Pertolongan Pertama Jika Terkena Malaria, Ketahui Pula Gejalanya

Reporter

Tempo.co

Senin, 25 April 2022 19:01 WIB

Pemanasan Global Dorong Malaria ke Dataran Tinggi

TEMPO.CO, Jakarta - Malaria adalah penyakit infeksi yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penderitanya akan mengeluhkan gejala demam dan menggigil. Jumlah penderita malaria di Indonesia cenderung mengalami penurunan, namun beberapa wilayah di Indonesia timur masih banyak yang menderita malaria.

Penyakit malaria bisa sembuh secara total jika ditangani dengan tepat. Namun, jika tidak segera ditangani, penyakit ini bisa berakibat fatal. Bahkan malaria bisa menyebabkan gagal ginjal, anemia berat, hingga kematian.

Gejala malaria setidaknya muncul dalam kurun waktu 10 hingga 15 hari pasca tergigit nyamuk Anopheles atau yang terinfeksi. Melansir dari kanal Rumah Sakit Soewandhi Surabaya, gejala yang ditimbulkan di antaranya:

  • Demam
  • Menggigil
  • Sakit kepala
  • Berkeringat banyak
  • Lemas
  • Pegal linu
  • Gejala anemia atau kurang darah
  • Mual atau muntah

Penanganan pertama yang harus dilakukan setelah seseorang merasakan gejala malaria adalah melakukan pemeriksaan fisik dan tes diagnostik instan melalui RDT (Rapid Diagnostic Test). RDT mampu mendeteksi keberadaan dan jenis parasit penyebab malaria. Hasil RDT juga penting untuk menentukan jenis pengobatan anti malaria yang diberikan kepada pasien.

Pengobatan Pasien Malaria

Advertising
Advertising

Penanganan diberikan sesuai dengan jenis malaria, tingkat keparahan gejala, dan kondisi pasien. Pengobatan untuk malaria ringan yang disebabkan oleh plasmodium vivax penderita akan diberikan obat rawat jalan berupa ACT atau chloroquine. Untuk mencegah malaria kambuh, pasien akan dibekali dengan obat primaquine.

Sementara untuk jenis malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum dengan derajat gejala sedang, pasien akan dirawat di ruang non ICU. Sedangkan bagi pasien dengan derajat gejala berat akan dirawat di ICU dan diberikan obat melalui suntikan selama 24 jam pertama.

Mengutip dari CDC, seseorang dapat tertular malaria ketika berkunjung ke wilayah yang masih banyak terdapat penderita malaria. Bahkan, seorang ibu yang terinfeksi malaria dapat menularkan malaria kepada bayinya sebelum atau selama persalinan.

Untuk mencegah penyakit malaria, Anda perlu membersihkan area kotor dan kumuh tempat nyamuk malaria bersarang. Berbagai tips lainnya bisa Anda lakukan seperti misalnya menggunakan kelambu saat tidur, menghindari meletakkan pakaian basah dan kotor, dan lakukan langkah 3M (Menguras penampungan air, Mengubur barang bekas, dan Mendaur ulang barang bekas).

RISMA DAMAYANTI

Baca: Indonesia Targetkan 2030 Bebas Malaria, ini Strategi Kementerian Kesehatan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

4 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

4 hari lalu

Hindari Paracetamol Sambil Minum Kopi, Ini Efek yang Ditimbulkannya

Seseorang perlu waspada agar tidak mengonsumsi paracetamol bersamaan dengan minum kopi. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

4 hari lalu

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

5 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

5 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

10 hari lalu

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

13 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

13 hari lalu

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

Baca Selengkapnya

Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

23 hari lalu

Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau flu Singapura yang menyerang selama libur Lebaran 2024 sebabkan komplikasi penyakit lain. Ini pencegahannya

Baca Selengkapnya