Tak Hanya Kemoterapi, Inilah Ragam Alternatif Pengobatan Kanker

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Rabu, 9 Februari 2022 19:27 WIB

Ari Lasso saat menjalani kemoterapi. Foto: Instagram/@ari_lasso.

TEMPO.CO, Jakarta - Kemoterapi atau kemo sering digunakan dalam pengobatan kanker. Tahukah Anda pengobatan kanker lain selain kemoterapi?

Pengobatan kanker ternyata tidak hanya kemoterapi. Dilansir dari Medical News Today, Senin, 30 Agustus 2021, berikut adalah alternatif pengobatan kanker selain kemoterapi:

1. Terapi Fotodinamik

Terapi fotodinamik (PDT) merupakan pengobatan kanker yang menggunakan cahaya dari laser atau sumber cahaya lain untuk mengaktifkan obat yang membunuh sel kanker. PDT bisa digunakan untuk mengobati kanker kulit sel basal, kanker paru-paru, non-sel kecil, kanker kulit sel skuamosa stadium 0, Barrett's esophagus, serta tumor di kepala, di bawah kulit, atau di lapisan dan rongga organ.

Dengan pengobatan ini, kerusakan yang luas bisa dihindari karena obat tidak membunuh sel sehat dan terakumulasi dalam sel kanker. PDT juga tidak menyebabkan jaringan parut sehingga ia menjadi pilihan yang bagus bagi orang-orang dengan prakanker maupun kanker kulit.

Advertising
Advertising

Meski begitu, PDT bisa membahayakan sel normal dan menyebabkan efek samping, termasuk pembengkakan, luka bakar, dan nyeri. Beberapa orang dilaporkan mengalami kesulitan menelan, sakit perut, sesak napas, dan masalah kulit. Sementara efek samping lainnya tergantung pada area perawatan.

2. Terapi Laser

Pengobatan ini menggunakan sinar yang terfokus untuk memanaskan dan menghancurkan tumor kecil dan pertumbuhan prakanker. Dokter juga bisa menggunakan terapi laser untuk mengecilkan tumor yang menghalangi area saluran pencernaan dan membantu mengobati gejala, seperti pendarahan.

Laser juga dapat digunakan untuk menutup ujung saraf atau pembuluh getah bening setelah operasi yang mengurangi rasa sakit dan pembengkakan serta mencegah penyebaran sel tumor. Laser digunakan sebagai bagian dari PDT untuk mengaktifkan agen fotosensitisasi.

Terapi laser memungkinkan dokter mengangkat tumor tanpa merusak jaringan di sekitarnya sehingga mengurangi rasa sakit, pendarahan, infeksi, dan jaringan parut. Meski begitu, pasien dan tim bedah harus menggunakan pelindung mata untuk menghindari cedera. Selain itu, lebih sedikit profesional medis yang terlatih menggunakan laser dan biayanya yang mahal menyebabkan lebih sedikit rumah sakit yang menggunakan pengobatan ini.

3. Imunoterapi

Terapi biologis ini membantu pasien meningkatkan pertahanan alami untuk mengendalikan dan menghilangkan kanker. Imunoterapi bekerja dengan mengajarkan sistem kekebalan seseorang untuk mengenali dan menyerang sel kanker, meningkatkan sel kekebalan dan respons kekebalan.

Pengobatan ini bisa menargetkan sel kanker secara tepat sekaligus melindungi sel-sel sehat dari bahaya. Meski begitu, imunoterapi berisiko menyebabkan efek samping, seperti demam, kedinginan, dan kelelahan. Beberapa jenis imunoterapi juga bisa menyebabkan pembengkakan, penambahan berat badan, jantung berdebar-debar, atau diare.

4. Targeted Therapy

Targeted therapy atau terapi yang ditargetkan melibatkan dokter memberikan obat-obatan presisi untuk merawat orang secara individual daripada secara umum. Seperti namanya, terapi ini bisa menyerang sel kanker sambil membiarkan sel sehat seseorang tetap utuh.

Namun, terapi ini memiliki efek samping. Risiko paling umum adalah diare dan masalah hati. Beberapa orang juga mungkin bermasalah dengan pembekuan darah dan penyembuhan luka, peningkatan tekanan darah, dan masalah kulit.

5. Terapi Hormon

Beberapa jenis kanker bergantung pada hormon untuk pertumbuhannya sehingga terapi hormon bisa digunakan untuk memblokir atau mengubah hormon supaya pertumbuhan kanker dapat berhenti. Dokter biasanya menggunakan terapi ini untuk mengobati kanker payudara, endometrium, dan prostat yang bergantung pada hormon seks untuk tumbuh.

Kebanyakan terapi ini menggunakan obat oral yang bisa diminum pasien sehingga mereka tidak perlu infus atau suntikan. Terapi hormon juga bisa menyebabkan efek samping, tergantung pada perawatannya.

Misalnya, pria yang menjalani terapi hormon untuk kanker prostat bisa mengalami penurunan gairah seks dan disfungsi ereksi, pengeroposan tulang, kelelahan, dan penambahan berat badan. Sedangkan wanita juga bisa mengalami penurunan hasrat seksual, pengeroposan tulang, kelelahan, mual, dan risiko lebih tinggi terkena jenis kanker lainnya.

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: 6 Efek Samping yang Dialami Pasien Kanker setelah Kemoterapi

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

2 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

3 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

5 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

6 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

8 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

12 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

13 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

13 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

14 hari lalu

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.

Baca Selengkapnya