Belajar Konsep Ikigai yang Diterapkan Orang Jepang: Hidup Bahagia dan Bermakna

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Senin, 8 November 2021 15:52 WIB

Ilustrasi wanita bahagia. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental kian mengemuka selama pandemi Covid-19. Orang ingin hidup seimbang, antara pekerjaan, urusan keluarga, dan kehidupan pribadi. Kondisi mental yang sehat akan menunjang kesehatan fisik karena daya tahan tubuh bertambah.

Psikolog anak, remaja, dan keluarga, Jovita Ferliana mengenalkan salah satu cara untuk mencapai kesehatan mental dengan konsep Ikigai. Filosofi ini berasal dari Jepang yang bermakna menjawab kebeadaan kita. "Memahami konsep Ikigai bisa membantu mencari dan menentukan alasan menjalani hidup," kata Jovita dalam webinar "Jalani Hidup Terbaik" bersama Greenfield pada Jumat, 29 Oktober 2021.

Konsep Ikigai terdiri atas empat kelompok. Pertama, apa yang kamu sukai; kedua, apa yang kamu bagus atau berkompeten di bidang tertentu; ketiga, kamu merasa dihargai dalam suatu bidang dan mendapatkan rasa terima kasih; keempat, apa yang dunia atau lingkungan butuhkan terhadapmu.

Irisan antara kelompok pertama dengan kelompok kedua bernama passion, irisan kelompok kedua dengan yang ketiga disebut vocation. Irisan kelompok ketiga dengan yang kelompok empat adalah profesi, dan irisan kelompok empat dengan yang pertama adalah misi.

"Begitu irisan ini saling terhubung. Tidak mengapa apabila baru menemukan satu irisan saja," kata Jovita. "Yang penting, bisa menikmati apa yang dirasakan dengan senang hati."

Advertising
Advertising

Konsep Ikigai juga berusaha membebaskan diri untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan, misalkan dengan menjalani hobi. Seseorang juga dapat menggali potensi diri sesuai keinginan. Penting juga "mengisi" tubuh, pikiran, dan jiwa alias body, mind, and soul.

Menjaga tubuh dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat. Mengisi pikiran dengan berpikir positif hingga meningkatkan keterampilan atau edukasi. Sedangkan menenangkan jiwa dengan bersyukur, relaksasi, dan mindfulness.

Mindful, menurut Jovita, adalah bagaimana seseorang melatih diri agar fokus dan hadir saat ini. Contoh, orang yang tidak fokus saat sedang makan karena memikirkan tugas yang belum selesai atau sambil menonton televisi. Akibatnya, tubuh tidak menyadari atas apa yang sudah dimakan beserta segala aspannya. "Mindful, yakni melakukan apapun dengan penuh kesadaran," ujarnya.

Baca juga:
Tips Kesehatan Mental, Cara Simpel Mengatasi Overthinking dari Psikolog

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

12 jam lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

2 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

3 hari lalu

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

Para ibu perlu menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman ketika beraktivitas dan tenang ketika mengasuh anak.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

5 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

5 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

11 hari lalu

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah

Baca Selengkapnya

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

12 hari lalu

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial

Baca Selengkapnya

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

12 hari lalu

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

15 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

16 hari lalu

Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?

Baca Selengkapnya