kadang-kadang juga dapat menyebabkan gagal hati kronis (sirosis).

Peningkatan risiko diabetes
Diet yoyo juga umumnya dikaitkan dengan kemungkinan lebih tinggi terkena diabetes tipe 2, meskipun tidak semua penelitian menemukan bukti untuk pernyataan tersebut. Beberapa tinjauan penelitian menunjukkan riwayat diet yoyo memprediksi diabetes tipe 2 dalam empat dari 17 penelitian. Selanjutnya, pada sebuah penelitian terhadap 15 orang dewasa menunjukkan ketika peserta mendapatkan kembali berat badan setelah 28 hari penurunan berat badan, sebagian besar yang diperoleh adalah lemak perut.

Sebagai informasi, lemak perut lebih cenderung menyebabkan diabetes daripada lemak yang disimpan di lokasi lain, seperti lengan, kaki, atau pinggul. Bahkan pada satu studi pada tikus menunjukkan peningkatan kadar insulin (gejala awal diabetes) menjalani siklus berat badan selama 12 bulan dibandingkan dengan tikus yang mengalami kenaikan berat badan secara konsisten. Meskipun diabetes belum terlihat dalam semua penelitian manusia tentang diet yoyo, tetap hal itu mungkin paling meningkat pada orang yang memiliki berat badan lebih tinggi daripada sebelum diet.

Peningkatan risiko penyakit jantung
Kenaikan berat badan yang merupakan faktor risiko pada diet yoyo, bahkan lebih dari kelebihan berat badan, meningkatkan risiko penyakit jantung. Menurut sebuah penelitian terhadap 9.509 orang dewasa, peningkatan risiko penyakit jantung tergantung pada ukuran perubahan berat badan, semakin banyak yang hilang dan diperoleh kembali selama diet yo-yo, semakin besar risikonya. Selanjutnya, ulasan dari beberapa penelitian menyimpulkan variasi berat yang besar dari waktu ke waktu menggandakan kemungkinan kematian akibat penyakit jantung.

Meningkatkan tekanan darah
Kenaikan berat badan setelah berdiet juga dikaitkan dengan kenaikan tekanan darah. Lebih lanjut, diet yoyo mampu menumpulkan efek sehat dari penurunan berat badan pada tekanan darah di masa depan. Pada sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 66 orang dewasa menemukan mereka yang memiliki riwayat diet yoyo mengalami peningkatan tekanan darah yang lebih sedikit saat menurunkan berat badan. Kemudian, sebuah studi lain dengan periode jangka panjang menemukan efek ini dapat memudar setelah 15 tahun, menunjukkan siklus berat badan selama masa muda mungkin tidak mempengaruhi risiko penyakit jantung di usia paruh baya atau lebih muda.

Bikin frustrasi
Hal ini dipicu diri yang frustasi akibat usaha untuk menurunkan berat badan justru mengalami kenaikan dari efek diet yoyo. Faktanya, orang dewasa dengan riwayat diet yoyo melaporkan tidak puas dengan kehidupan dan kesehatan mereka, lalu juga melaporkan efikasi diri yang buruk mengenai tubuh dan kesehatan. Dengan kata lain, mereka merasa di luar kendali. Meskipun begitu, diet yoyo tampaknya tidak terkait dengan depresi, pengendalian diri, atau sifat kepribadian negatif. Oleh karena itu, jika belum menemukan perubahan jangka panjang setelah berdiet, masih ada kesempatan untuk menerapkan pola diet lain.

Mungkin lebih buruk daripada tetap kegemukan
Menurunkan berat badan jika berlebih meningkatkan kesehatan jantung, bahkan mampu mengurangi risiko diabetes dan meningkatkan kebugaran fisik. Tak hanya itu, menurunkan berat badan juga dapat mencegah perlemakan hati, meningkatkan kualitas tidur, mengurangi risiko kanker, memperbaiki suasana hati, dan memperpanjang umur dan kualitas hidup.

Sebaliknya, penambahan berat badan dapat mengarah pada kebalikan dari semua manfaat tersebut. Posisi diet yoyo berada di antara keduanya karena tidak berbahaya seperti menambah berat badan, tetapi jelas lebih buruk daripada menurunkan berat badan dan mempertahankannya. Masih menjadi sebuah kontroversi akan keefektifan diet yoyo, yang juga belum seluruh penelitian menyetujuinya.

Namun, pada salah satu penelitian besar yang diikuti 505 pria berusia 55-74 selama 15 tahun menunjukkan kaitan antara fluktuasi berat badan dengan risiko kematian 80 persen lebih tinggi selama masa studi. Sementara itu, pria gemuk yang mempertahankan berat badan secara konsisten memiliki risiko kematian yang serupa dengan pria dengan berat badan normal sehingga kesimpulan pada penelitian masih belum jelas untuk menentukan lebih baik melakukan diet yoyo atau tetap memiliki berat badan berlebih. Yang jelas, melakukan perubahan gaya hidup sehat yang kecil dan permanen adalah pilihan terbaik sampai saat ini.

Terapkan perubahan gaya hidup jangka panjang
Kebanyakan diet menyarankan seperangkat aturan untuk diikuti selama jangka waktu tertentu untuk memenuhi tujuan penurunan berat badan atau kesehatan lain. Jenis diet seperti itu yang akan gagal karena mengajarkan aturan harus diikuti sampai tujuan penurunan berat badan tercapai karena setelah menyelesaikan diet, mudah untuk kembali ke kebiasaan yang menyebabkan kenaikan berat badan.

Untuk memutus siklus perubahan sementara yang menghasilkan kesuksesan sementara pada berat badan, berhentilah berpikir tentang pola makan dan mulailah berpikir tentang gaya hidup yang baru. Sebuah penelitian besar terhadap lebih dari 120.000 orang dewasa di Amerika Serikat menemukan beberapa kebiasaan dapat membantu menurunkan dan mempertahankan berat badan secara bertahap selama beberapa tahun.

Baca juga: Penelitian Ungkap Kelebihan Diet Mediterania Hijau

Berita terkait

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

4 hari lalu

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

5 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

6 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

7 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

7 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

8 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

8 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

9 hari lalu

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan mental

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

11 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

15 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya