Bahaya Konsumsi Minyak Goreng Bekas atau Jelantah: Bisa Undang 3 Penyakit

Reporter

Tempo.co

Editor

Dwi Arjanto

Minggu, 16 Januari 2022 21:59 WIB

Ilustrasi minyak jelantah Foto Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta -Berdasarkan data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Traction Energi Asia, Deputi Bidang Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Perekonomian Musdhalifah Machmud yang dikutip dari Bisnis.com mengatakan rata-rata konsumsi minyak goreng sawit pada 2019 mencapai 16,2 juta kiloliter (kl).

Terlebih lagi harga minyak goreng sawit yang kini melambung mengindikasikan kenaikan konsumsi minyak jelantah daur ulang ini. Padahal minyak jelantah daur ulang ini berbahaya bagi kesehatan.

Berikut bahaya mengonsumsi minyak jelantah atau minyak goreng daur ulang:

Minyak yang sebelumnya sudah mengandung banyak lemak jenuh, saat dipanaskan berulang kali akan menjadi lebih ganas.

Dikutip dari
Medical Journal of Lampung University “Konsumsi Minyak Jelantah dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan“ Lumen pembuluh darah yang mengecil akibat plak aterosklerotik di arteri koroner dapat menyebabkan aliran darah untuk jantung berkurang.

Sehingga aliran darah ke jantung yang tersumbat dalam jangka waktu tertentu dapat membentuk nekrosis akibat iskemik. Selain itu nekrosis pada miokardium juga dapat terjadi sebab radikal bebas yang terbentuk selama penggunaan minyak goreng berulang. Radikal bebas pada miokardium akan merusak membran lipid dan inti sel jantung sehingga terjadi degenerasi sel yang ada dalam jantung.

  • Meningkatkan kolesterol

Selain penyakit jantung, minyak jelantah juga menyebabkan penyakit degenaratif lain seperti kolesterol dan kanker. Melansir Mhc.or.id, minyak jelantah mengandung asam lemak jenuh yang tinggi karena proses pemanasan yang berulang.

Apabila dikonsumsi terus menerus HDL atau kolesterol baik akan turun dan kolesterol jahat atau LDL beserta total kolesterol akan mengalami peningkatan.

  • Merusak fungsi usus halus

Dalam jurnal milik Universitas Lampung “Konsumsi Minyak Jelantah dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan“ tersebut juga disebutkan bahwa konsumsi minyak jelantah dapat merusak usus halus. Hal ini terjadi akibat teroksidasinya asam lemak tak jenuh yang membentuk radikal bebas.

Radikal bebas akan mengganggu permeabilitas membran, homeostasis osmotik, dan integritas dari enzim yang menyebabkan kematian sel sampai terbentuk abses. Pada kerusakan usus halus terdapat abses kripta dan infiltrasi sel radang PMN pada bagian epitel, mukosa (lapisan kulit dalam), submukosa sampai transmural usus halus.

  • Menyebabkan kanker
Advertising
Advertising

Selain tidak baik untuk jantung dan usus halus, minyak jelantah yang didaur ulang maupun tidak juga dapat menyebabkan kanker.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kandungan radikal bebas akibat pemanasan minyak goreng berulang dapat menyerang sel sehat dan memicu pertumbuhan sel kanker. Dikutip dari Mhc.or.id, radikal yang bertumpuk juga dapat membuat gen bermutasi dan berisiko menjadi sel kanker.

Baca: Radikal Bebas Korelasinya dengan Tumor dan Kanker

TATA FERLIANA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Cara Menyenangkan Menjaga Kesehatan Jantung

17 jam lalu

Cara Menyenangkan Menjaga Kesehatan Jantung

Tak sekedar olahraga dan makan sehat, ada cara lain yang mungkin tak pernah Anda duga tapi baik untuk kesehatan jantung.

Baca Selengkapnya

Wamenkes Ingatkan Lemak Trans pada Makanan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

18 jam lalu

Wamenkes Ingatkan Lemak Trans pada Makanan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Wamenkes menegaskan pembatasan lemak trans akan menekan risiko penyakit jantung sekaligus membuat Indonesia berhemat triliunan rupiah.

Baca Selengkapnya

Mengenal Metode TEVAR EVAR untuk Atasi Gangguan Pembuluh Darah Aorta

1 hari lalu

Mengenal Metode TEVAR EVAR untuk Atasi Gangguan Pembuluh Darah Aorta

Tak perlu operasi, berikut tindakan yang bisa diterapkan untuk mengatasi pembesaran aorta atau pembuluh darah utama.

Baca Selengkapnya

Ketahui Apa Itu Mitokondria dan Gangguan Metabolik

2 hari lalu

Ketahui Apa Itu Mitokondria dan Gangguan Metabolik

Contoh gangguan mitokondria termasuk penyakit mitokondria, gangguan neurodegeneratif, dan gangguan metabolik.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

3 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

5 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Promo Super Indo Awal Mei, Minyak Goreng Super Hemat

6 hari lalu

Promo Super Indo Awal Mei, Minyak Goreng Super Hemat

Peritel produk makanan Super Indo Supermarket menghadirkan beragam promo potongan harga atau diskon di akhir April hingga menjelang Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

7 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

8 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

10 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya