Kata Dosen Psikologi tentang Fenomena Selebritas Merawat Boneka Arwah

Jumat, 7 Januari 2022 17:36 WIB

Ilustrasi bermain boneka. Dok. UMM

TEMPO.CO, Jakarta - Akhir-akhir ramai selebritas yang menunjukkan 'bayi' yang sejatinya adalah boneka arwah atau spirit doll. Boneka jenis ini berbeda dengan boneka mainan pada umumnya karena memiliki bentuk yang begitu mirip dengan bayi sungguhan.

Boneka arwah itu mendapat perlakuan layaknya bayi. Mengenakan pakaian bagus, tidur di ranjang bayi, dan memiliki aksesori sebagaimana bayi pada umumnya. Bahkan ada selebritas yang ternama punya jadwal rutin memandikan dan menjemur dua boneka arwah yang diadopsinya.

Mengetahui fenomena tersebut, dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang atau UMM, Cahyaning Suryaningrum mengatakan, sebagai makhluk sosial, setiap manusia memiliki kebutuhan psikologis tertentu yang berhubungan dengan orang lain. Menurut dia, orang-orang yang mengadopsi boneka arwah kemungkinan merasa kesepian, tidak punya teman curhat, atau memang membutuhkan penyaluran kasih sayang.

"Bisa jadi semua ini tidak terpenuhi karena ada hambatan tertentu," kata perempuan yang biasa disapa Naning, pada Jumat, 7 Januari 2022. Misalkan, seseorang sangat ingin punya anak, namun faktanya tidak punya anak karena belum menikah atau memang belum mempunyai pasangan hidup.

Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang atau UMM, Cahyaning Suryaningrum. Dok. Humas UMM

Bisa juga akibat kesulitan menjalin kedekatan dengan orang lain, khususnya dengan lawan jenis. Jika semua kebutuhan psikologis ini terpenuhi, maka seseorang biasanya tidak akan mencari benda mati sebagai pengganti. "Kemungkinan, mereka tidak dapat menjalin kedekatan yang memuaskan dengan orang lain, keterampilan sosial rendah, ataupun tidak percaya kepada orang lain untuk menceritakan isi hatinya. Bisa juga karena ingin untuk menyalurkan rasa kasih sayang dan merawat orang lain, namun tidak terpenuhi. Hal-hal itulah yang mendorong beberapa orang mencari alternatif sebagai pengganti teman, yaitu spirit doll," ujar Naning yang juga Kepala Program Studi Magister Psikologi Profesi UMM.

Advertising
Advertising

Naning melihat fenomena adopsi boneka arwah mirip dengan orang yang memilih memelihara dan menjalin kelekatan dengan hewan peliharaan, tetapi hanya berbeda pada objek yang dipilih. Pengadopsi boneka arwah tidak bisa dikatakan mengalami kelainan mental sepanjang fungsi-fungsi psikologisnya masih berjalan baik. Begitu pula dengan proses berpikir yang masih koheren dan tidak mengganggu perannya dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Perlu mengukur banyak faktor dalam mendiagnosis apakah seseorang memiliki masalah mental atau tidak. Salah satunya melalui gejala-gejala yang tidak normal dari sisi bentuk, namun juga intensitas gejala-gejala tersebut.

"Mungkin ada yang sekadar ikut-ikutan. Tren spirit doll juga bisa menjadi pemenuhan kebutuhan psikologis yang tidak dapat dipenuhi karena adanya hambatan tertentu," kata Naning. "Sesekali bercerita pada boneka arwah mengenai beban hidup boleh-boleh saja. Yang terpenting adalah bagaimana mengatasi hambatan-hambatan psikologis itu, sehingga dapat menyalurkan kebutuhan psikologisnya."

Naning mengingatkan, pelabelan negatif oleh masyarakat kepada pengadopsi spirit doll bisa membuat orang tersebut tertekan. Alih-alih memberi label tidak waras, akan lebih bijak kalau lingkungan sekitar mencoba memahami alasan atau penyebab orang tersebut memilih mengadopsi spirit doll.

"Jika mengetahui penyebab seseorang memilih boneka arwah, kita jadi tahu cara untuk membantu mengatasinya," ujar dia. Contoh, jika seseorang memilih boneka arwah karena merasa kesepian dan kehilangan rasa percaya kepada orang lain, maka bida dibantu untuk meningkatkan keterampilan sosialnya agar dapat menjalin pertemanan dan kedekatan dengan orang lain. "Jadi, mencari tahu dan memahami penyebab utama adalah hal yang terpenting."

Baca juga:
Banyak Diadopsi Artis, Apa Sebenarnya Boneka Arwah Itu?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

46 hari lalu

Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

Keduanya adalah mahasiswa International Undergraduate Program (IUP) Psikologi Universitas Airlangga (Unair).

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

49 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

Polisi menyebut ibu bunuh anak di perumahan Bekasi mengalami halusinasi.

Baca Selengkapnya

Hinamatsuri, Tradisi dan Harapan untuk Anak Perempuan dalam Budaya Jepang

56 hari lalu

Hinamatsuri, Tradisi dan Harapan untuk Anak Perempuan dalam Budaya Jepang

Hinamatsuri atau hari boneka merupakan festival anak perempuan dalam budaya Jepang yang diadakan setiap tanggal 3 Maret.

Baca Selengkapnya

Polres Tangerang Selatan Bakal Periksa Psikologi Korban Perundungan Geng Binus School

20 Februari 2024

Polres Tangerang Selatan Bakal Periksa Psikologi Korban Perundungan Geng Binus School

Polres Tangerang Selatan berencana melakukan pemeriksaan psikologi terhadap korban perundungan siswa Binus School Serpong.

Baca Selengkapnya

Tamara Tyasmara Pastikan Hadiri Pemeriksaan Lanjutan di Polda Metro Jaya Hari Ini

19 Februari 2024

Tamara Tyasmara Pastikan Hadiri Pemeriksaan Lanjutan di Polda Metro Jaya Hari Ini

Tamara Tyasmara akan didampingi oleh kuasa hukumnya, Sandy Arifin, pada pemeriksaan lanjutan di Polda Metro Jaya hari ini.

Baca Selengkapnya

Kasus Dante Tewas Ditenggelamkan di Kolam Renang, Apsifor Sebut Bakal Periksa Lagi Tamara Tyasmara

16 Februari 2024

Kasus Dante Tewas Ditenggelamkan di Kolam Renang, Apsifor Sebut Bakal Periksa Lagi Tamara Tyasmara

Tamara Tyasmara mengatakan bakal kooperatif jika ada panggilan lagi oleh kepolisian secara resmi.

Baca Selengkapnya

Tamara Tyasmara Sudah 2 Tahun Pacaran dengan Yudha Arfandi Tersangka Pembunuh Dante

16 Februari 2024

Tamara Tyasmara Sudah 2 Tahun Pacaran dengan Yudha Arfandi Tersangka Pembunuh Dante

Tamara Tyasmara mengaku berpacaran dengan Yudha Arfandi sejak 2022.

Baca Selengkapnya

Catat Daftar Rumah Sakit untuk Caleg Stres Gagal di Pileg 2024, RSKD Duren Sawit Sediakan Layanan Psikologi

14 Februari 2024

Catat Daftar Rumah Sakit untuk Caleg Stres Gagal di Pileg 2024, RSKD Duren Sawit Sediakan Layanan Psikologi

Rumah sakit mana saja yang menyediakan jasa layanan khusus untuk para caleg stres akibat gagal dalam Pileg 2024?

Baca Selengkapnya

Polisi Bakal Periksa Psikologi Angger Dimas di Kasus Kematian Dante Hari Ini

13 Februari 2024

Polisi Bakal Periksa Psikologi Angger Dimas di Kasus Kematian Dante Hari Ini

Penyidik Polda Metro Jaya bersama ahli psikologi forensik akan memeriksa psikologi ayah Dante, Angger Dimas hari ini.

Baca Selengkapnya

PBB Prihatin pada Mental Anak-anak di Gaza yang Trauma

9 Februari 2024

PBB Prihatin pada Mental Anak-anak di Gaza yang Trauma

PBB berharap ada dukungan psikologi besar-besaran untuk anak-anak yang mengalami trauma di Gaza, Tepi Barat dan Israel

Baca Selengkapnya