Punya Gejala Sama, Tetap Waspadai Varian Omicron seperti Delta

Reporter

Antara

Selasa, 22 Februari 2022 19:41 WIB

Tenaga medis melintas di depan gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Kamis, 10 Februari 2022. RSPI Sulianti Saroso menjadi salah satu Rumah Sakit rujukan perawatan pasien Covid-19 varian Omicron. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak ada protokol keamanan dan keselamatan yang berbeda untuk varian Delta dan Omicron. Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia (Perdalin) pun meminta masyarakat tidak meremehkan virus corona varian Omicron karena secara umum gejala yang timbul sama dengan varian Delta.

Sekretaris Jenderal Perdalin, dr. Ronald Irwanto, Sp.PD-KPTI, dalam webinar "Omicron vs Delta" pada Selasa, 22 Februari 2022 menjelaskan cara penularan Omicron dan Delta sama-sama dari droplet sehingga apapun jenis variannya tidak boleh dianggap remeh.

"Sebenarnya hampir sama gejalanya, bisa demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, hilang penciuman, atau ada yang sesak napas. Sebenarnya, gejala Omicron enggak ada yang khusus, semua gejala COVID-19 apapun variannya hampir sama," ujar Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi itu.

Ronald juga membantah adanya perbedaan batuk antara gejala varian Omicron, Delta, dan Alpha. Menurutnya, beda orang beda pula gejala yang dirasakan sehingga hal tersebut tidak bisa disamakan untuk membagi jenis dari varian COVID-19, kecuali melalui uji sampel.

"Batuk Omicron, batuk Delta, batuk flu, batuk Alpha, tidak bisa dibedakan. Jangan terpengaruh dengan isu kalau Omicron batuknya ringan, kalau Delta kering, semua gejala hampir sama. Oleh karena itu, di era pandemi ini, begitu muncul gejala wajib untuk di-swab karena kita enggak bisa bedakan ini COVID atau bukan," katanya.

Advertising
Advertising

Varian Omicron juga disebut tidak memiliki gejala penurunan kemampuan untuk mencium. Padahal, banyak pasien yang mengalami anosmia. Hanya saja, masalah ini tidak muncul saat awal terjadinya infeksi.

"Para ahli enggak pernah menyatakan Omicron enggak alami anosmia, banyak juga yang mengalaminya. Gejala semua bisa mirip, baik Delta maupun Omicron. Munculnya anosmia bisa kapan saja, ada yang dari awal gejala muncul tapi ada juga yang baru di hari kelima," jelas Ronald.

Akan tetapi, ia mengakui Omicron lebih menular dibanding varian Delta. Namun, dengan lebih banyak kasus yang muncul, angka rawat inap pun semakin tinggi. Spektrum derajat infeksi Omicron juga beragam, bisa tanpa gejala, ringan, perlu rawat inap, hingga kematian. Meskipun berdasarkan data awal Omicron lebih ringan, virus ini masih berbahaya terhadap populasi rentan seperti orang lanjut usia, pemilik komorbid, dan lainnya.

"Selain vaksinasi, menerapkan protokol kesehatan sangat penting untuk menurunkan transmisi, apapun variannya," kata Ronald.

Baca juga:

Berita terkait

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

56 hari lalu

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

19 Januari 2024

Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

Bangladesh mendeteksi sub-varian baru Covid-19, JN.1, yang disebut sebagai strain omicron "varian menarik" oleh WHO

Baca Selengkapnya

Waspadai Gejala Varian Baru Covid-19 pada Orang Tua dengan Komorbid

9 Januari 2024

Waspadai Gejala Varian Baru Covid-19 pada Orang Tua dengan Komorbid

Dokter mengatakan perlu memperhatikan gejala varian baru COVID-19 subvarian Omicron pada orang yang lebih tua meski terlihat seperti gejala flu biasa.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Dua Pasien Covid Omicron JN.1 di Batam Meninggal Dunia

26 Desember 2023

Kemenkes: Dua Pasien Covid Omicron JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan dua pasien Covid-19 terinfeksi subvarian Omicron JN.1 dan XBB.2.3.10.1 (GE.1) di Batam meninggal.

Baca Selengkapnya

Saran Epidemiolog untuk Cegah Lonjakan Kasus COVID-19 di Liburan Akhir Tahun

20 Desember 2023

Saran Epidemiolog untuk Cegah Lonjakan Kasus COVID-19 di Liburan Akhir Tahun

Protokol kesehatan adalah kunci pencegahan COVID-19 dan untuk mengatasi lonjakan kasus COVID-19 saat liburan akhir tahun.

Baca Selengkapnya

Perlunya Sosialisasi Prokes untuk Cegah Kenaikan Kasus Covid-19

15 Desember 2023

Perlunya Sosialisasi Prokes untuk Cegah Kenaikan Kasus Covid-19

Sosialisasi protokol kesehatan perlu digalakkan kembali di media untuk menekan kasus COVID-19 yang akhir-akhir ini naik.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Malaysia dan Singapura Naik, Bagaimana dengan Indonesia?

12 Desember 2023

Kasus Covid-19 di Malaysia dan Singapura Naik, Bagaimana dengan Indonesia?

Malaysia mendeteksi 6.796 kasus baru Covid-19 pada pekan ke-48/2023, meningkat dari pekan sebelumnya yang mencapai 3.626 kasus

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Jakarta Meningkat Menjelang Akhir Tahun, Dinkes DKI: Mirip ISPA

9 Desember 2023

Kasus Covid-19 di Jakarta Meningkat Menjelang Akhir Tahun, Dinkes DKI: Mirip ISPA

Omicron EG.4 dan EG.5 dominan menjadi penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di Jakarta saat ini.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Varian Pirola BA.2.86, Benarkah Ancaman Baru COVID-19?

8 Desember 2023

Apa Itu Varian Pirola BA.2.86, Benarkah Ancaman Baru COVID-19?

WHO bicara soal varian Pirola BA.2.86, disebut pemicu kasus COVID-19 naik lagi. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Kasus COVID-19 dan Influenza Meningkat, Cek Gejala yang Beda dan Serupa

6 Desember 2023

Kasus COVID-19 dan Influenza Meningkat, Cek Gejala yang Beda dan Serupa

Musim hujan dan musim dingin, kasus COVID-19 dikabarkan naik. Ini yang perlu dipahami soal COVID-19 dan influenza serta upaya pencegahan.

Baca Selengkapnya