Gejala Ringan Varian Omicron, Jangan Disepelekan

Reporter

Bisnis.com

Senin, 13 Desember 2021 09:21 WIB

Pemerintah mengklaim kasus Covid-19 di Indonesia cukup terkendali saat ini. Menyambut libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), pemerintah juga batal menerapkan PPKM Level 3. Namun, pemerintah tetap memberlakukan pengetatan khusus.

TEMPO.CO, Jakarta - Covid-19 varian baru omicron disebut memiliki gejala ringan, terutama untuk yang sudah divaksin. Orang yang tidak divaksin sembilan kali lebih mungkin mengalami gejala parah hingga perawatan di rumah sakit daripada yang sudah dua kali vaksinasi. Seperti apa gejala ringan omicron dibandingkan varian sebelumnya?

Demam, menggigil, batuk, sesak napas, dan kehilangan rasa dan penciuman menjadi ciri gejala COVID-19 sejak pertama muncul. Gejala dapat muncul di mana saja antara 2-14 hari setelah terpapar, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), tetapi rata-rata dibutuhkan sekitar 5-6 hari.

Banyak gejala ringan seperti yang telah kita dengar selama ini, macam demam dan/atau kedinginan, batuk, dan sesak napas meskipun semua gejala tersebut dapat bervariasi intensitasnya. Kehilangan rasa dan penciuman juga merupakan kasus ringan yang sangat umum.

Beberapa perkiraan menunjukkan lebih dari separuh orang yang memiliki kasus yang sangat ringan kehilangan indera penciuman sampai tingkat tertentu. Pilek, bersin, sakit kepala, dan masalah pencernaan juga umum sekarang. Sementara virus corona adalah virus pernapasan, banyak orang datang dengan gejala ringan yang tidak ada hubungannya dengan organ dan jaringan pernapasan. CDC memasukkan gejala sakit kepala mual atau muntah dalam daftar gejala yang paling umum.

“Kami telah melihat evolusi dalam gejala COVID-19 itu sendiri,” kata Natasha Bhuyan, dokter keluarga di One Medical di Arizona, mengutip Huffpost.

Advertising
Advertising

Dia secara pribadi merawat pasien yang datang dengan gejala yang dipikir tidak mungkin COVID-19, seperti pilek yang dikaitkan dengan alergi musiman atau diare yang dikaitkan dengan penyakit perut, yang akhirnya dites positif terkena virus corona. Tantangannya, tentu saja gejala-gejala itu mirip dengan apa yang dialami ketika pilek, flu, sakit perut, dan banyak penyakit umum lain.

“Ada berbagai gejala dan tumpang tindih yang luar biasa,” kata Bhuyan.

Para ahli mengatakan hanya satu gejala saja sudah cukup untuk menjamin pengujian karena sangat tidak mungkin untuk membedakan antara pilek dan infeksi COVID-19 hanya berdasarkan gejalanya saja. Jadi, Bhuyan merekomendasikan melakukan tes COVID-19 jika memiliki gejala apapun, terutama jika berada di area penularan tinggi, bahkan jika baru saja pilek atau sakit kepala.

Satu gejala sudah cukup. Jika positif COVID-19, disarankan untuk mengisolasi diri selama 10 hari atau sampai hasil tes negatif. Para ahli sedang mempelajari omicron, varian baru dengan lebih dari 30 mutasi secara real time. Laporan awal menggembirakan, menunjukkan gejala omicron mungkin lebih ringan daripada delta. Namun, pejabat kesehatan mengatakan terlalu dini untuk mengetahuinya. Mereka juga mengingatkan varian tersebut dapat mengubah arah pandemi.

Baca juga: Gejala Ringan Varian Omicron, Tetap Harus Diwaspadai

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

10 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

16 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

22 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

15 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya