Bruce Willis Mengidap Afasia, Apa Itu Afasia
Reporter
Tempo.co
Editor
Rini Kustiani
Kamis, 31 Maret 2022 16:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini istri Bruce Willis, Emma Heming mengumumkan suaminya akan pensiun dari dunia akting. Emma Heming mengatakan Bruce Willis mengidap penyakit afasia yang membuatnya meninggalkan kariernya di dunia hiburan.
Afasia atau aphasia adalah gangguan komunikasi akibat kerusakan otak pada satu atau lebih area otak yang mengontrol bahasa. Kondisi ini dapat mengganggu komunikasi verbal yang tampak dengan mencampuradukkan kata-kata saat berbicara, komunikasi tertulis, atau keduanya. Afasia dapat memicu masalah dalam kemampuan membaca, menulis, berbicara, mendengar, dan memahami percakapan.
Ada beberapa jenis afasia, tergantung bagian otak yang mengalami kerusakan. Menurut Asosiasi Afasia Amerika Serikat, penyakit ini mempengaruhi sekitar 2 juta orang di sana. Berikut beberapa gejala umum kondisi aphasia:
- Berbicara dalam kalimat atau frasa yang pendek dan tidak lengkap
- Berbicara dalam kalimat yang sulit dimengerti
- Menggunakan kata-kata yang salah
- Urutan kata-kata yang keliru
Kondisi afasia dapat terjadi karena tumor otak, infeksi, demensia, penyakit degeneratif, cedera kepala, stroke, atau gangguan neurologis lainnya. Stroke adalah penyebab paling umum dari afasia. Menurut National Aphasia Association, afasia terjadi pada 25 hingga 40 persen orang yang pernah mengalami stroke. Afasia dapat mempengaruhi orang-orang dari segala usia, termasuk anak-anak. Namun mayoritas orang yang mengidap afasia berusia paruh baya atau lebih tua.
Berikut tipe afasia:
- Afasia Global
Afasia global adalah jenis afasia yang paling parah dan biasanya disebabkan oleh kerusakan besar pada bagian depan dan belakang sisi kiri otak. Orang dengan afasia jenis ini biasanya memiliki masalah dalam mengucapkan kata-kata, memahami percakapan, tidak mampu membaca dan menulis. - Afasia Broca
Afasia Broca disebut juga afasia tidak lancar karena kesulitan bicara. Biasanya, afasia Broca melibatkan kerusakan pada area frontal kiri otak. Orang dengan afasia jenis ini biasanya masih mampu bicara dalam kalimat yang pendek dan tidak lengkap, dapat menyampaikan pesan inti, tetapi mungkin kehilangan beberapa kata, kemampuan terbatas dalam memahami apa yang orang lain sampaikan, frustrasi karena orang lain tidak dapat memahaminya, mengalami kelemahan atau kelumpuhan di sisi kanan tubuh. - Afasia Wernicke
Afasia Wernicke umumnya melibatkan kerusakan pada sisi kiri tengah otak. Orang dengan afasia jenis ini dapat berbicara, tetapi mengalami kesulitan memahami ketika orang lain berbicara. Pengidap afasia wernicke kesulitan memahami dan menggunakan bahasa dengan benar, cenderung bicara dengan kalimat panjang dan kompleks yang tidak bermakna termasuk menyampaikan kata-kata yang salah, tidak menyadari bahwa orang lain tidak dapat memahaminya, gangguan membaca dan menulis. - Afasia Anomic
Ciri utama dari pola afasia ini adalah kesulitan menemukan kata-kata yang ingin disampaikan, terutama kata benda dan kata kerja. Orang dengan afasia anomik biasanya dapat berbicara dengan baik, tetapi ucapan mereka biasanya penuh dengan ekspresi frustrasi. Pengidap afasia anomic dapat memahami ucapan orang lain dengan baik, mampu membaca dengan baik, namun kesulitan dalam menemukan kata-kata.
Berikut tips berkomunikasi dengan pasien afasia:
- Minimalkan atau hilangkan suara bising saat bicara dengan mereka
- Ucapkan kata-kata sederhana dengan tegas dan jelas
- Beri kesempatan pengidap afasia untuk bicara. Jangan memotong saat mereka hendak mengucapkan sesuatu. Biarkan mereka menyelesaikan kalimatnya.
- Gunakan gerakan, gambar, atau catatan tertulis untuk membantu komunikasi.
FADHILAH PRILIA | HEALTHLINE
Baca juga:
Demi Moore Tunjukkan Dukungan untuk Bruce Willis yang Mengalami Afasia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.