Kisah Richard Gere tentang Totalitas

Sabtu, 15 Januari 2022 14:28 WIB

Perbincangan dengan Richard Gere di Mola Living live ini menggambarkan pekerjaan sebagai aktor, dan bagaimana peran yang dimainkan berdampak pada kehidupan pribadi.

INFO GAYA – Akting bagi aktor gaek Richard Gere bukan sekadar berperan di depan kamera. Ia berupaya total mendalami karakter setiap tokoh yang diperankannya melalui riset panjang.

Misalnya dalam pembuatan film Norman: The Moderate Rise and Tragic Fall of a New York Fixer, Richard Gere menghabiskan waktu selama satu tahun bersama sang sutradara, Joseph Cedar, untuk mendiskusikan karakter Norman Oppenheimer, tokoh sentral dalam film itu.

“Kami menghabiskan waktu setahun untuk membicarakan naskah, kami berpikir bersama, lalu menulisnya. Sampai akhirnya bisa menemukan karakter Norman dalam diri saya,” ujarnya kepada mantan duta besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal yang didampingi presenter Marissa Anita dalam Mola Living, Kamis, 13 Januari 2022.

Pendalaman karakter lebih intens bahkan dilakukan Richard Gere saat membuat film Time Out of Mind pada 2014 yang bercerita tentang hidup seorang gelandangan di kota besar, New York. Film ini berawal dari sebuah skenario yang menurut Richard Gere kurang menarik, perlu renovasi total. Maka ia pun membeli naskah tersebut dan membacanya berulang-ulang selama enam tahun.

Saat membaca, ia teringat pada seorang kawan, gelandangan di Kota New York yang dijuluki Cadillac Man. Bagi Cadillac Man, nasibnya harus dilalui setiap hari. Sedangkan bagi Richard Gere dan kita, hidup menjadi gelandangan mungkin sebuah tragedi. Dari kisah ini, Richard Gere melalui filmnya ingin memberi nilai penting dalam hidup, bahwa tragedi bisa saja terjadi pada setiap orang. Hidup seperti roller coaster, bisa saja sebuah kejadian memutar-balikkan nasib seseorang.

Advertising
Advertising

Untuk menjadikan Time Out of Mind berkesan film dokumenter, Richard Gere berulang kali mengunjungi barak penampungan para gelandangan di New York (Coalition for the Homeless) untuk merasakan atmosfer hidup sebagai kaum miskin. Bahkan ia melakukan satu eksperimen sosial demi mendapatkan pengalaman asli hidup sebagai gelandangan.

Suatu hari, Richard Gere menyamar sebagai gelandangan lalu berdiri diam pada sebuah persimpangan yang ramai orang lalu-lalang di sudut area bisnis New York. “Saya berdiam saja selama 45 menit dan tidak seorang pun mengenali saya,” ujarnya. Sementara itu, juru kamera dan kru film merekam aksinya dari warung kopi di seberang jalan.

Penyamaran ini kemudian menjadi viral ketika berbagai media menulisnya. Namun, di saat Richard melakukannya, ia mendapati dirinya sebagai seseorang yang tidak dipedulikan oleh orang lain. Sungguh berbeda ketika ia mengenakan jas, keluar dari limousine dan berjalan di karpet merah, banyak orang yang memujanya. Pada posisi ini ia merasa menjadi pusat semesta, sedangkan menjadi gelandangan seolah dirinya tersedot ke lubang hitam, karena menjadi gelandangan berarti harus siap menjadi “bukan siapa-siapa, saya tidak eksis,” katanya.

Totalitas Richard Gere dalam berakting sebenarnya terekam jelas dalam perjalanan kariernya. Ia mengawali sebagai pelaku peran di Seattle Repertory Theatre vdan Provincetown Playhouse pada usia 20 tahun. Di kampus, ia belajar dari guru akting Doris Abramson yang juga memiliki murid ternama seperti Michael Douglas dan Dustin Hoffman. “Doris guru yang sangat bagus. Dalam mengajar akting, ia ingin kami dapat menemukan esensi dalam diri kami sendiri, menemukan cara sendiri (untuk berakting natural),” ucap Richard Gere.

Berkat totalitas berakting, sederet film yang ia bintangi mencetak prestasi, baik ketenaran maupun finansial. Sebut saja di antaranya American Gigolo (1980) dan An Officer and a Gentleman (1982), hingga masuk dalam nominasi Best Actor di Golden Globe Award.

Untuk masyarakat Indonesia, penampilannya bersama Julia Roberts dalam film Pretty Woman (1990) sangat fenomenal. Selain menjadi tayangan box office, film itu kembali terpilih dalam nominasi di ajang serupa. Namun akhirnya, trofi Best Actor di ajang Golden Globe Award berhasil diraih Richard Gere pada 2002 melalui film musikal Chicago.

Hidup bersama seni peran, Richard Gere tetap mencari makna kehidupan yang kemudian ia temukan dalam ajaran Zen, Buddha. Ia langsung berguru pada pemimpin besar di Tibet, Dalai Lama. Pada pertemuan terakhir beberapa tahun lalu, mahaguru spiritual itu mengajari banyak hal tentang hidup, untuk menyadari bahwa setiap orang sebenarnya dibutuhkan dan dicintai. Ajaran seperti ini, kata Richard Gere, memiliki makna yang dalam, bahwa manusia adalah makhluk sosial, saling bergantung dengan sesama.

Menurutnya, pandemi Covid-19 telah memberi pelajaran berharga. Bagi Richard yang tinggal bersama istri dan anak-anak dan dikelilingi banyak pelayan di rumah besar, interaksi sosial masih berlangsung kendati pemerintah menetapkan untuk lockdown. Berbeda dengan orang yang tinggal sendiri, hal tersebut membuatnya terhalang untuk bersosialisasi.

Perkaranya, kian banyak orang yang mengembangkan ego dan perasaan antisosial tersebut. menurut Richard Gere, hal ini berbahaya untuk kemanusiaan. “Jika kita semakin memikirkan diri sendiri, bakal semakin sering menemukan kesulitan. Begitu juga, semakin berpikir semuanya milik saya, semakin banyak timbul kesulitan. Kita harus sadar bahwa semakin banyak mencintai, kita akan lebih lagi dicintai. Semakin sering memberi, kita pun akan lebih banyak mendapatkan,” ujarnya. (*)

Berita terkait

PHE Menjamin Kesetaraan Perempuan dalam Menjaga Ketahanan Energi

3 jam lalu

PHE Menjamin Kesetaraan Perempuan dalam Menjaga Ketahanan Energi

Berdasarkan data yang ada, PHE sebagai Subholding Upstream memiliki jumlah Pekerja perempuan sebanyak 1.749 orang dengan persentase rata-rata pekerja perempuan yang menjabat di tataran manajerial adalah sebesar 13 persen.

Baca Selengkapnya

PNM Apresiasi Karyawan dan Unit Kerja Terbaik

7 jam lalu

PNM Apresiasi Karyawan dan Unit Kerja Terbaik

PNM Excellence Award 2024 merupakan ajang tahunan untuk pemberian penghargaan atas capaian karyawan dan unit kerja PNM.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Kukuhkan Kembali Persatuan dan Kesatuan Bangsa

7 jam lalu

Bamsoet Ajak Kukuhkan Kembali Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Bambang Soesatyo mengajak seluruh elemen bangsa mempererat tali silaturahmi untuk mengukuhkan kembali persatuan dan kesatuan bangsa saat menghadiri halal bihalal PKS.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi IKA Jayabaya, Tetap Eksis Selenggarakan Kegiatan Positif

19 jam lalu

Bamsoet Apresiasi IKA Jayabaya, Tetap Eksis Selenggarakan Kegiatan Positif

Dari kampus Jayabaya telah lahir tokoh-tokoh nasional dan sumberdaya-sumberdaya manusia

Baca Selengkapnya

Pengangkatan Girder Pertama Proyek Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B

20 jam lalu

Pengangkatan Girder Pertama Proyek Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B

Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah transportasi yang kronis di ibu kota.

Baca Selengkapnya

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

21 jam lalu

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

Solok berhasil kurangi sampah 10 persen

Baca Selengkapnya

60 Persen Lulusan BINUS School Serpong Diterima di Kampus Luar Negeri

1 hari lalu

60 Persen Lulusan BINUS School Serpong Diterima di Kampus Luar Negeri

BINUS SCHOOL Serpong, sekolah yang mengusung kurikulum Cambridge, mencatat lebih dari 60 alumni mereka di tahun 2024 ini diterima untuk melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Berikan Kuliah Pembaharuan Hukum, Dorong Penyempurnaan UU Pemilu

1 hari lalu

Bamsoet Berikan Kuliah Pembaharuan Hukum, Dorong Penyempurnaan UU Pemilu

Bambang Soesatyo mengungkapkan bahwa putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) masih menyisakan pekerjaan rumah bagi parlemen dan pemerintah yang akan datang

Baca Selengkapnya

Mahasiswa FIA UI Gelar Company Visit ke Jasa Marga Toll Road Command Center

1 hari lalu

Mahasiswa FIA UI Gelar Company Visit ke Jasa Marga Toll Road Command Center

PT Jasa Marga (Persero) Tbk kembali menerima agenda Company Visit dari para Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI), Program Studi Ilmu Administrasi Niaga, ke Jasa Marga Tollroad Command Center (JMTC) untuk belajar sekaligus mengenal proses bisnis dan digitalisasi layanan operasional Jasa Marga

Baca Selengkapnya

Nikson Nababan Siap Bersaing di Bursa Bakal Calon Gubernur Sumut 2024

1 hari lalu

Nikson Nababan Siap Bersaing di Bursa Bakal Calon Gubernur Sumut 2024

Siapapun masyarakat Indonesia yang ingin membantu dan ingin membangun pasti diakomodir oleh Partai PDIP

Baca Selengkapnya