Perlukah Dosis ke-4 Vaksin Covid-19?

Reporter

Antara

Senin, 7 Februari 2022 13:50 WIB

Pebulu tangkis spesialis ganda putra, Fajar Alfian, saat melakukan vaksinasi ketiga atau booster di pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta, Jumat (4 Februari 2022). (ANTARA/PBSI)

TEMPO.CO, Jakarta - Program pemberian vaksin ketiga atau booster tengah berlangsung di Tanah Air. Namun, perlukah dosis keempat vaksin COVID-19?

Tiga dosis vaksin tidak cukup untuk orang dengan sistem kekebalan yang lemah sehingga Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan kalangan tersebut untuk mendapat vaksin dosis keempat demi perlindungan optimal terhadap COVID-19.

Seperti dikutip dari Medical Daily, rekomendasi CDC ini muncul di tengah laporan beberapa apotek di Amerika Serikat yang menolak peminta dosis lain meskipun sudah mendapatkan vaksin booster. Badan kesehatan masyarakat itu kemudian merevisi pedoman karena ada kebingungan tentang rekomendasi untuk kelompok immunocompromised atau defisiensi imun.

Sebenarnya, CDC telah mengeluarkan panduan yang merekomendasikan dosis keempat pada Oktober 2021. Dengan panduan yang diperbarui, CDC menyatakan orang dengan sistem kekebalan lemah harus menunggu dalam waktu yang lebih singkat untuk mendapatkan dosis booster tambahan di tengah pandemi COVID-19.

Bagi penerima vaksin berbasis mRNA seperti Pfizer dan Moderna, waktu tunggu untuk dosis keempat telah diturunkan menjadi tiga bulan dari semula lima bulan berdasarkan data kemanjuran vaksin dalam berbagai penelitian. Sementara, yang divaksin dengan Johnson & Johnson bisa mendapatkan suntikan booster pertama setidaknya 28 hari setelah suntikan pertama dan harus menunggu setidaknya dua bulan sebelum mendapatkan booster kedua.

Advertising
Advertising

Menurut para ahli, orang dengan gangguan kekebalan harus mendapat vaksin booster karena berisiko lebih tinggi terinfeksi, bahkan jika mereka telah vaksinasi lengkap. Orang-orang ini juga cenderung menderita komplikasi COVID-19 yang parah dan berpotensi menyimpan mutasi dengan strain yang lebih ganas.

“Dalam dua bulan terakhir, saya telah melihat banyak dari pasien immunocompromised yang telah mengikuti semua aturan masih memiliki infeksi yang signifikan. Saya benar-benar berpikir ini akan membantu," kata seorang direktur klinis sekaligus pakar penyakit menular di Boston kepada Washington Post.

Baca juga: Pentingnya Vaksinasi untuk Kurangi Risiko Fatal Covid-19

Berita terkait

Kasus Covid-19 Meningkat, Sandiaga Uno tak Larang Wisatawan Singapura Masuk Indonesia

16 jam lalu

Kasus Covid-19 Meningkat, Sandiaga Uno tak Larang Wisatawan Singapura Masuk Indonesia

Sandiaga Uno menegaskan, tidak ada larangan warga Singapura untuk berwisata ke tanah air meskipun terjadi lonjakan covid-19 di negeri jiran tersebut

Baca Selengkapnya

Lonjakan Covid-19 di Singapura Dinilai Tidak Berdampak ke Indonesia, Imbas Capaian Vaksinasi

18 jam lalu

Lonjakan Covid-19 di Singapura Dinilai Tidak Berdampak ke Indonesia, Imbas Capaian Vaksinasi

Di saat fase pandemi telah berakhir, bukan berarti masyarakat terbebas dari terinfeksi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Covid-19 Melonjak di Singapura, Epidemiolog Ungkap Risiko Long Covid tapi Tidak Separah Varian Delta

19 jam lalu

Covid-19 Melonjak di Singapura, Epidemiolog Ungkap Risiko Long Covid tapi Tidak Separah Varian Delta

Epidemiolog Dicky Budiman mengatakan potensi chaos (kekacauan) bisa saja terjadi saat lonjakan kasus infeksi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Pakar: Mutasi Virus Makin Menular tapi Tidak Mematikan

1 hari lalu

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Pakar: Mutasi Virus Makin Menular tapi Tidak Mematikan

Pemerintah Singapura mengatakan perkiraan jumlah kasus Covid-19 meningkat hampir dua kali lipat pada Mei ini, sementara virus makin menular.

Baca Selengkapnya

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

2 hari lalu

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

Pernyataan Dharma Pongrekun pernah kontroversi saat pandemi Covid-19 karena menurutnya hasil konspirasi dan rekayasa. Kini, ia maju Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

2 hari lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

2 hari lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

2 hari lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

3 hari lalu

Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

Doomscrolling mengacu pada kebiasaan terus-menerus menelusuri berita buruk atau negatif di media sosial atau internet, sering untuk waktu yang lama.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

5 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya