Kaitan COVID-19 Parah dan Masalah Kognitif

Reporter

Antara

Jumat, 6 Mei 2022 09:13 WIB

Aktivitas pasien Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis, 17 Maret 2022. Saat ini jumlah pasien sebanyak 998 dengan BOR mencapai 12 persen. TEMPO/Subekti.'

TEMPO.CO, Jakarta - Tingkat keparahan COVID-19 memiliki hubungan dengan penurunan kognitif pasien. Semakin parah kondisi pasien, semakin buruk masalah kognitif yang dialami, ungkap penelitian di Inggris dan dipublikasikan secara online di jurnal eClinicalMedicine pada 28 April 2022.

Dikutip dari LiveScience, penelitian ini melibatkan kurang dari 50 pasien COVID-19 dan memperkuat studi-studi sebelumnya yang menunjukkan infeksi virus corona meninggalkan dampak bertahan lama pada otak. Sebelumnya, sebuah studi 2021 memperlihatkan mereka yang mengalami long COVID mengalami berbagai gejala selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah infeksi awal, termasuk kesulitan berpikir, sakit kepala, dan kehilangan kesadaran, indera penciuman atau perasa.

Gejala yang berkepanjangan ini tidak hanya dialami oleh yang terinfeksi COVID-19 parah tetapi juga orang dengan gejala ringan. Baru-baru ini, sebuah penelitian menemukan pola penyusutan otak yang berbeda pada ratusan penyintas COVID-19 dan ada kemungkinan atrofi abnormal ini dapat berkontribusi pada defisit kognitif.

Studi baru di Inggris juga menyoroti kasus COVID-19 parah sehingga pasien memerlukan rawat inap. Peneliti mempelajari bagaimana pasien menjalani tes kognitif sekitar 6-10 bulan ke depan. Peneliti lalu membandingkannya dengan orang yang tidak pernah terkena COVID-19.

Penelitian ini melibatkan 46 orang yang menerima perawatan kritis untuk COVID-19 di Addenbrooke's Hospital di Cambridge, Inggris, pada 10 Maret dan 31 Juli 2020. Partisipan berusia 28-83 tahun. Sebanyak 16 orang dari pasien ini menggunakan ventilator dan 14 di antaranya butuh dukungan medis akibat kegagalan beberapa organ.

Advertising
Advertising

Para peneliti membandingkan ke-46 pasien ini dengan 460 orang dengan usia dan demografi yang sama dan sebelumnya tidak terkena COVID-19. Semua partisipan diminta menyelesaikan delapan tes kognitif melalui Cognitron, platform pengujian yang dikembangkan oleh Imperial College London. Hasilnya, dibandingkan dengan kelompok kontrol, pasien COVID-19 menunjukkan konsistensi akurasi yang berkurang dan waktu pemrosesan yang lebih lambat pada tes meskipun tingkat ketidakakuratan dan kelambatan bervariasi antartugas.

Kemudian, kelompok COVID-19 menunjukkan defisit paling signifikan pada tugas analogi verbal, di mana mereka diminta untuk menyelesaikan analogi. Mereka juga menunjukkan akurasi dan kecepatan yang lebih buruk pada tugas spasial, yakni kala mereka diminta untuk memanipulasi bentuk 2D dalam pikiran untuk memecahkan teka-teki.

Tingkat keparahan penurunan ini bervariasi antara masing-masing pasien, tergantung pada tingkat keparahan infeksi awal. Ini artinya, penurunan kognitif yang lebih buruk dialami pasien yang membutuhkan ventilator dan masalah organ.

"Kami menyimpulkan setiap pemulihan kognitif kemungkinan besar akan lambat. Penting juga untuk mempertimbangkan pemulihan kognitif dapat bervariasi antarindividu, tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan dasar-dasar neurologis atau psikologis, yang kemungkinan kompleks," kata peneliti.

Para peneliti berharap studi semacam ini akan memungkinkan mereka untuk memahami mekanisme di balik penurunan kognitif, dan mungkin mencegah atau mengobatinya, demikian harapan penulis senior studi sekaligus profesor di Universitas Cambridge, David Menon, kepada The Guardian.

Baca juga: Waspadai Risiko Kerusakan Paru-paru pada Pasien Pasca COVID-19

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

17 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

23 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

15 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya