Hati-hati, Kasus Kematian karena Covid-19 Didominasi yang Belum Vaksinasi
Reporter
Antara
Editor
Yayuk Widiyarti
Selasa, 15 Februari 2022 10:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Vaksinasi lengkap dua dosis menjadi salah satu upaya mencegah pasien bergejala berat hingga risiko kematian akibat COVID-19. Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi melaporkan 68 persen kasus meninggal dunia akibat COVID-19 dialami pasien yang belum vaksinasi dosis lengkap.
"Dari data 1.090 pasien yang meninggal hingga Minggu (13 Februari 2022), 68 persen di antaranya belum divaksinasi lengkap, 76 persen usianya lebih dari 45 tahun, 49 persen masuk golongan lanjut usia, dan 48 persen memiliki komorbid," kata Nadia.
“Kembali kami mengimbau masyarakat, termasuk anak-anak dan kelompok lanjut usia, untuk segera melengkapi vaksinasi karena telah terbukti mampu melindungi dari risiko gejala berat hingga kematian akibat terpapar COVID-19. Tidak ada lagi alasan untuk tidak mau divaksinasi melihat data-data yang ada,” tambahnya.
Ia mengatakan kasus COVID-19 di Indonesia saat ini telah didominasi kasus Omicron. Namun, bila kasus kematian tersebut dibandingkan dengan situasi saat gelombang kedua Juli-Agustus 2021 yang didominasi varian Delta, jumlah kasusnya masih sangat jauh.
"Hari ini kasus meninggal harian mencapai 145 jiwa per hari, jauh dibandingkan puncak Delta yang menyentuh angka 1.800 jiwa per hari," katanya.
Nadia mengatakan penguatan pelayanan kesehatan terus, termasuk percepatan laju vaksinasi, tes, dan penelusuran untuk menekan laju kasus. Dari sisi kapasitas rumah sakit, per 14 Februari 2022 pukul 18.30 WIB, pasien yang dirawat ada di 32 persen dari total ketersediaan tempat tidur dan isolasi.
"Artinya, rumah sakit masih memiliki kapasitas yang sangat baik untuk menampung pasien COVID-19. Angka ini baru sementara dan kapasitas ini masih dapat terus ditingkatkan jika memang diperlukan,” ujarnya.
Sampai 13 Februari 2022, Kemenkes telah melakukan tes spesimen mencapai 451.040 dan rata-rata tes spesimen tujuh pekan terakhir mencapai 410.846. Selain itu kesediaan oksigen di rumah sakit di 10 provinsi dengan peningkatan kasus tertinggi masih di atas 48 jam. Total oksigen konsentrator di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, Bali, Sumatera Utara, DI Yogyakarta, Kalimantan Selatan, dan Papua mencapai 10.326 unit. Sedangkan jumlah oksigen generator mencapai total 65 unit.
Kesiapan tenaga kesehatan juga terus ditingkatkan. Kekurangan tenaga kesehatan masih dapat diatasi oleh fasilitas pelayanan kesehatan melalui pengaturan SDM sehingga tidak berdampak pada pelayanan kesehatan. Kemenkes mengimbau pasien tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan melakukan isolasi mandiri di rumah atau di tempat isolasi terpusat yang disediakan pemerintah. Hal tersebut diharapkan mampu meringankan beban rumah sakit hingga 70 persen. Dengan begitu, pasien sedang hingga kritis bisa ditangani secara terfokus.
“Sejak adanya perbaikan layanan pengantaran obat bagi pasien isoman yang berkonsultasi melalui platform telemedisin, 85 persen paket obat Kemenkes kini sudah bisa sampai maksimal H+1 sejak pemesanan dilakukan,” ujarnya.
Nadia berharap perbaikan layanan tersebut membuat masyarakat semakin tenang untuk melakukan isolasi mandiri dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan di rumah masing-masing.
Baca juga: Sudah 6 Bulan Tak Vaksinasi Kedua, Ulang dari Awal Lagi