Korban Cyberbullying Rentan Bunuh Diri

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Rabu, 23 Maret 2022 10:41 WIB

Ilustrasi Persekusi / Bullying. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Cyberbullying kini menjadi masalah yang sangat serius yang mempengaruhi kondisi psikis korban. Terganggunya kondisi psikis tersebut berdampak pada kinerja sosial dan akademik hingga kesehatan mental secara keseluruhan. Parahnya, korban perundungan dengan menggunakan media digital itu rentan perilaku bunuh diri.

Direktur Medis Hackensack Meridian Behavioral Health, Eric Alcera, menjelaskan prinsip-prinsip cyberbullying mirip dengan perundungan di dunia nyata. Pelaku berulang kali mengambil, melecehkan, mengintimidasi, mengancam atau mempermalukan dengan maksud menyakiti korban. Alih-alih secara langsung, tindakan itu dilakukan melalui pesan teks, status media sosial, dan banyak lagi.

“Terkadang, cyberbullying bersifat anonim, sehingga korban mungkin tidak tahu siapa yang pelaku sebenarnya. Anonimitas intimidasi daring ini, dan menimbulkan kerugian emosional pada siapa pun, di mana saja, kapan saja serta bisa sulit untuk dicegah,” terang Alcera dikutip dari Tapinto Middletown, 16 Agustus 2020.

Menurut Alcera, efek dari cyberbullying bisa lebih buruk daripada bullying secara langsung. Sebab, para pelaku dapat melakukan tindakan melukai ke korbannya bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Selain itu, jejak digital korban yang disebarkan oleh pelaku juga sudah untuk dihapuskan. Dengan begitu, dampak yang dirasakan oleh korban bisa berlangsung sangat lama dan sulit untuk dipulihkan.

Korban umumnya akan mengalami perubahan pada perilaku karena efek dari cyberbullying. Perubahan mungkin tidak mudah terlihat pada masa awal, tetapi seiring berjalannya waktu mungkin akan terlihat dari satu atau lebih dari perubahan perilaku. Di antaranya, korban sering mengurung dirinya di kamar, menarik diri dari lingkungan sosial, emosional, nilai akademis turun, dan perubahan lainnya.

Advertising
Advertising

Bahkan, sebuah penelitian dari Universitas Swansea pada 2018 menunjukkan anak-anak dan remaja di bawah 25 tahun yang menjadi korban cyberbullying berpotensi lebih dari dua kali akan melukai diri sendiri. Penelitian juga menunjukkan bahwa korban berisiko sangat tinggi untuk melakukan percobaan bunuh diri.

Salah satu peneliti yang terlibat di dalamnya, Ann John, menegaskan pencegahan perilaku cyberbullying harus dimasukkan dalam kebijakan di institusi pendidikan. "Pencegahan dan intervensi bunuh diri sangat penting dalam program anti-intimidasi yang komprehensif dan harus menggabungkan pendekatan seluruh sekolah untuk memasukkan peningkatan kesadaran dan pelatihan untuk staf dan siswa,” ujarnya dilansir dari Science Daily.

HARIS SETYAWAN

Baca juga: Cyberbullying Lebih Kejam dari Perundungan Fisik, Ini Sebabnya

Berita terkait

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

39 menit lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Keluarga Akui Tak Tahu Detail Masalah Pribadi yang Diduga Sebabkan Brigadir RA Tewas

12 jam lalu

Keluarga Akui Tak Tahu Detail Masalah Pribadi yang Diduga Sebabkan Brigadir RA Tewas

Keluarga Brigadir RA masih menunggu hasil pemeriksaan ponsel oleh penyidik Polres Jakarta Selatan

Baca Selengkapnya

Penyidikan Kematian Brigadir RA Disetop, Ini Kata Kapolri

12 jam lalu

Penyidikan Kematian Brigadir RA Disetop, Ini Kata Kapolri

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merespons perihal penghentian penyidikan kasus kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi atau Brigadir RA

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

14 jam lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Cerita Sepupu saat Memandikan Jenazah Brigadir RA

14 jam lalu

Cerita Sepupu saat Memandikan Jenazah Brigadir RA

Sepupu Brigadir Ridhal Ali Tomi (Brigadir RA), Rudi Dagong, bercerita saat dia memeriksa jenazah hingga memandikannya

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

14 jam lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

19 jam lalu

Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

Jenazah Brigadir RA dijemput tiga perwakilan keluarga dan komandannya di Polresta Manado.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

22 jam lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

1 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kapolri Pertimbangkan Lanjutkan Pemeriksaan Kematian Brigadir RA, meski Polres Jaksel Resmi Sebut Bunuh Diri

1 hari lalu

Kapolri Pertimbangkan Lanjutkan Pemeriksaan Kematian Brigadir RA, meski Polres Jaksel Resmi Sebut Bunuh Diri

Kapolri menyatakan polisi masih terus mendalami motif Brigadir RA nekat menghabisi nyawanya dalam mobil Alphard hitam di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya