Waspadai Infeksi Telinga Tengah pada Anak, Cek Gejalanya

Reporter

Antara

Senin, 28 Maret 2022 17:56 WIB

ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Vonny Ingkiriwang, mengatakan salah satu gejala yang bisa dikenali saat anak terkena infeksi telinga tengah adalah rasa nyeri saat bagian tubuh itu tersenggol.

"Kalau ibu membantu anaknya, misalnya mengganti pakaian, misalnya memakai kaus, kita suka buka, angkat atas kausnya tersenggol telinga, anak akan berteriak, menangis karena kesakitan," ujar dokter yang berpraktik di RS Medistra itu.

Vonny mengatakan saat menyentuh bagian telinga yang terasa nyeri bagi anak, Anda bisa tahu ada sesuatu di telinga anak dan penyebab terseringnya karena infeksi telinga tengah atau disebut dengan otitis media. Nyeri menandakan kondisi anak sudah masuk ke kronis.

"Pada saat awal otitis media ini terjadi, infeksi di dalam telinga tengah, jadi kalau kita melihat membrannya itu menggembung dan dikatakan kondisi ini akut. Tapi, suatu saat membran itu akan pecah dan keluarlah cairan berupa nanah, ini sudah dikatakan ke arah kronis," jelasnya.

Pada kondisi yang sudah kronis, penanganannya dilakukan atas petunjuk dokter. Selain nyeri, gejala otitis media juga mencakup wajah anak yang terlihat kesakitan atau seperti mengantuk, demam tetapi tidak jelas penyebabnya karena anak tak mengalami batuk atau pilek, misalnya.

Advertising
Advertising

Dari sisi faktor risiko, dikutip dari Mayo Clinic, infeksi telinga antara lain usia. Anak-anak usia 6 bulan-2 tahun lebih rentan terhadap infeksi telinga karena ukuran dan bentuk saluran eustachius dan sistem kekebalan masih berkembang. Anak-anak yang dirawat dalam pengaturan kelompok lebih mungkin terkena pilek dan infeksi telinga daripada yang tinggal di rumah. Anak-anak dalam kelompok pengaturan terkena lebih banyak infeksi, seperti flu biasa.

Selain itu, bayi yang minum dari botol, terutama saat berbaring, cenderung lebih sering mengalami infeksi telinga daripada yang diberi ASI. Aspek lingkungan seperti paparan asap tembakau atau polusi udara tingkat tinggi juga dapat meningkatkan risiko infeksi telinga. Faktor lain yakni perbedaan struktur tulang dan otot pada anak-anak yang memiliki celah langit-langit dapat membuat saluran eustachius lebih sulit untuk mengalir.

Sebagian besar infeksi telinga tidak menyebabkan komplikasi jangka panjang. Tetapi, infeksi telinga yang terjadi berulang kali dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti gangguan pendengaran, keterlambatan bicara atau perkembangan, penyebaran infeksi, dan robeknya gendang telinga.

Baca juga: Kotoran Telinga Juga Lapisan Pelindung yang Mencegah Infeksi

Berita terkait

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

3 jam lalu

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

Bisakah penyakit Lyme akibat gigitan serangga disembuhkan? Tentu saja asal tak terlambat diobati karena komplikasinya beragam.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

3 hari lalu

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

Baca Selengkapnya

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

6 hari lalu

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

Menjaga kebersihan tangan merupakan upaya mencegah berbagai penyakit infeksi dan bagian dari cara hidup sehat. Ini cara yang dianjurkan.

Baca Selengkapnya

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

7 hari lalu

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda

Baca Selengkapnya

Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

9 hari lalu

Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

Terapi ikan bisa menghilangkan sel kulit mati, namun dapat berbahaya jika kebersihan kolam tidak terjaga.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

19 hari lalu

Guru Besar FKUI Minta Waspadai Penyakit Kronis yang Bisa Kumat di Masa Lebaran

Masyarakat diminta mewaspadai penyakit kronis yang bisa timbul kembali di masa Lebaran karena tidak dikontrol seperti saat berpuasa.

Baca Selengkapnya

WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

21 hari lalu

WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

Hepatitis B menyebabkan 83 persen kematian dan hepatitis C menyumbang 17 persen di dunia.

Baca Selengkapnya

Dokter THT Ingatkan Gangguan Pendengaran Akibat Pakai Headphone

25 hari lalu

Dokter THT Ingatkan Gangguan Pendengaran Akibat Pakai Headphone

Dokter THT menjelaskan kebiasaan mendengarkan musik dengan suara keras menggunakan earphone dapat memicu gangguan pendengaran.

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

26 hari lalu

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

Baca Selengkapnya

Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

27 hari lalu

Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

Flu Singapura merupakan infeksi yang diakibatkan oleh virus. Penyakit ini sering menjangkiti anak-anak, terutama di bawah 7 tahun.

Baca Selengkapnya