Kelompok Rentan Diimbau Kurangi Interaksi untuk Cegah Varian Omicron

Reporter

Antara

Jumat, 21 Januari 2022 15:25 WIB

Warga lansia saat mengikuti vaksinasi booster hari ke-2 di RPTRA Gondangdia, Jakarta, Kamis 13 Januari 2022. Pemerintah telah menyatakan vaksin booster Covid-19 atau vaksin dosis tambahan akan diberikan gratis. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah terus berupaya menekan penularan COVID-19 dengan menerapkan kebijakan efektif berdasarkan data dan fakta ilmiah. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 pun meminta warga yang masuk kelompok rentan seperti warga lanjut usia dan pemilik komorbid mengurangi interaksi dengan orang lain guna menghindari penularan virus corona varian Omicron.

"Secara spesifik, orang-orang pada kelompok rentan dimohon untuk mengurangi frekuensi interaksi dengan kontak erat, mengurangi berpergian ke tempat yang ramai atau kerumunan, terutama bagi yang tidak memungkinkan untuk divaksin," kata Juru Bicara Nasional Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito.

Di samping warga lanjut usia dan pemilik komorbid, ia mengatakan orang yang belum vaksinasi COVID-19 serta pekerja di sektor pelayanan publik dengan aktivitas tinggi, seperti tenaga kesehatan, juga lebih berisiko terserang Omicron. Wiku mengatakan pemerintah sudah menganjurkan warga lebih banyak bekerja dari rumah dan mengurangi mobilitas guna mencegah peningkatan penularan COVID-19, termasuk yang disebabkan oleh varian Omicron.

Dia menekankan pentingnya pemerintah daerah serta penyelenggara kegiatan mencermati detail pedoman protokol kesehatan di setiap sektor kegiatan guna mencegah peningkatan penularan virus corona beserta varian-variannya.

"Terus melakukan pengendalian COVID-19 lainnya, khususnya bagi daerah-daerah dengan kasus COVID-19 dan intensitas mobilitas yang tinggi," jelasnya.

Advertising
Advertising

"Mari kita bersama-sama bertahan untuk melawan COVID-19 dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan dan tetap produktif beraktivitas dengan hati-hati," ujarnya.

Menurut Kementerian Kesehatan, hingga Kamis, 20 Januari 2022, total ada 882 kasus infeksi virus corona varian Omicron di Indonesia dan kebanyakan kasus terjadi pada pelakuperjalanan dari luar negeri. Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan 710 kasus infeksi Omicron terjadi pada pelaku perjalanan dari luar negeri, 161 kasus terjadi akibat transmisi lokal, dan 11 kasus belum diketahui sumber penularannya. Nadia juga mengatakan hampir 80 persen dari pasien yang terinfeksi Omicron sudah mendapatkan suntikan dua dosis vaksin COVID-19 dan tidak mengalami gejala berat.

Baca juga:
Beda Masker N95 dan KN95 serta KF94

#pakaimasker
#cucitanganpakaisabun
#jagajarak
#hindarikerumunan
#ayovaksinasi

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

16 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya