Penanganan paling mutakhir kanker prostat dengan terapi hormon dan radiasi mampu memangkas angka rata-rata kematian penderitanya. Hal ini dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan terhadap pria Skandinavia.
Di Amerika Serikat, kombinasi ini telah menjadi standar penanganan sejak tahun 1990 an. Namun di Eropa, banyak dokter menghindari terapi kombo (dua metode terapi dalam satu waktu) dan hanya menggunakan obat hormon. Kalau menggunakan dua terapi sekaligus dianggap terlalu kejam untuk kebanyakan pasien.
“Apa yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pria dengan kanker prostat mendapat keuntungan dengan terapi yang lebih agresif,” ujar Dr Howard Sandler, juru bicara Pusat Medis Cedars-Sinai di Los Angeles.
Penelitian ini melibatkan 875 pria penderita kanker prostat dari Denmark, Norwegia dan Swedia. Separuh dari mereka hanya diberikan terapi obat hormon untuk menahan produksi testosteron yang memberi makan sel kanker dan sebagian lainya selain obat juga diberi radiasi pada saat yang sama.
Setelah hampir delapan tahun, 79 pria yang mendapat terapi hormon saja meninggal karena kanker prostat. Sementara kelompok lainnya --dengan terapi hormon dan radiasi-- ada 37 pria meninggal dengan penyebab sama.
“Tidak cukup hanya terapi hormon untuk pasien,” ujar salah satu peneliti Anders Widmark dari Universitas Umea di Swedia. “Untuk peningkatan daya tahan hidup, juga harus diberikan radiasi. Ini seharusnya menjadi standar baru.”
Kanker prostat biasanya menyerang pria yang berusia di atas 50 tahun. Namun, dalam laporan penelitian ini juga menyatakan bahwa resiko pria yang mendapat terapi hormon dan radiasi setelah lima tahun akan mengalami efek kelelahan, sulit tidur atau insomia dan masalah seksual.
AP| NUR HARYANTO